Liputan6.com, Jakarta - Dua emiten milik orang terkaya di Indonesia Djoko Susanto, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) kompak mencatatkan kinerja ciamik pada paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan data real time billionaire list versi Forbes, kekayaan Djoko Susanto naik sekitar USD 30 juta menjadi USD 4,4 miliar atau sekitar Rp 66,8 triliun (kurs Rp 15.181,00 per USD).
Baca Juga
Dengan kekayaan itu, Djoko Susanto menduduki posisi ke-9 sebagai orang terkaya di Indonesia. Pengelola jaringan ritel Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan pendapatan sebesar Rp 53,83 triliun pada semester I 2023. Pendapatan itu naik 12,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 47,89 triliun.
Advertisement
Dari raihan tersebut, Sumber Alfaria Trijaya membukukan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,61 triliun pada semester I 2023. Laba itu naik 28,63 persen dibandingkan laba semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,25 triliun. Sehingga laba per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 38,84 dari sebelumnya Rp 30,19.
Kinerja Alfamidi
Sementara emiten pengelola Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) membukukan pendapatan Rp 8,65 triliun pada paruh pertama tahun ini. Pendapatan itu naik 12,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,66 triliun.
Dari capaian pendapatan itu, Â perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 259,26 miliar pada semester I 2023. Laba itu naik 33,95 persen dibandingkan raihan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 193,54 miliar. Sehingga laba per saham ikut naik menjadi Rp 8,99 dari sebelumnya Rp 6,71.
"AMRT dan MIDI membukukan kenaikan kinerja dua digit pada semester 1 2023. Hal ini didukung oleh membaiknya perekonomian Indonesia setelah pandemi Covid-19. Lalu juga gerai-gerai AMRT dan MIDI yang banyak di lingkungan masyarakat, membuat masyarakat memilih untuk berbelanja di minimarket," ujar Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora kepada Liputan6.com, Jumat (4/8/2023).
Â
Â
Gerak Saham AMRT
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 3 Agustus 2023, saham AMRT stagnan di posisi Rp 2.880 per saham. Saham AMRT dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.900. Saham AMRT berada di level tertinggi Rp 2.940 dan terendah Rp 2.840 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.676 kali dengan volume perdagangan 247.691 lot saham. Nilai transaksi Rp 71,9 miliar.
Dalam sepekan, harga saham AMRT naik 5,82 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham AMRT naik 51,56 persen. Secara teknikal, Andika merekomendasikan BUY untuk saham AMRT.
"AMRT pada perdagangan sesi I bergerak menguat, candlestick membentuk three white soldier yang mengindikasikan pergerakan harga sedang bullish dan juga AMRT telah break resisten di level 2890. Dengan demikian AMRT berpeluang untuk naik ke level resisten berikutnya di level 3.000 dan 3.070," beber Andhika.
Advertisement
Gerak Saham MIDI
Saham MIDI turun 2,2 persen ke posisi Rp 444 per saham pada penutupan perdagangan Kamis, 3 Agustus 2023. Saham MIDI dibuka stagnan di Rp 454 per saham. Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 454 dan terendah Rp 440 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.848 kali dengan volume perdagangan 335.749 lot saham. Nilai transaksi Rp 14,9 miliar. Dalam sepekan, harga saham MIDI masih tercatat naik 6,19 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham MIDI naik 97,32 persen.
"MIDI pada perdagangan sesi I pergerakan harga sudah berada di area resisten horizontalnya di level 458. MIDI juga candlestick perdagangan kemarin membentuk shooting star yang mengindikasikan akan terjadinya bearish reversal. Sehingga saham MIDI berpeluang untuk terkoreksi ke support terdekat di level 418. MIDI sell on strength," ujar Andhika.
Pada sisa paruh kedua tahun ini, Andhika mencatat beberapa sentimen yang bakal mempengaruhi kinerja dua emiten ritel itu. Pertama, penurunan inflasi membuat daya beli masyarakat akan naik. Sehingga emiten ritel termasuk AMRT dan MIDI terkena dampak positif dan berpeluang kinerja meningkat.
 "Kedua, adanya masa kampanye di akhir semester 2 akan membuat daya beli masyarakat naik, AMRT dan MIDI yang menjual kebutuhan sehari2 akan terkena dampak positif," imbuh Andika.