Liputan6.com, Malang - PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) optimistis mencapai pertumbuhan penyaluran pembiayaan tanpa agunan secara optimal hingga akhir tahun ini. Salah satu caranya, BTPN Syariahterus menggenjot pembiayaan bagi masyarakat inklusif melalui Program Tepat Pembiayaan Syariah.
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menuturkan, pihaknya juga tengah berupaya meningkatkan kualitas pembiayaan tanpa agunan untuk masyarakat inklusif.
Baca Juga
Adapun masyarakat inklusif yang dimaksud adalah para ibu-ibu pelaku ekonomi ultra mikro yang dikategorikan sebagai unbanked atau belum tersentuh layanan bank.
Advertisement
"Untuk tahun ini kami berfokus supaya meningkatkan kualitas pembiayaan, kami ingin pertumbuhan yang optimal," kata Ainul dalam acara Media Kitchen Tour BTPN Syariah di Malang, Kamis (7/9/2023).
Dia bilang, penyaluran pembiayaan yang dilakukan Perseroan ini terbilang unik. Sebab, BTPN Syariah memberikan pembiayaan tanpa jaminan bagi nasabahnya. Selain itu, target pasar pembiayaan ini adalah ibu-ibu yang melakoni usaha ultra mikro.
"Ini yang cukup unik di BTPN Syariah kalau kita bisa mengatakan bahwa fokus bisnis pembiayaan BTPN Syariah sekarang itu adalah ultra mikro,” kata dia.
Dengan demikian, ibu-ibu tersebut akan tergabung dalam satu kumpulan yang disebut sentra. Sentra tersebut terdiri dari lima orang sampai dengan maksimal 25 orang.
Tak hanya mendapatkan pembiayaan, para ibu ini akan mendapatkan program pelatihan sekaligus edukasi keuangan dari BTPN Syariah. Hal itu dilakukan melalui pertemuan rutin sentra (PRS) yang digelar dua minggu sekali.
Melalui PRS, ibu-ibu pelaku usaha ini bakal melakukan transaksi dengan bankir pemberdaya. Misalnya, mereka akan membayar angsuran hingga menabungkan uangnya.
Asal tahu saja, hingga saat ini BTPN Syariah mencatatkan nasabah lebih dari 6 juta orang. Sedangkan untuk nasabah aktif sebanyak 4,3 juta. Adapun jumlah sentra saat ini menyentuh 257 ribu komunitas di 2.600 kecamatan.
BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 12,09 hingga semester I 2023. Dalam periode tersebut, Perseroan mencatatkan laba bersih setelah pajak mencapai Rp 753 miliar.
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Bank BTPN Syariah Tbk mengantongi laba bersih setelah pajak mencapai Rp 753 miliar pada semester 1 tahun ini. Dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 12,09 triliun.
Sementara itu, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BTPN Syariah masih berada di posisi yang kuat pada level 46,72%, di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
Dana pihak ketiga (DPK) juga masih terjaga di level efisien sebesar Rp 12,38 triliun dan total aset BTPN Syariah tercatat Rp 21,26 triliun.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan, pihaknya masih bersyukur kinerja perusahaan masih tetap positif, meski kondisinya cukup menantang terutama dalam pemulihan dan perbaikan kebiasaan nasabah ultra mikro.
"Kondisi ini juga dialami beberapa pelaku keuangan yang memiliki model bisnis yang sama di negara lainnya, namun berhasil pulih menjadi lebih baik dari kondisi sebelum pandemi. Hal ini tentunya terus memotivasi kami untuk tetap fokus memberikan produk dan layanan melalui komunikasi yang paling sesuai dengan masyarakat inklusi,” ungkap dia, Jumat (21/7/2023).
BTPN Syariah dipastikan masih terus fokus melayani masyarakat inklusi, terutama dalam memberikan akses keuangan berupa pembiayaan bagi para perempuan pelaku ekonomi yang masuk dalam kelompok unbankable (tak tersentuh layanan keuangan profesional).
Selama lebih dari satu dekade, Bank BTPN Syariah telah menjalankan model bisnis yang sudah didesain untuk memberikan kesempatan tumbuh dan memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat inklusi.
Advertisement
Perlu Waktu Kembalikan Kebiasaan Nasabah Ultra Mikro
Sebelumnya, dalam perjalanannya di semester pertama tahun ini, Bank menyadari bahwa proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra mikro masih terus berproses, terutama adaptasi terhadap kondisi eksternal.
Sehingga perlu bagi Bank untuk melakukan penyesuaian demi mengembalikan perilaku efektif nasabah untuk membangun empat perilaku unggul yang selama ini menjadi kunci sukses berjalan nya model bisnis bank yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS).
Bank menyadari perlu waktu untuk mengembalikan kebiasaan nasabah ultra mikro ini karena selama masa pandemi, Bank memprioritaskan keselamatan dan kesehatan nasabah, yang secara langsung berdampak dalam perilaku nasabah.
Dalam menjawab kondisi tersebut, tentunya Bank melakukan berbagai kebijakan salah satunya dengan memberikan apresiasi bagi nasabah-nasabah yang disiplin dalam melakukan pertemuan rutin sentra (PRS) dengan berbagai program menarik.
Di sisi lain, Bank tetap berkomitmen untuk membuka akses yang lebih luas lagi kepada masyarakat inklusi, salah satunya akses pengetahuan melalui program pendampingan yang dinamakan Daya.
Pada program ini, Bank memberikan pendampingan yang inovatif menggunakan digital kepada semua orang, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam hal ini, mahasiswa dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi. Program ini telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi seluruh Indonesia untuk menjadi Fasilitator Daya.