Liputan6.comakarta - PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) mengincar pertumbuhan pendapatan hingga 30 persen usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Logisticsplus International Wahyu Dwi Jatmiko menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan pendapatan naik 30 persen hingga akhir tahun ini. Sedangkan untuk EBITDA sendiri ditargetkan naik 40 persen.
Baca Juga
Selain itu, optimisme tersebut didukung oleh raihan kontrak kerja sama logistik dengan anak perusahaan Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional dan juga PT Angkasa Pura I.
Advertisement
"Kami fokus di operasional supaya fundamental bagus, kami ada kemungkinan untuk strategic operation masuk dari luar negeri atau dalam negeri," ujar dia saat ditemui di BEI, Rabu (11/11/2023).
Selain itu, Logisticsplus International juga telah melakukan penjajakan kerja sama dengan PT Kilang Pertamina Internasional pada Oktober ini. Perseroan mulai mengangkut sebanyak 150 ton kargo bahan kimia dari Amsterdam ke Indonesia.
Di sisi lain, ia menjelaskan, LOPI juga melakukan kerja sama dengan PT Angkasa Pura I yang mengendalikan Bandara Internasional Yogyakarta. Bahkan, Perseroan juga sedang melakukan kajian soal pengembangan Pelabuhan Benoa di Bali.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 11 Oktober 2023, saham LOPI merosot 10 persen menjadi Rp 90 per saham. Saham LOPI berada di level tertinggi dan terendah Rp 90 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.827 kali. Total volume perdagangan 181.567 saham. Nilai transaksi Rp 1,6 miliar.
IPO Logisticplus Internation
Sementara itu, PT Logisticsplus International Tbk, salah satu perusahaan logistik terbesar di Indonesia resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan kode saham LOPI di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu 11 Oktober 2023 dengan harga Rp100 per saham dan menjadi emiten ke-73 yang listing sepanjang 2023.
Melalui penawaran umum saham LOPI, terlihat antusiasme publik yang digelar pada 3-9 Oktober 2023. Dalam IPO ini, Logisticsplus International melepas maksimal 300.000.000 saham baru atau sekitar 27,27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, sehingga Perseroan berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp30 miliar.
Dalam rangkaian kegiatan ini Perseroan telah menunjuk PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek.
"Puji syukur kepada Tuhan, pada hari ini kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis. Melalui IPO ini kami ingin selalu memberi dampak positif, kami ingin secara konsisten memaksimalkan infrastruktur di Indonesia yang semakin agresif berkembang. Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi Leading Company industri Logistik di dalam negeri,” kata Direktur Utama PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) Wahyu Dwi Jatmiko.
Advertisement
IPO Jadi Momen Penting
Wahyu menyebut, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan lantaran tahun ini perekonomian domestik diperkirakan tumbuh lebih tinggi. Prakiraan tersebut didukung oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan pasca dicabutnya status PPKM, pembukaan ekonomi yang semakin luas, konsumsi rumah tangga dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
Wahyu menilai meskipun pada sektor Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan masih terdapat komponen moda transportasi penumpang, tetapi pertumbuhan lapangan usaha itu dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai perkembangan sektor logistik di Indonesia.
"Pada kuartal I/2023 lalu sektor transportasi dan pergudangan tumbuh signifikan di Indonesia, dengan demikian hal itu akan sejalan dengan peluang pertumbuhan perusahaan kami ke depan. Apalagi kami memiliki harga penetapan saham yang cukup murah dan layak bagi para investor saat ini," katanya. Wahyu menambahkan tak hanya resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, Perseroan saat ini juga tengah meningkatkan performa fundamental.
Menurut Wahyu, hal itu akan didukung dengan perolehan sejumlah kontrak baru di salah satu Anak perusahaan Pertamina Holding. Tak hanya itu Perseroan juga terus menjajaki kerjasama dengan Angkasa Pura, melakukan finalisasi Kontrak Kerja dengan Cimory, FKS food, dan Semen Indonesia Distribusi.
Program ESA
Sementara itu, selain menerbitkan saham baru Perseroan juga mengadakan program Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak 1.500.000 saham atau sebanyak 0,50 persen dari saham yang ditawarkan dalam IPO.
Pada saat yang bersamaan, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 150.000.000 waran seri I atau sebesar 18,75 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran, yang diberikan kepada setiap Pemegang Saham (DPS) baru yang namanya tercatat dalam DPS perseroan pada tanggal penjatahan secara cuma-cuma.
Ketentuannya, setiap pemegang 2 saham baru akan memperoleh 1 waran seri I dimana setiap 1 waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perseroan dengan nilai nominal Rp25 per saham dengan harga pelaksanaan Rp200 per saham.
Waran seri I dapat dilaksanakan setelah 6 bulan sejak tanggal penerbitan waran seri I di bursa efek, sampai dengan 1 hari kerja sebelum ulang tahun ke-1 pencatatan Waran, yaitu tanggal 11 April 2024.
Untuk masa berlaku, Waran Seri I adalah sejak tanggal 11 Oktober 2023 sampai dengan 10 Oktober 2024. Total hasil pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp30.000.000.000.
Advertisement
Pemakaian Dana IPO
Selanjutnya, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 60 persen rencananya akan digunakan untuk modal kerja operasional, sekitar 9 persen akan digunakan untuk pembelian software Cargo Wise dan alat-alat teknologi untuk mendukung operasional dan penjualan serta mengintegrasikan sistem operasional Perusahaan, keuangan, sales, marketing dan pengelolaan aset.
Sekitar 31 persen akan digunakan untuk pembelian armada truk baru melalui dealer resmi Isuzu yang tidak ada hubungan afiliasi dengan perseroan.
Adapun untuk dana hasil pelaksanaan waran seri I, seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja berupa pembayaran vendor jasa transportasi, sewa tongkang, biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, asuransi pengiriman, biaya marketing dan sales, biaya operasional kantor, biaya parkir inap armada darat, sewa alat pendukung operasional, biaya perjalanan proyek, biaya operasional kesehatan dan keselamatan kerja.