Pemilu 2024 Jadi Momen Angkat Kinerja Surya Citra Media

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) berharap momen pemilihan umum (Pemilu) 2024 dapat mendorong pertumbuhan belanja iklan di tengah tantangan makro ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jun 2023, 15:04 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2023, 15:04 WIB
Paparan publik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Rabu (14/6/2023). (Foto: Liputan6.com/Agustina M)
Paparan publik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Rabu (14/6/2023). (Foto: Liputan6.com/Agustina M)

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) berharap momen pemilihan umum (Pemilu) 2024 dapat mendorong pertumbuhan belanja iklan di tengah tantangan makro ekonomi.

Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono menuturkan, saat ini industri televisi hadapi tantangan makro ekonomi setelah pandemi COVID-19. Ini ditunjukkan dari konsumsi masyarakat yang hati-hati sehingga berdampak terhadap belanja iklan industri barang konsumsi. Sutanto mencontohkan, saat momen Ramadhan yang biasanya belanja iklan tinggi, tetapi relatif biasa pada 2023.

"Pascapandemi masyarakat melakukan kegiatan mudik secara full. Travelling jadi mahal dengan tiket pesawat mahal demikian juga hotel, ini menjadi prioritas masyarakat sehingga masyarakat tidak spending lebih di kebutuhan sehari-hari. Ini dinamika tahun ini," ujar dia saat paparan publik perseroan, Rabu (14/6/2023).

Selain itu, bisnis digital seperti e-commerce, edu tech yang melakukan ekspansi agresif dalam delapan tahun terakhir dengan kegiatan pemasaran mulai fokus untuk menghasilkan laba. Hal ini seiring permintaan investor untuk pelaku usaha bisnis digital ciptakan laba dan bukan lagi pertumbuhan.

"Ada perubahan animo investor sekarang ini tak lagi tuntut growth tapi profitabilitas sehingga mengubah melakukan ekspansi dan bagaimana mereka lakukan ekspansi salah satunya kurangi spending, kurangi pegawai terjadi pengurangan pegawai di mana-mana dan pengurangan marketing expenses. Biasanya expenses growth dominan kita terkena imbasnya," ujar dia.

Akan tetapi, pada 2023, menurut Sutanto kondisi makro ekonomi lebih dominan pengaruhi industri televisi. Hal ini seiring platform digital global juga alami penurunan pada kuartal I 2023.

"Saat ini digital juga ada saingan dengan influencer, hal dinamika terjadi tahun ini disebabkan kekuatan growth ekonomi kita, tetapi ini bukan pertama kali. Kalau melihat ke belakang momen tahun-tahun tertentu pressure penurunan, tetapi kita optimis siklus. Kita bicara soal pemilu mengharapkan jadi salah satu economy growth terjadi pertukaran di masyarakat," ujar dia.

 

Jangkauan Media Televisi

Paparan publik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Rabu (29/6/2022) (Foto: Liputan6.com/Agustina Melani)
Paparan publik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Rabu (29/6/2022) (Foto: Liputan6.com/Agustina Melani)

Ia berharap pemilu dapat berjalan aman dan sukses sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada investor untuk investasi pada 2024. Dengan demikian ekonomi dapat kembali pulih sehingga meningkatkan belanja iklan.Sutanto mengatakan, pihaknya mengantisipasi belanja pemilu setiap lima tahun sekali. Ia optimistis media televisi masih menjadi pilihan untuk belanja iklan pemilu.

"Media televisi merupakan paling massal jangkau masyarakat untuk partai, caleg, dan capres pasti membutuhkan exposure signifikan," kata dia.

Selain mengandalkan televisi free to air (FTA), perseroan juga mengembangkan model bisnis influencer sebagai salah satu pilihan untuk pemasaran.

"Kami tak hanya fokus ke FTA tapi masuk ke bidang-bidang memerlukan service level berbagai jenis marketing contoh influencer memiliki bisnis yang melakukan influencer management. Investasi di RANS sehingga nanti kita harapkan kegiatan pemilu tak hanya televisi tetapi juga bisnsi unit lain bergerak di bidang jasa," ujar dia.

Kinerja Kuartal I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Mengutip paparan publik perseroan, PT Surya Citra Media Tbk mencatat pendapatan Rp 1,52 triliun pada kuartal I 2023. Pendapatan itu turun tipis 0,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,53 triliun.

Sementara itu, laba kotor sebesar Rp 560,04 miliar hingga tiga bulan pertama 2023. Laba kotor turun 22,7 persen dari periode kuartal I 2022 sebesar Rp 724,28 miliar.

Direktur PT Surya Citra Media Tbk, Rusmiyati Djajaseputra mengatakan, laba kotor turun seiring peningkatan beban program dan siaran. Hal ini untuk memperkuat layanan konten vidio yang ditawarkan berkualitas tinggi seperti sport premium dan preamier league. Dengan layanan konten berkualitas itu diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna berbayar.

"Selain di platform vidio, terjadi peningkatan biaya program dan siaran di FTA. Peningkatan dengan FTV dan sinetron untuk pertahankan posisi SCTV dan Indosiar top 3 dalam hal ini audiance share," kata dia.

Di sisi lain, laba usaha tercatat Rp 65,20 miliar hingga kuartal I 2023 atau alami perubahan 82 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 361,46 miliar. Dengan demikian, laba periode berjalan tercatat Rp 9,66 miliar hingga kuartal I 2023. Laba periode berjalan itu berubah 96,3 persen dari periode kuartal I 2023 Rp 261,67 miliar.

Perseroan mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,05 pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,51.

Sementara itu, total aset perseroan tercatat Rp 10,63 triliun pada kuartal I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 10,95 triliun. Sedangkan liabilitas tercatat Rp 1,91 triliun pada kuartal I 2023, susut 14,7 persen dari Desember 2022 sebesar Rp 2,24 triliun. Ekuitas perseroan sebesar Rp 8,71 triliun atau naik 0,1 persen dari Desember 2022 sebesar Rp 8,7 triliun.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya