Bursa Asia Bervariasi, Investor Menunggu Laporan Pendapatan Big Tech

Alphabet, Microsoft, Amazon, dan Meta adalah beberapa nama dengan minat tinggi yang dijadwalkan untuk mengumumkan hasil mereka untuk kuartal pertama.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2023, 09:00 WIB
Bursa Asia
Bangunan tercermin di gedung perkantoran yang memuat papan kutipan elektronik yang menampilkan angka Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo di Tokyo pada 10 Maret 2022. Behrouz MEHRI / AFP

Liputan6.com, Jakarta Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan beragam mengikuti sesi serupa di Wall Street karena investor menantikan pendapatan perusahaan-perusahaan Big Tech akhir pekan ini.

Alphabet, Microsoft, Amazon, dan Meta adalah beberapa nama dengan minat tinggi yang dijadwalkan untuk mengumumkan hasil mereka untuk kuartal pertama.

Tercatat, pasar saham Jepang semuanya menguat, di mana Nikkei 225 naik 0,67 persen dan Topix naik 0,77 persen. Kospi Korea Selatan turun sedikit sementara Kosdaq merosot 0,43 persen.

Kenaikan terjadi setelah bank sentral negara itu mengumumkan PDB tumbuh 0,8 persen secara year on year pada kuartal pertama tahun ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong tampaknya akan dibuka lebih rendah, karena kontrak berjangka yang terkait dengan indeks berada di 19.844, lebih rendah dari penutupan terakhir di 19.959,94. Sementara Bursa Australia dan Selandia Baru tutup untuk liburan.

Dia mengatakan jika ini adalah pekan yang sangat sibuk. “Semua orang hanya menunggu penghasilan teknologi,” kata Chris Harvey, kepala strategi ekuitas di Wells Fargo Securities melansir laman CNBC, Selasa (25/4/2023).

 

Sebelumnya Wallstreet juga bergerak beragam di Amerika Serikat, dengan Nasdaq Composite tergelincir 0,29 persen, tetapi Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,2 persen dan S&P 500 ditutup 0,09 persen lebih tinggi.

Ahli strategi investasi Oppenheimer mengatakan, pertemuan Fed pada Mei mendatang akan menciptakan 'overhang' di pasar minggu ini. Meskipun pertemuan kebijakan Federal Reserve tidak berlangsung hingga minggu depan, Oppenheimer mengatakan pengetahuan bahwa hal itu akan terjadi dapat menambah volatilitas ke pasar minggu ini.

"Minggu ini dengan aktivitas musim pendapatan yang meningkat di berbagai sektor, kami mengharapkan antisipasi investor terhadap pertemuan FOMC Federal Reserve yang akan datang pada minggu pertama bulan Mei untuk menambah nada harian dan volatilitas pasar," kata John Stoltzfus, Kepala Strategi Investasi Oppenheimer.

 

Harapan ke Bank Sentral

Bursa Asia
Sebuah jalan tercermin di gedung perkantoran yang memuat papan kutipan elektronik yang menampilkan angka-angka Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo di Tokyo pada 10 Maret 2022.Behrouz MEHRI / AFP

Banyak pelaku pasar mengharapkan bank sentral untuk menerapkan kenaikan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan berikutnya.

Investor telah mengamati dengan cermat The Fed di tengah kekhawatiran bahwa kampanye kenaikan suku bunga sekarang dapat menyebabkan ekonomi mengalami perlambatan atau resesi.

"Penjepit ketidakpastian tetap sebagai penahan pasar mengenai berapa lama Fed akan terus menaikkan suku bunga dan apakah upayanya akan mendorong ekonomi ke dalam resesi atau tidak sebelum siklus kenaikan dana Fed saat ini berakhir," kata Stoltzfus.

Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Wall Street ditutup bergerak beragam dengan Nasdaq tergelincir di tengah penantian investor menunggu rilis laporan pendapatan perusahaan dari perusahaan teknologi besar dan data ekonomi baru. Indeks teknologi turun 0,29 persen menjadi ditutup pada 12.037,20.

Sementara Dow Jones Industrial Average berakhir naik 66,44 poin, atau 0,2 persen menjadi ditutup di posisi 33.875,40 poin. S&P 500 ditutup 0,09 persen lebih tinggi ke level 4.137,04.

Wall Street menantikan hasil pendapatan teknologi berkapitalisasi besar minggu ini yang akan menandai titik tengah musim pendapatan.

Alfabet, Microsoft, Amazon dan Meta adalah di antara nama-nama dengan minat tinggi yang dijadwalkan mengumumkan hasil mereka untuk kuartal pertama.

“Semua orang hanya menunggu penghasilan teknologi,” kata Chris Harvey, kepala strategi ekuitas di Wells Fargo Securities melansir laman CNBC.

“Ini adalah minggu yang sangat, sangat sibuk untuk mendapatkan penghasilan, jadi kami hanya berusaha keras.”

Tetapi, Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance menilai laporan keuangan saham-saham teknologi kemungkinan sulit bagi untuk naik setelah meningkat secara signifikan tahun ini.

Saham layanan komunikasi dan teknologi informasi dalam S&P 500 telah membukukan kenaikan terbesar tahun ini dari total 11 sektor indeks, masing-masing menambahkan lebih dari 19 persen dan 18 persen.

“Banyak kabar baik sudah ada,” kata Zaccarelli tentang saham teknologi. "Ini akan membutuhkan lebih banyak pendapatan teknologi minggu ini untuk benar-benar menggerakkan harga saham."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya