Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street pada perdagangan saham Jumat, 20 Januari 2023. Wall street reli jelang akhir pekan sehingga mengakhiri pekan ini dengan kuat setelah sempat kehilangan momentum reli Januari 2023.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 330,93 poin atau 1 persen ke posisi 33.375,49. Indeks S&P 500 naik 1,89 persen ke posisi 3.972,61. Indeks acuan tersebut mengakhiri penurunan beruntun dalam tiga hari. Sementara itu, indeks Nasdaq melonjak 2,66 persen ke posisi 11.140,43. Penguatan indeks Nasdaq didukung saham Netflix dan Alphabet.
Baca Juga
Pada pekan ini, indeks Nasdaq melonjak dan membukukan kenaikan 0,55 persen, dan mencatat kinerja minggua positif selama tiga minggu berturut-turut. Indeks Dow Jones melemah 2,7 persen dan indeks S&P membukukan penurunan 0,66 persen. Dua indeks acuan itu mematahkan rekor penguatan beruntun dalam dua minggu berturut-turut. Pada 2023, rata-rata indeks acuan berada d wilayah positif.
Advertisement
"Kami mengalami reaksi lebih emosional dari yang diperkirakan. Banyak orang menjadi sangat pesimistis dan kami melihat gerakan untuk memulai tahun ini. Sekarang seperti yang diharapkan pasar tidak berada dalam garis lurus,” ujar Pendiri dan CEO KKM Financial, Jeff Kilburg, seperti dikutip dari laman CNBC, Sabtu (21/1/2023).
Ia mengatakan, pihaknya menemukan cara untuk terus bergerak dan memiliki titik terendah lebih tinggi. “Secara teknikal masih mendukung penurunan dan aksi jual,” ujar dia.
Adapun investor terus memantau laporan laba dan saham teknologi kapitalisasi besar memimpin pasar lebih tinggi.
Investor Pantau Laporan Keuangan
Saham Netflix naik sekitar 8,5 persen setelah mengunggah lebih banyak pelanggan dari yang diharapkan meski laba kuartalan meleset dari perkiraan analis. Saham Alphabet naik lebih dari 5 persen setelah perusahaan mengumumkan akan memberhentikan 12.000 karyawan.
“Anda melihat lebih banyak bobot masuk ke beberapa teknologi using dan karena orang menjadi lebih sedikit memikirkan peluang dalam koreksi teknologi pada 2022,” tutur Kilburg.
Chief US Equity Strategist JPMorgan, Dubravko Lakos-Bujas menuturkan, kabar buruk baru-baru ini menjadi kabar baik untuk pasar saham, tetapi itu tidak akan terjadi lagi. “Akhir-akhir ini, saham mengabaikan berita ekonomi yang buruk dan meningkat karena data ekonomi yang lebih lemah dan imbal hasil yang lebih rendah,” ujar Lakos-Bujas.
Ia tidak melihat hubungan ini bertahan dan mengharapkan panduan lebih lemah untuk menekan saham. Sejumlah pihak menilai, saham dapat menuju posisi lebih rendah karena perusahaan akan menurunkan pandian seiring inflasi dan ekonomi yang melambat mempengaruhi keuntungan.
Advertisement
Pandangan Analis Terkait Saham Netflix
Saham Ralph Lauren naik hampir dua persen setelah rekomendasi menjadi overweight dari peringkat bobot yang sama oleh analis di Barcyals. “Ralph Lauren dalam pandangan kami harus dapat mempertahankan harga lebih tinggi dengan mengarahkan transaksi melalui produk yang menarik serta meningkatkan publisitas dengan mitra merek yang relevan,” ujar Analis Paul Kearney.
Sementara itu, saham Netflix melonjak lebih dari 6 persen. Saham Netflix mengumumkan pertumbuhan pelanggan yang mengejutkan analis dan menebus kehilangan laba yang besar. Namun, beberapa analis mengatakan masih terlalu dini untuk membeli saham Netflix.
“Dari sudut pandang penilaian, kami khawatir kalau kelipatan NFLX terlalu tinggi karena pertumbuhannya terutama bergantung pada kenaikan harga. Artinya, sub-iklan telah melambat setiap kuartal selama enam kuartal terakhir, mencapai pertumbuhan 4 persen pada kuartal IV 2022,” ujar Analis Needham Laura Martin.
Di sisi lain, pemutuhan hubungan kerja (PHK) di Google terjadi dua hari setelah Amazon memulai gelombang baru PHK yang mempengaruhi lebih dari 18.000 orang dan Microsoft mengumumkan rencana memberhentikan 10.000 pekerja. Analis Dan Ives dari Wedbush Securities menuturkan, lebih banyak PHK teknologi akan menjadi tema selama musim laporan laba tetapi juga akan mendorong penguatan saham teknologi.
“Pendekatan kami 2023 jauh lebih opportunity untuk sektor teknologi karena ketidakpastian iklim makro jangka pendek ini mengarah pada siklus pertumbuhan berikutnya selama beberapa tahun mendatang yang dimulai sekarang,” ujar dia.
Ia mengatakan, pemangkasan jumlah karyawan untuk sektor teknologi merupakan langkah besar pertama untuk stabilkan saham.