Intip Sederet Ekspansi Bisnis Indika Energy dari Kendaraan Listrik hingga Distribusi Alat Kesehatan

PT Indika Energy Tbk (INDY) mengatakan masuk ke sektor kesehatan karena berkaitan dengan kemanusiaan dan memerlukan kerja sama seluruh pihak.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Jan 2023, 05:42 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2023, 05:42 WIB
PT Indika Energy Tbk (INDY) (Foto: PT Indika Energy Tbk)
Selain garap sektor energi, PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan diversifikasi usaha ke sektor non batu bara termasuk sektor kesehatan. (Foto: PT Indika Energy Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana menyeimbangkan porsi pendapatan batu bara dan non batu bara masing-masing 50 persen. Untuk mencapai target tersebut, Indika Energymenjajaki berbagai diversifikasi bisnis.

Teranyar, perusahaan mencoba peruntungan pada bisnis sektor kesehatan. Perseroan melalui anak-anak usahanya, PT Bioneer Indika Group (BIG) dan PT Indika Medika Nusantara (IMAN) telah mendirikan perusahaan bernama PT Bioneer Indika Diagnostik (BID). BID akan menjalankan kegiatan usaha di bidang distribusi alat kesehatan.

"Pendirian anak usaha baru ini merupakan bagian dari ekspansi dan diversifikasi yang dilakukan Indika Energy,” kata Direktur Utama Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid kepada Liputan6.com, ditulis Jumat (27/1/2023).

Menurut dia, kesehatan adalah masalah kemanusiaan dan memerlukan kerja sama seluruh pihak dalam mengatasinya. Sehingga Indika Energy ingin turut serta mengembangkan sektor kesehatan di tanah air untuk memperluas aksesnya bagi masyarakat.

Hal ini juga dilakukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Secepatnya, lini bisnis ini diharapkan segera berkontribusi pada pendapatan perseroan.

"Sektor kesehatan diharapkan dapat berkontribusi secepatnya terhadap pendapatan Perseroan. Ke depannya, Indika Energy akan terus meningkatkan diversifikasi usaha ke berbagai sektor non-batu bara,” imbuh dia.

Ini bukan kali pertama Indika energy melakukan diversifikasi usaha. Tahun lalu, perseroan melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Mineral (PIM) pada 26 September 2022.

 

Ekspansi ke Tambang Bauksit

Ilustrasi Bauksit. Foto: Kementerian ESDM
Ilustrasi Bauksit. Pemerintah menghentikan ekspor bijih bauksit pada Juni 2023. Foto: Kementerian ESDM

Unit usaha ini difokuskan untuk kegiatan produksi. Ke depan, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk membangun smelter untuk garap potensi bauksit dari hulu hingga hilir.

PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter. Adapun dalam penambangan bauksit, PIM telah bermitra dengan Petrosea dan tidak ada perubahan usai akuisisi.

Pada Desember 2021, PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan perolehan kontrak senilai USD 100 juta untuk proyek bauksit dengan jangka waktu 5 tahun. DIketahui, pihak-pihak yang melakukan kontrak dengan Petrosea adalah PT Mekko Metal Mining sebagai klien dan PT Perkasa Investama Mineral sebagai penanggung dari pihak klien.

Kendaraan Listrik dan Portofolio Hijau

Motor listrik Alva One (Arief A/Liputan6.com)
Motor listrik Alva One (Arief A/Liputan6.com)

INDY bersama anak perusahaannya PT Indika Energy Infrastructure mendirikan perusahaan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) pada 5 April 2021. Perusahaan ini bergerak di sektor kendaraan listrik. Total investasi untuk pendirian anak usaha itu senilai Rp 40 miliar dengan komposisi PT Indika Energy Tbk sebesar Rp 39,99 miliar dan PT Indika Energy Infrastructure sebesar Rp 1 juta.

Pada Mret 2022, perseroan bersama-sama anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni PT Indika Energy Infrastructure, telah mendirikan perusahaan dengan nama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). Ada tiga maksud, tujuan, serta kegiatan usaha Solusi Mobilitas Indonesia.

Pertama, melakukan kegiatan industri sepeda motor roda dua. Kedua, melakukan perdagangan besar sepeda motor dan suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya. Ketiga, melakukan jasa konsultasi manajemen. Langkah ini sekaligus menjadi portfolio hijau Indika Energy menuju net zero emission pada 2050. Sehingga perseroan melakukan diversifikasi portofolio pada lini bisnis berkelanjutan.

Pada 22 September 2022, perseroan melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd.

Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM). Selain itu, perseroan juga menginisiasi green business solar power dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).

Yakni usaha patungan yang diprakarsai Indika Energy dengan Fourth Partner Energy (4PEL), pengembang tenaga surya terkemuka di India. Perusahaan patungan ini fokus menyediakan platform solusi energi terbarukan satu atap untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.

 

 

Indika Energy Kuasai 46 Persen Saham Produsen Minyak Atsiri

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya, PT Indika Multi Properti (IMP) akuisisi 46 persen saham PT Natura Aromatik Nusantara (NAN), perseroan terbatas yang bergerak di bidang industri minyak atsiri pada 19 Januari 2023.

Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramon menjelaskan, penyertaan saham dilakukan oleh Indika Multi Properti dalam bentuk pengambilan saham-saham baru yang dikeluarkan oleh  Natura Aromatik Nusantara dan pembelian saham dari pemegang saham saat ini, dengan total keseluruhan nilai transaksi sebesar Rp179,61 miliar.

"Setelah penyertaan saham berlaku efektif, maka Indika Multi Properti akan memiliki sejumlah 46 persen saham Natura Aromatik Nusantara," tulis Adi dalam keterbukaan informasi, ditulis Rabu (25/1/2023).

Penyertaan saham ini telah dinyatakan dalam suatu akta notarial nomor 30 tertanggal 19 Januari 2023.Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) dengan nomor AHU-0004013.AH.01.02.Tahun 2023 tertanggal 20 Januari 2023 dan pemberitahuan kepada Menkumham telah diterima berdasarkan keputusan Menkumham No. AHU-AH.01.03-0010795 dan No. AHU-AH.01.09-0027597 tertanggal 20 Januari 2023.

Adi Pramono mengatakan, akuisisi ini menjadi langkah strategis Indika Energy secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke industri minyak atsiri, di Indonesia.

"Penyertaan saham ini merupakan langkah strategis Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke industri minyak atsiri, di Indonesia," kata dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya