Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus melambung usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023. Lantas, bagaimana pergerakan harga saham BREN hari ini?
Harga saham BREN berada di zona hijau dalam penutupan perdagangan, Rabu (18/10/2023). Saham BREN berada di level Rp 3.790 per saham atau naik 10,50 persen.
Baca Juga
Mengutip data RTI, saham BREN dibuka naik ke posisi Rp 3.470 per saham dari harga awal Rp 3.430. Saham BREN berada di level tertinggi Rp 4.270 dan terendah Rp 3.330 per saham. Total frekuensi perdagangan 115,702 kali dengan volume perdagangan 311.69 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 1,2 triliun.
Advertisement
Kapitalisasi Pasar Saham BREN
Kenaikan harga saham BREN itu membawa kapitalisasi pasar tercatat Rp 507,05 triliun. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham BREN masuk lima besar dari 10 saham kapitalisasi pasar terbesar. Kapitalisasi pasar saham BREN berada di posisi lima dengan nilai Rp 507 triliun.
Adapun kapitalisasi pasar saham terbesar dan berada di posisi pertama di BEI masih dipegang PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai Rp 1.080 triliun. Disusul kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 773 triliun, dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar Rp 667 triliun.
Selanjutnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih berada di atas kapitalisasi pasar BREN. Kapitalisasi pasar saham Bank Mandiri berada di posisi empat dengan nilai Rp 541 triliun.
Dalam sepekan ini, harga saham BREN menguat 150,17 persen. Saham BREN berada di level tertinggi Rp 4.270 dan terendah Rp 1.820 per saham sepekan terakhir.
Prospek Saham BREN
Sebelumnya diberitakan, saham emiten pendatang baru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus mengalami lonjakan harga semenjak resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 17 Oktober 2023, saham BREN berada di level Rp 3.430 per saham dan sudah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 458,89 triliun. Berkaca pada posisi harga terkini, bagaimana prospek saham BREN pada sisa tahun ini?
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, valuasi saham BREN saat ini sudah tergolong premium dibandingkan dengan emiten pengembang panas bumi lainnya yang juga baru menggelar public offering (IPO) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Meski begitu, secara umum BREN memiliki prospek bisnis yang menjanjikan mengingat kebutuhan pembangkit berbasis energi terbarukan bakal terus meningkat pada masa depan.
"Industri energi terbarukan punya prospek positif ke depannya seiring dengan pengurangan energi fosil dan emisi karbon," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (18/10/2023).
Lantaran BREN bergerak di bidang panas bumi, penjualan listrik dan uap panas bumi serta pendapatan sewa pembangkit akan menjadi andalan bagi emiten tersebut dalam menggenjot kinerja keuangannya.
Kendati demikian, para investor tetap harus hati-hati ketika hendak berinvestasi saham BREN di tengah tren lonjakan harga saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut.
"Mungkin strategi menunggu diskon atau koreksi bisa menjadi pilihan untuk investor," ujar dia.
Senada, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai, valuasi saham BREN kini sudah terlalu mahal. Alhasil, investor mesti mewaspadai potensi koreksi harga saham BREN yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Sebab, investor yang sudah punya saham BREN bisa saja melakukan profit taking," ujar dia.
Advertisement
Selain Geothermal, Barito Renewables Energy Ingin Kembangkan Teknologi Terbarukan Usai IPO
Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menandai momentum penting dalam perjalanan perusahaan untuk mendukung masa depan energi hijau dan berkelanjutan Indonesia.
CEO Barito Renewables Hendra Soetjipto Tan mengatakan, IPO Barito Renewables akan membawa BREN tidak hanya terbatas pada industri geothermal tetapi juga menuju ke teknologi terbarukan lainnya, dengan didukung oleh keunggulan operasional yang kuat.
Ia juga berharap BREN akan menarik mitra, investor, dan bakat baru dalam upaya perusahaan untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bersih.
"BREN sangat bangga bisa turut berpartisipasi dalam menyediakan solusi energi bersih dan baru terbarukan di Indonesia. Semoga hasil kerja kami ini bisa membuat langit dan udara di Indonesia ini khususnya Kota Jakarta bisa segera bebas dari polusi dan menjadi biru kembali," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (9/10/2023).
Tak hanya itu, Barito Renewables Energy juga mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang selama ini telah menjadi mitra penting bagi BREN dalam mengantarkan energi bersih untuk Indonesia.
"Tidak lupa kami ucap banyak terima kasih atas dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Atas dukungannya hingga terlaksananya IPO ini,” kata dia
Pemain Utama Energi Baru Terbarukan
Sebagai salah satu pemain utama energi terbarukan di Indonesia, IPO BREN akan menetapkan patokan baru untuk valuasi perusahaan energi terbarukan dan harapannya akan mendorong lebih banyak perusahaan energi terbarukan untuk mencatatkan diri di pasar modal Indonesia. BREN bangga menjadi pelopor dalam menyediakan solusi energi bersih dan terbarukan yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.
Sementara itu, CEO Barito Pacific dan Komisaris Utama Barito Renewables Agus Salim Pangestu mengatakan, pihaknya bangga mengumumkan Barito Renewables sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini menegaskan komitmen perusahaan yang teguh untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam upayanya menuju transisi energi yang berkelanjutan.
"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mitra dan investor berharga kami atas kepercayaan mereka kepada kami dan tekad kuat kami untuk mencapai tujuan nol emisi," ujar dia.
Sebagai informasi, Barito Renewables menawarkan 4.015.000.000 saham dengan harga Rp 780 per saham, berhasil mengumpulkan total Rp 3,13 triliun dengan oversubscription sebesar 135,2 kali.
Advertisement