Bank Commonwealth Catat Lonjakan Penjualan ORI023

Bank Commonwealth menilai, tingkat suku bunga relatif stabil dan inflasi dalam negeri terkendali jadi sentimen positif untuk SBN ritel.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jul 2023, 12:11 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2023, 12:11 WIB
Ilustrasi Obligasi
Bank Commonwealth sebagai salah satu distribusi Kementerian Keuangan mencatat lonjakan penjualan dibandingkan dengan seri sebelumnya.(Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Minat investor terhadap Obligasi Negara Ritel seri ORI023 yang masa penawarannya di pasar perdana ditutup pada 20 Juli 2023 dinilai terbukti masih tinggi.

Bank Commonwealth sebagai salah satu distribusi Kementerian Keuangan mencatat lonjakan penjualan dibandingkan dengan seri sebelumnya.

“Bank Commonwealth berhasil pula melampaui target yang kami canangkan, di mana total pemesanan ORI023 mencapai tiga kali lipat dari volume penjualan ORI seri sebelumnya,” ujar Head of Investment Business Bank Commonwealth Daniel Arifin seperti dikutip dari keterangan resmi, ditulis Kamis (27/7/2023).

Daniel menuturkan, tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) yang relatif stabil karena inflasi dalam negeri terkenali sehingga memberikan sentimen positif di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik terutama dalam penjualan SBN Ritel.

Dengan ekspektasi investor arah suku bunga akan menuju tren penurunan ke depan, kondisi ini mendukung meningkatnya antusiasme investor terhadap penawaran ORI023. Di mana investor berburu untuk mendapatkan produk SBN Ritel dengan tingkat kupon yang masih termasuk tinggi sebelum memasuki tren penurunan suku bunga.

Selain itu, fitur ORI023 kali ini memiliki dua pilihan tenor yakni ORI023-T3 dengan kupon 5,9 persen per tahun dan tenor tiga tahun yang ditujukan bagi investor dengan jangka waktu investasi relatif lebih pendek. Kemudian ORI023-T6 dengan kupon 6,1 persen per tahun dan tenor enam tahun untuk jangka waktu investasi yang lebih panjang, sehingga memberikan fleksibilitas tambahan kepada calon investor untuk disesuaikan terhadap pilihan jangka waktu investasi investor.

Adapun jika dilihat dari komposisi tenor, 60 persen total volume pemesanan ORI023 di Bank Commonwealth berasal dari tenor tiga tahun (ORI023T3).

“Kami melihat investor cenderung lebih nyaman dengan tenor SBN yang lebih pendek, di mana secara risiko relatif lebih rendah, namun dari sisi tingkat kupon masih sangat menarik dibandingkan dengan deposito. Hal ini masih menjadi daya tarik utama bagi investor,” ujar Daniel.

 

Bank Commonwealth Bidik Target Penjualan Sukuk Tabungan 010 Tumbuh 50 Persen

Pembelian Sukuk Tabungan ST006
Pekerja melihat informasi mengenai Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui website Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/11/2019). Pemerintah menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel terakhir tahun 2019 secara daring, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST006. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Commonwealth melalui aplikasi CommBank SmartWealth terpilih oleh Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi produk investasi syariah, Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 yang masa penawarannya dimulai pada 12 Mei 2023 di pasar perdana domestik.

Sukuk Tabungan 010 memiliki imbalan yang mengambang dengan imbalan minimal (floating wth floor) dan mengacu pada BI 7 Day Reverse Repo Rate, yang artinya besaran imbalan ST010 akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Day Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali. Demikian dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/5/2023).

Produk investasi ini diterbitkan dengan dua jenis tenor, yaitu ST010T2 dengan tenor dua tahun dan imbal hasil minimum 6,25 persen per tahun serta ST010T4 (green sukuk) dengan tenor empat tahun dan imbal hasil minimum 6,40% per tahun.

Dikutip dari situs Kementerian Keuangan, melalui penerbitan ST010 pemerintah akan membiayai proyek ramah lingkungan di dua sektor yakni transportasi berkelanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Hal ini diharapkan dapat memitigasi dampak perubahan iklim dan adaptasi atas perubahan iklim yang telah terjadi.

Menurut Head of Investment Business Bank Commonwealth Daniel Arifin, keunggulan investasi pada ST010 antara lain aman karena dijamin 100 persen  oleh negara, terjangkau karena dapat dimulai dari Rp 1 juta, tingkat imbalan kompetitif karena pada saat ditawarkan di pasar perdana imbalan yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito, dan investasi dapat dilakukan secara mudah melalui aplikasi CommBank SmartWealth.

 

Perbedaan dengan Sukuk Tabungan Sebelumnya

Pembelian Sukuk Tabungan ST006
Pekerja menunjukkan informasi Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui website Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/11/2019). Sukuk Tabungan (ST) seri ST006 memiliki bunga 6,75 persen, minimal pemesanan Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar melalui mitra distribusi hingga 21 November. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Dengan imbal hasil tinggi hingga 6,40 persen  per tahun dan risikonya yang relatif rendah karena pokok dan imbalan dijamin oleh negara, kami melihat animo investor akan tetap tinggi untuk seri ST010 ini. Selain karena berbasis syariah dan memiliki imbal hasil yang menarik, ST010 juga berbasis green sukuk, sehingga selain berinvestasi, investor juga sekaligus mendukung pembangunan nasional, di mana hasil peluncuran akan digunakan untuk membiayai proyek ramah lingkungan,” jelas Daniel.

Kemudian, berbeda dengan penerbitan Sukuk Tabungan sebelumnya yaitu ST009, ST010 kali ini juga menawarkan dua pilihan tenor yang lebih fleksibel yaitu dua tahun dan empat tahun. Pilihan tenor ini akan memberikan fleksibilitas lebih bagi investor dalam menyesuaikan dengan tujuan finansial masing-masing.

“Kami sangat optimis dapat mencapai target penjualan hingga akhir masa penawaran, yaitu tumbuh 50% dari seri sebelumnya,” ujar Daniel.

Sejauh ini komposisi penjualan ST010 berimbang antara tenor dua tahun dan empat tahun. Agar semakin menarik minat investor, Bank Commonwealth menawarkan program cashback hingga Rp 30 juta untuk nasabah yang membeli ST010 menggunakan CommBank SmartWealth, di mana selain ST010 nasabah juga dapat bertransaksi di mana saja dengan praktis dan nyaman untuk produk reksa dana serta obligasi pemerintah pasar sekunder.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya