Wall Street Melesat, Indeks Dow Jones Kembali Catat Kenaikan Beruntun Terpanjang sejak 2017

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menghijau. Bahkan indeks Dow Jones mencatat kenaikan beruntun terpanjang di tengan pelaku pasar menimbang laporan keuangan dan the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jul 2023, 06:46 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 06:24 WIB
Wall Street Melesat, Indeks Dow Jones Kembali Catat Kenaikan Beruntun Terpanjang sejak 2017
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melesat pada penutupan perdagangan saham Selasa, 25 Juli 2023. (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melesat pada penutupan perdagangan saham Selasa, 25 Juli 2023.

Indeks Dow Jones kembali melonjak sehingga membukukan kenaikan beruntun terpanjang dalam lebih dari enam tahun seiring pelaku pasar menimbang laporan laba terbaru.

Dikutip dari CNBC, Rabu (26/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 26,83 poin atau 0,08 persen menjadi 35.438,07. Kenaikan indeks Dow Jones ini mencapai 12 kali berturut-turut dan merupakan reli terpanjang sejak Februari 2017.

Indeks S&P 500 naik 0,28 persen ke posisi 4.567,46. Indeks Nasdaq melonjak 0,61 persen menjadi 14.144,56.

Sementara itu, saham General Motors turun 3,5 persen melemah 3,5 persen bahkan setelah produsen mobil tersebut menaikkan panduan laba setahun penuh. Sementara itu, saham General Electric naik hampir 6,3 persen yang didukung pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal II 2023.

Di sisi lain, saham UPS tergelincir 1,9 persen setelah mencapai kesepakatan tentatif fengan serikat Teamsters Union, untuk hindari pemogokan.

Selain itu, saham Banc of California naik 11 persen dan PacWest Bancorp merosot 27 persen. Sebuah laporan dari the Wall Street Journal yang mengutip dari sumber mengatakan Banc of California sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk membeli PacWest.

Pelaku pasar di wall street mencerna hasil dari rentetan laporan laba sejauh ini dengan nama-nama teknologi yakni Alphabet dan Microsoft yang rilis laporan keuangan setelah penutupan perdagangan. Hampir 130 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartal II. Dari nama-nama tersebut, sekitar 79 persen telah melampaui harapan, demikian data FactSet.

Investor juga menanti keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu pekan ini. Selain itu, investor juga akan mencerna komentar ketua the Fed Jerome Powell terkait prospek ekonominya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


The Fed Bakal Kerek Suku Bunga

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Investor bertaruh kalau the Fed akan menaikkan suku bunga 0,25 persen. Akan tetapi, investor kurang yakin apa yang akan dilakukan pembuat kebijakan pada September.

“Mereka harus yakin inflasi bertahan lama di jalur meluncur menuju target mereka,” ujar Tom Hainlin dari US Bank.

“Dan saya pikir masih ada lebih banyak informasi yang bisa didapat. Jadi kami tidak akan mengatakan pasti ada kepastian ini adalah kenaikan suku bunga terakhir untuk tahun ini,” ia menambahkan.

Analis Bank of America, Jill Carey Hall menuturkan, perusahaan AS telah sedikit melakukan pembelian kembali sejak Mei.

“Pembelian kembali oleh perusahaan melambat meskipun biasanya meningkat pada titik di musim rilis kinerja keuangan dan di bawah tren musiman sejak Mei,” ujar dia.

Ia menambahkan, pembelian kembali di antara perusahaan yang telah dilaporkan turun 30 persen pada 2023 dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Buyback bisa menjadi salah satu korban terbesar dari kredit yang lebih ketat,” ujar Hall.


Penutupan Wall Street pada 24 Juli 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Senin, 24 Juli 2023. Indeks Dow Jones menguat dan membukukan kenaikan beruntun terpanjang sejak Februari 2017.

Kenaikan indeks Dow Jones di tengah awal pekan yang mulai sibuk dengan laporan keuangan dan keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari CNBC, Selasa (25/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 183,55 poin atau 0,52 persen menjadi 35.411,24. Indeks Dow Jones catat penguatan 11 hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 menguat 0,40 persen menjadi 4.554,64. Indeks Nasdaq menanjak 0,19 persen menjadi 14.058,87.

Saham energi memimpin kenaikan di indeks S&P 500 dengan sektor ini menanjak 1,7 persen setelah harga minyak dan bensin berjangka menyentuh level tertinggi pada Senin, 24 Juli 2023.

Saham Chevron naik 2 persen setelah raksasa produsen minyak itu melaporkan laba awal kuartal II yang disesuaikan pada Minggu, 23 Juli 2023 yang melampaui harapan analis.

Wall street terus menguat pada perdagangan Senin, 24 Juli 2023 bahkan setelah kenaikan indeks Dow Jones selama 10 hari. Saham blue chip Dow Jones naik 2,5 poin pada Jumat pekan lalu, dan menandai reli terpanjang sejak Agustus 2017.

Pada pekan ini, indeks S&P 500 naik 0,7 persen, sedangkan indeks Nasdaq melemah 0,6 persen.

“Sejauh ini tidak ada bukti resesi. Jadi selama tidak ada bukti resesi, dan menurut saya pasar mungkin akan terus mencair, orang-orang mengejar,” ujar Manajer Portofolio di Neuberger Berman, Steve Eisman dikutip dari laman CNBC.


Antisipasi The Fed

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Namun, beberapa pelaku pasar pada pekan ini hadapi laporan laba, antisipasi pertemuan kebijakan the Fed hingga September 2023, dapat menguji reli baru-baru ini. Pelaku pasar prediksi the Fed antisipasi dengan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada akhir pertemuannya Rabu pekan ini.

Pelaku pasar akan mendengarkan komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell untuk mengetahui posisi bank sentral apa yang terjadi selanjutnya ketika mencoba mengarahkan pendaratan lunak untuk perekonomian.

Di sisi lain, wall street antisipasi laba dari 150 perusahaan S&P 500 pekan ini, atau sekitar 30 persen dari indeks. Sejumlah rilis laporan keuangan dari raksasa perusahaan teknologi antara lain Alphabet, Microsoft, dan Meta. Selain itu, perusahaan industri dan raksasa produsen minyak juga akan rilis laporan keuangan.

Sedangkan dari data ekonomi, pelaku pasar akan memperhatikan indeks pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan the Fed yang akan dirilis pada akhir pekan.

Kinerja Indeks Dow Jones

Adapun indeks Dow Jones memperpanjang reli terbarunya pada hari ke-11 dan berturut-turut pada Senin, 24 Juli 2023. Hal ini hanya terjadi enam kali sejak 1945 dengan kenaikan indeks selama 11 hari atau lebih berturut-turut, menurut cuitan dari Bespoke Investment Group yang dipimpin oleh salah satu pendiri Paul Hickey.

Bespoke mencatat, berdasarkan angka dan fakta, perang dunia II berakhir 78 tahun lalu, lonjakan Dow Jones selama rata-rata 11 hari terjadi kurang dari sekali setiap dekade.

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya