XL Axiata Bayar Utang Usai Raup Rp 5 Triliun dari Rights Issue

PT XL Axiata Tbk (EXCL) membayar utang pada Desember 2022 dan awal Januari 2023 usai terima dana Rp 5 triliun dari rights issue.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Jan 2023, 13:46 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2023, 13:46 WIB
XL Axiata
Ilustrasi XL Axiata (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil meraih dana Rp 5 triliun dari penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu III (PMHMETD III) atau rights issue. 

Direktur & Chief Finance Officer XL Axiata, Budi Pramantika mengatakan, rights issue tersebut akan memperkuat struktur permodalan perusahaan, termasuk melakukan pembayaran terhadap keseluruhan atau sebagian dari utang perusahaan. 

Dengan pelaksanaan rights issue yang tepat waktu ini, XL Axiata mampu membayar utang perusahaan lebih yang dilakukan pada periode Desember 2022 dan awal Januari 2023.

"Rights issue yang kami laksanakan telah berhasil sesuai dengan rencana. Selain tepat waktu, juga berhasil menghimpun dana Rp 5 triliun. Dana tersebut juga telah kami pergunakan untuk membayar lebih awal atas utang-utang perusahaan sehingga struktur permodalan menjadi lebih kuat karena dengan pembayaran hutang lebih awal tersebut berpotensi untuk bisa mengurangi beban biaya bunga hingga sekitar Rp 300 milliar pada 2023 ini," kata Budi dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (20/1/2023).

Sementara itu, Budi juga merincikan utang yang sudah dibayar XL pada Desember 2022 dan Januari 2023, antara lain MUFG Bank. Ltd senilai Rp 900 miliar pada 23 Desember 2022.

XL juga membayar utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,2 triliun dan Rp 900 miliar pada 27 Desember 2022. Kemudian, pada 3 Januari 2023, XL melunasi utang terhadap PT Bank UOB Indonesia senilai Rp 360 miliar dan PT Bank Permata Tbk sebanyak Rp 1,64 triliun.

Sebagai catatan, pada Desember 2022 lalu, XL telah melaksanakan right issue dengan menerbitkan 2.403.755.889 lembar saham baru. Jumlah saham ini setara dengan 18,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaansetelah PMHMETD III ini dengan nilai nominal Rp 100 per saham. 

Harga pelaksanaan right issue ini sebesar Rp 2.080 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima XL Axiata mencapai Rp 4,99 triliun.

Lebih lanjut, rights issue ini diperdagangkan baik di dalam maupun di luar Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai 20 Desember 2022 sampai dengan 26 Desember 2022.

Rights Issue, XL Axiata Tetapkan Harga Pelaksanaan Rp 2.080 per Saham

XL Axiata
XL Axiata mengumumkan kerja sama bidang cloud dengan Google Cloud (Foto: XL Axiata)

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III atau rights issue.

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak 2.403.755.889 lembar saham baru atau sebesar 18,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/12/2022), perseroan mematok harga pelaksanaan sebesar Rp 2.080 per saham.

Dengan demikian, perseroan akan meraup dana segar Rp 4,99 triliun. Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (AII) sebagai pemegang saham utama dan pemilik 6.559.247.263 lembar saham dalam perseroan, akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya dengan jumlah sebesar Rp 3,07 triliun atau 1.477.929.593 saham.

Sementara dalam kapasitasnya sebagai pembeli siaga, AII akan membeli sisa saham baru yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham XL Axiatalainnya dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,93 triliun atau dengan jumlah sebanyak-banyaknya 925.826.296 saham.

Aksi PMHMETD ini telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 10 Agustus 2022. Catatan saja, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam PMHMETD III akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) yaitu maksimum sebesar 18,31 persen.

 

Dana Hasil Rights Issue

Teknisi XL Axiata mempersiapkan peningkatan kualitas jaringan XL Axiata di area sekitar Sirkuit Formula E Jakarta
XL Axiata akan menghadirkan layanan 5G di frekuensi 3,5GHz untuk mendukung perlaksanaan ajang balap Formula E Jakarta. Selain itu, XL Axiata juga meningkatkan kapasitas jaringan XL menjadi 2-3 kali lipat. (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Seluruh dana hasil PMHMETD III, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban perseroan, akan digunakan untuk melunasi sebagian utang perseroan.

Jadwal HMETD:

Tanggal efektif: 6 Desember 2022

Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right) di

- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 14 Desember 2022

- Pasar tunai: 16 Desember 2022

Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) di

- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 15 Desember 2022

- Pasar tunai: 19 Desember 2022 Tanggal pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD: 16 Desember 2022

Tanggal distribusi HMETD: 19 Desember 2022

Tanggal awal perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 10 Desember 2022

Tanggal awal penyerahan saham Baru hasil pelaksanaan HMETD: 22 Desember 2022

Tanggal akhir perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 26 Desember 2022

Tanggal akhir penyerahan saham baru hasil pelaksanaan HMETD: 28 Desember 2022

Tanggal akhir pembayaran pemesanan pembelian saham tambahan: 28 Desember 2022

Tanggal penjatahan pemesanan pembelian saham tambahan: 29 Desember 2022

Tanggal pengembalian kelebihan uang pemesanan pembelian Saham Tambahan yang tidak terpenuhi: 30 Desember 2022

Tanggal pembeli siaga melaksanakan kewajibannya: 30 Desember 2022

 

 

Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengantongi pendapatan sebesar Rp 21,29 triliun untuk periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Raihan itu naik 9,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,9 triliun.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan beban pendapatan menjadi Rp 18,58 triliun dari Rp 16,84 triliun pada September 2021.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/11/2022), pada periode ini perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 1,89 triliun, penghasilan keuangan Rp 55,4 miliar, dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 9,63 miliar.

Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 988,77 miliar. Laba itu turun 3,46 persen dibandingkan posisi September 2021 sebesar Rp 1,02 triliun.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 81,68 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,96 triliun dan aset tidak lancar Rp 72,71 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 60,96 triliun, naik dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 52,66 triliun.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 25,06 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 35,9 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 20,71 triliun, naik dari Rp 20,08 triliun pada Desember 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya