Liputan6.com, Jakarta - Ketika berkecimpung di pasar modal, bagi Anda investor dan trader, mungkin sudah sering mendengar kata wall street. Namun, bagi investor pemula dan masyarakat yang masih asing dengan pasar modal mungkin masih asing dengan kata wall street.
Mungkin saja menebak, wall street hanya sebuah jalan di New York. Memang secara harfiah, wall street adalah sebuah jalan yang terletak ujung Selatan Manhattan, New York.
Baca Juga
Mengutip dari Investopedia, ditulis Minggu (24/9/2023), secara kisaran wall street lebih dari itu. Wall street identik dengan industri keuangan dan perusahaan-perusahaan di dalamnya.
Advertisement
Hal ini seiring begitu banyak broker dan bank investasi secara historis telah mendirikan kantor pusat di sekitar jalan itu. Selain itu juga ada di New York Stock Exchange (NYSE).
Berada di dekat wall street tidak lagi dianggap penting bagi lembaha keuangan. Faktanya, saat ini mereka tersebar di selurun negeri. Namun, istilah “wall street” tetap berarti bisnis, investasi, kepentingan, motivasi dan sikap para pemainnya.
Wall street telah dikenal oleh penduduk setempat sebagai distrik keuangan dan menjadi lokasi penting yang menjadi basis sejumlah lembaga keuangan. Namun, globalisasi dan digitalisasi keuangan dan investasi telah menyebabkan munculnya banyak pialang, penasihat investasi, dan perusahaan investasi Amerika Serikat yang berlokasi di tempat lain.
Meski begitu, wall street tetap menjadi nama kolektif dan identik untuk pasar keuangan, perusahaan yang menawarkan saham perdana ke publik, dan komunitas investasi itu sendiri. Bursa saham, perusahaan perbankan investasi, bank komersial, pialang, jasa keuangan dan perusahaan penjamin emisi melambangkan wall street.
Sejarah Singkat Wall Street
Dikutip dari Investopedia, wall street mendapatkan namanya dari tembok kayu yang dibangun Belanda di Manhattan pada 1653 untuk mempertahankan diri dari Inggris dan penduduk asli Amerika. Tembok tersebut dirobohkan pada 1699, tetapi namanya tetap melekat.
Mengingat kedekatannya dengan Pelabuhan New York, kawasan wall street menjadi pusat perdagangan yang ramai pada 1700-an. Asal usulnya sebagai pusat keuangan dimulai pada 1792. Saat itu, 24 broker dan pelaku pasar paling terkemuka di Amerika Serikat menandatangani perjanjian Buttonwood. Mereka dilaporkan berkumpul di wall street, di bawah pohon buttonwood untuk berbisnis.
Perjanjian tersebut bentuk umum dari perdagangan di sekuritas berbasis komisi.”Sebenarnya ini merupakan upaya mendirikan bursa efek khusus anggota. Beberapa sekuritas pertama yang diperdagangkan adalah obligasi dan saham-saham institusi seperti Bank of New York,” demikian dikutip dari Investopedia.
Dari perjanjian ini mendorong pertumbuhan Bursa Efek New York. Pada 1817, pialang Buttonwood mengganti namanya menjadi the New York Stock and Exchange Board. Organisasi ini menyewakan ruang untuk berdagang di beberapa lokasi hingga 1865, ketika organisasi itu menetap di sudut wall dan board streets.
Advertisement
Jadi Pusat Keuangan Dunia
Adapun Bursa Efek New York yang menjadi jantung wall street berada di bangunan neo-klasik yang dibangun pada 1922. Terletak di 11 wall street dan tambahan bangunan di 20 broad street.
Seiring pertumbuhan Amerika Serikat, beberapa bursa besar lainnya mendirikan kantor pusat di kawasan wall street. Ini termasuk New York Mercantile Exchange, New York Board Trade, New York Future Exchange (NYFE) dan American Stock Exchange yang dikenal sebagai NYSE American Options.
Untuk mendukung bursa, perusahaan pialang, pemodal, bank, perusahaan sekuritas mendirikan kantor di sekitar wall street. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, House of Morgan yang resmi bernama JP Morgan Co, cikal bakal JP Morgan Chase dan Morgan Stanley berada tepat di seberang Bursa Efek New York, di 23 wall street. Setelah Perang Dunia I, New York melampaui London sebagai pusat keuangan terbesar dan terpenting di dunia.