Meneropong Prospek Emiten Ritel hingga Akhir 2023

Daya beli konsumen yang masih cukup baik diikutio mobilitas tinggi menjadi sentimen untuk saham emiten ritel. Berikut ulasannya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Agu 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2023, 06:00 WIB
Meneropong Prospek Emiten Ritel hingga Akhir 2023
Emiten ritel diyakini masih memiliki prospek yang cerah ke depannya. Ini mengingat daya beli konsumen masih cukup baik.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten ritel diyakini masih memiliki prospek yang cerah ke depannya. Ini mengingat daya beli konsumen masih cukup baik.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian menilai prospek emiten ritel masih cukup positif hingga akhir 2023. Hal itu didorong oleh daya beli konsumen yang masih cukup baik yang disertai dengan mobilitas yang tinggi. 

Selain itu, hajatan kampanye pemilihan umum (pemilu) tahun ini juga berpotensi mendongkrak daya beli masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan penjualan emiten ritel.

Dengan demikian, ia merekomendasikan saham ACES dan MAPI untuk dipertimbangkan investor. Sebab, kedua saham tersebut dinilai masih menarik.

"Rekomendasinya untuk saham MAPI karena sedang mengalami koreksi, investor bisa akumulasi buy on weakness dengan target harga Rp 2.050. Sementara untuk ACES, masih sideways. Investor bisa wait and see terlebih dahulu dengan masuk di level Rp 690 dengan target harga di Rp 760," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (22/8/2023).

Meski demikian, ia menyebut, emiten ritel pun memiliki tantangan ke depannya. Tantangannya adalah inflasi yang sewaktu-waktu bisa naik dan menekan daya beli masyarakat. Akan tetapi, peluangnya adalah tahun politik yang biasanya meningkatkan daya beli masyarakat.

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai prospek emiten ritel cukup menarik. Sebab, industri ritel ini masih tumbuh meski tidak pesat. 

"Pulihnya kondisi aktivitas setelah pandemi, membuat kinerja emiten ritel masih terdongkrak," kata Desmond.

Di samping itu, emiten ritel dibayangi persaingan dengan industri e-commerce yang akan semakin gencar. Sebagian pangsa pasar emiten ritel kemungkinan agak tergerogoti oleh gencarnya e-commerce. 

"Tapi kalau dilihat e-commerce terlihat mengerem bakar uangnya. Hal ini akan menguntungkan emiten ritel yang lebih dominan aspek brick and mortarnya," kata dia.

Bagi investor, Desmond merekomendasikan buy on weakness unuk saham RALS.

"Saya lebih merekomendasikan RALS. Akumulasi beli jika terjadi koreksi pada saham tersebut. Buy On Weakness," ujar dia.

 

 

 

Penutupan IHSG pada 21 Agustus 2023

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Senin, (21/8/2023). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Dikutip dari data RTI, IHSG naik tipis 0,09 persen ke posisi 6.866,03. Indeks LQ45 melemah 0,31 persen ke posisi 953,74. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.890,27 dan terendah 6.860,52. Sebanyak 312 saham melemah sehingga menekan IHSG. 218 saham menguat dan 218 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.296.116 kali dengan volume perdagangan 30,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 12,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.329.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,3 triliun pada Senin, 21 Agustus 2023. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 1,3 triliun.

Mayoritas sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham energi melonjak 1,95 persen, dan catat penguatan terbesar. Selanjutnya sektor saham basic mendaki 0,78 persen, sektor saham industri mendaki 0,36 persen, sektor saham nonsiklikal melejit 0,24 persen dan sektor saham siklikal bertambah 0,30 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 0,55 persen, sektor saham keuangan susut 0,51 persen, sektor saham properti melemah 0,89 persen. Kemudian sektor saham teknologi merosot 0,31 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,56 persen dan sektor saham transportasi susut 0,69 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 21 Agustus 2023

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)
Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 21 Agustus 2023 usai China memangkas suku bunga pinjaman satu tahun, tetapi pertahankan bunga pinjaman tenor lima tetap.

Loan prime rate (LPR) bertenor satu tahun susut 10 basis poin dari 3,55 persen menjadi 3,45 persen. LPR bertenor 5 tahun tetap 4,2 persen.

Reuters melaporkan dari 35 pengamat, semuanya prediksi dua suku bunga acuan itu akan merosot. Hal ini setelah bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga acuan.

Indeks Hang Seng tergelincir 1,8 persen. Demikian juga bursa saham China tertekan. Indeks CSI 300 merosot 1,44 persen ke posisi 3.729,56, dan sentuh level terendah sejak November 2022.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,46 persen, dan sentuh ke level terendah sejak 11 Juli di 7.115,5. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 menguat 0,32 persen ke posisi 31.565,64. Indeks topix meroket 0,24 persen ke posisi 2.241,49. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,17 persen ke posisi 2.508,8. Indeks Kosdaq melambung 1,3 persen ke posisi 888,71.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya