Investor Siap-Siap, Erajaya Swasembada Tebar Dividen 2022 Rp 299 Miliar

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menyetujui pembagian dividen atas laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 19 per saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Jun 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 15:27 WIB
iBox Icon Mall Gresik (Dok. Erajaya Digital)
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menyetujui pembagian dividen atas laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 299 miliar. Hal itu telah disetujui dalam RUPS Perseroan, Jumat, 30 Juni 2023. ((Dok. Erajaya Digital)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten pengelola gerai Erafone, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menyetujui pembagian dividen atas laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 299 miliar. Dividen itu setara Rp 19 per saham.

Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menuturkan, pemegang saham Erajaya Swasembada menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 299 miliar. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat, 30 Juni 2023.

"Penggunaan laba bersih 2022 tentunya yang pertama kita membagikan dividen Rp 19 per saham atau sekitar Rp 299 miliar," kata Hasan dalam paparan publik Erajaya Swasembada, Jumat (30/6/2023).

Kemudian, laba bersih 2022 lainnya digunakan untuk pencadangan dan sisanya dialokasikan untuk pengembangan bisnis perseroan. Adapun perseroan membukukan penjualan neto Rp 49,47 triliun, meningkat 13,82 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,46 triliun.  

Lalu, beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai Rp 44,10 triliun atau naik 14,07 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 38,66 triliun.

Dengan demikian, laba kotor Erajaya Swasembada meningkat 11,66 persen menjadi Rp 5,36 triliun pada 2022 dari Rp 4,80 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 8,48 persen menjadi Rp 1,79 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.

Hingga akhir 2022, Erajaya Swasembada mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,01 triliun. Laba bersih perseroan naik tipis 0,04 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 17,05 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 11,37 triliun. Kemudian, liabilitas ERAA Rp 9,85 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,90 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 7,20 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 6,46 triliun.

Susunan Pengurus

RUPST perseroan juga menyetujui pengangkatan Andreas Harun Djumadi sebagai Komisaris Perseroan dan menyetujui pengangkatan Ibu Elly sebagai Direktur Perseroan, dan selanjutnya menyetujui susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang baru terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai  dengan penutupan RUPS Tahunan Perseroan tahun buku 2026 yang akan diselenggarakan pada tahun 2027, menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris Perseroan

  • Komisaris Utama : Ardy Hady Wijaya
  • Komisaris : Richard Halim Kusuma
  • Komisaris Independen : Lim Bing Tjay
  • Komisaris Independen : I Gusti Putu Suryawirawan
  • Komisaris : Andreas Harun Djumadi

 

Direksi Perseroan

  • Direktur Utama : Budiarto Halim
  • Wakil Direktur Utama : Hasan Aula
  • Wakil Direktur Utama : Joy Wahjudi
  • Direktur : Sintawati Halim
  • Direktur : Sim Chee Ping
  • Direktur : Djohan Sutanto
  • Direktur : Jong Woon Kim
  • Direktur : Elly

Erajaya Swasembada Kantongi Penjualan Rp 49,47 Triliun pada 2022

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Perseroan membukukan penjualan neto Rp 49,47 triliun, meningkat 13,82 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,46 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Erajaya Swasembada, ditulis Minggu (2/4/2023), beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai Rp 44,10 triliun atau naik 14,07 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 38,66 triliun. 

Dengan demikian, laba kotor Erajaya Swasembada meningkat 11,66 persen menjadi Rp 5,36 triliun pada 2022 dari Rp 4,80 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 8,48 persen menjadi Rp 1,79 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun. 

Hingga akhir 2022, Erajaya Swasembada mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,01 triliun. Laba bersih perseroan naik tipis 0,04 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 17,05 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 11,37 triliun. Kemudian, liabilitas ERAA Rp 9,85 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,90 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 7,20 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 6,46 triliun.

 


Erajaya Bidik Punya 600 Gerai Erajaya Digital pada 2023

iBox
Antrean konsumen yang ingin melakukan preorder di iBox Summarecon Mall Bekasi. (Dok: Erajaya)

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk atau Erajaya Group (ERAA) akan ekspansi melalui vertikal bisnis Erajaya Digital pada 2023.

Wakil Direktur Utama ERAA atau CEO Erajaya Digital, Joy Wahjudi menuturkan, pihaknya menargetkan memiliki 600 gerai untuk vertikal bisnis Erajaya Digital pada 2023.

"Sejauh ini, gerai kami terdiri dari Erafone, IBox, Xiaomi dan Erablue," kata Joy dalam Group Media Interview, Rabu (11/1/2022).

Berdasarkan historis, untuk membuka satu gerai tersebut membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1 miliar.  "Satu toko sekitar Rp 1 miliar. Ada yang sewa juga dan bikin," kata dia.

Ia mengatakan, untuk jenis kemitraan ada kemungkinan biaya pembukaan gerai menjadi lebih murah.

"Mungkin, bisa lebih murah kalo kemitraan. Kemitraan itu bagus, ada garansi profit," ujar dia.

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan ekspansi melalui empat vertikal bisnis, seperti Erajaya Digital, Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food and Nourishment dan Erajaya Beauty and Wellness.

 Head of Corporate Communications grup Erajaya, Djunadi Satrio mengatakan, transformasi Erajaya ditandai dengan dibentuknya empat vertikal bisnis, yakni Erajaya Digital, Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food and Nourishment dan Erajaya Beauty and Wellness.

"Ke depannya, Erajaya akan fokus di pengembangan empat lini bisnis ini, dalam perjalanan menjadi lifestyle smart retailer terbesar di Asia Tenggara," kata Djunadi kepada awak media, ditulis Rabu, 17 Agustus 2022.

 


Lini Bisnis

iBox
Antrean preorder iPhone 14 di iBox Malang. (Dok: Erajaya)

Sementara itu, Direktur Erajaya Group Jeremy Sim mengungkapkan, belum lama ini salah satu unit bisnis Erajaya Beauty and Wellness membuka apotek Wellings

Dia menambahkan, pada tahun ini lini bisnis Beauty and Wellness akan menambah 10 toko. Lalu, total toko lini bisnis tersebut sudah mencapai 33 toko hingga kuartal I 2022.

"1.400 Stock Keeping Unit (SKU) (pada Erajaya Beauty and Wellness), anak usaha bisnis Face Shop, Wellings Pharmacy, dan barang medical," kata Jeremy.

Selain itu, untuk lini bisnis Erajaya Digital akan menambah 54 toko hingga akhir 2022. Jeremy juga menuturkan, untuk unit bisnis di bawah naungan Erajaya Active Lifestyle ada Urban Republic, JD Sport, DJI, IT, Garmin, Marshall dan Asics.

Kemudian, lini bisnis Erajaya Food and Nourishment menargetkan untuk menambah 43 toko hingga akhir 2022.

Adapun, unit bisnis di bawah naungan Erajaya Food and Nourishment, yakni Paris Baguette, Grand Lucky, Sushi Tei, Hokaido-ya, Yokayoka, dan Tom Sushi. Djunadi juga menuturkan, realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) Erajaya Swasembada mencapai Rp 147 miliar untuk kuartal I 2022. 

"Data realisasi capex yang terakhir kami rilis adalah untuk kuartal I 2022, sebesar Rp 147 miliar," ujar dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya