Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 2,5 triliun pada 2023. Dana tersebut sudah terserap sekitar 70 persen pada kuartal III 2023.
Direktur IT Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan, pihaknya telah menggunakan dana belanja modal 70 persen hingga September 2023. Tujuannya adalah untuk mengembangkan digitalisasi Perseroan agar semakin terdepan.
Baca Juga
"Kami optimis bahwa penyerapan pada kuartal IV akan terus meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan ini," ujar dia dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023, Senin (30/10/2023).
Advertisement
Menurut ia, Bank Mandiri tidak sekadar mengembangkan digital, tetapi Frontend juga dan akan terus investasi di bidang teknologi dengan menggunakan belanja modal tersebut.
"Bahwa teknologi kita dengar tadi selalu akan menjadi bagian yang sangat penting dalam membantu pertumbuhan bisnis di Bank Mandiri terutama untuk kami menciptakan keunggulan kompetitif melalui sinergi teknologi," kata dia.
Salah satu contohnya, Super App Livin’ by Mandiri yang menjadi andalan Perseroan dalam memenuhi kebutuhan transaksi finansial dan non finansial nasabah ritel telah diunduh lebih dari 32 juta kali sejak diluncurkan.
"Livin' sudah berkontribusi cukup signifikan yaitu 15 persen terhadap fee based income transaksi Bank Mandiri di mana pertumbuhannya memperlihatkan 16 persen year-on-year," katanya.
Bank Mandiri pun optimistis ke depan kontribusi Livin' akan terus meningkat. Ini mengingat maraknya digitalisasi di masyarakat.
Suku Bunga BI Naik, Bank Mandiri Optimistis Bisnis Bakal Tetap Moncer
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) merespons soal keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen dan pelemahan nilai tukar Rupiah.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah preventif dari otoritas moneter untuk mengantisipasi fluktuasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed) serta menjaga stabilitas nilai tukar uang Rupiah.
"Karena kita pahami bahwa sebelumnya 5,75 persen menjadi 6 persen. Tentunya ini memperlebar interest rate diferensial antara Fed Fund Rate dengan BI," kata Darmawan dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023 Bank Mandiri, Senin (30/10/2023).
Melihat kondisi perekonomian Indonesia sepanjang semester I 2023, Bank Mandiri optimistis bisnis akan tetap tumbuh seiring likuiditas perbankan yang masih solid untuk terus mendorong ekspansi ke depannya.
"Kami optimis ruang pertumbuhan masih terbuka, oleh karena itu kami juga memproyeksikan bisnis akan tetap mengingat secara umum perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung rencana ekspansi bisnis dalam bentuk kredit," kata dia.
Di samping itu, ia mengatakan, kebijakan inesntif likuiditas dari BI soal pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM) ini juga akan menambah likuiditas bagi perbankan. Kebijakan ini juga berpotensi mendorong penyaluran kredit pada beberapa sektor prioritas. Sehingga, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional masih dapat mencapai kisaran 9 persen sampai dengan akhir tahun ini.
Advertisement
Pertumbuhan Kredit
Selain itu, Bank Mandiri optimistis akan terus melanjutkan kinerja yang baik hingga akhir 2023. Sejalan dengan pencapaian positif yang telah ditorehkan pada kuartal III 2023.
"Untuk pertumbuhan kredit 10 sampai dengan 12 persen kita sudah berada di kisaran yang sangat baik ada di 12,71 persen secara konsolidasi ini juga tentunya tetap dengan strategi fokus menggarap ruang ekosistem nasabah di sektor potensial serta didukung oleh digitalisasi yang menyeluruh pada bisnis Bank Mandiri," katanya.
Dengan begitu, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit secara konsolidasi di akhir tahun ini masih tetap di kisaran 10 sampai dengan 12 persen secara year-on-year (YoY) dengan tetap memperhatikan prinsip manajemen risiko.
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif hingga kuartal III 2023. Hal itu selaras dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih solid, serta diikuti dengan transformasi bisnis yang menyeluruh.
Bank Mandiri juga berhasil menorehkan rekor sebagai bank pertama di Indonesia dengan total aset konsolidasi yang menembus Rp 2.007 triliun per September 2023 atau tumbuh 9,11 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (YoY).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kenaikan total aset tersebut ikut didorong oleh laju pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang mampu tumbuh positif. Tercatat, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.315,92 triliun pada September 2023 dari posisi setahun sebelumnya sebesar Rp 1.167,51 triliun atau tumbuh 12,71 persen YoY.
Dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri terus berfokus dalam peningkatan pelayanan dengan memberikan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah. Terutama dengan mendorong sektor yang prospektif di setiap wilayah,” ujar Darmawan dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023, Senin (30/10/2023).
Bila dirinci, kredit Bank Mandiri pun menorehkan pertumbuhan positif di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit di segmen komersial yang naik signifikan sebesar 18,55 persen secara YoY menjadi Rp 222,3 triliun pada akhir kuartal III 2023 dan kredit segmen SME (Small Medium Enterprise) yang mencapai Rp 74,16 triliun atau naik 11,73 persen dari tahun periode yang sama tahun lalu.
Advertisement
Laba Bersih Bank Mandiri
Selaras dengan pertumbuhan kedua segmen tersebut, kredit Bank Mandiri di segmen mikro turut mencatatkan realisasi positif dengan pertumbuhan mencapai 10,09 persen YoY dari Rp 146,6 triliun pada September 2022 menjadi Rp 161,4 triliun pada akhir September 2023.
Di samping itu, daya beli masyarakat yang masih solid turut mendukung pertumbuhan dari sisi kredit konsumer Bank Mandiri yang mencapai 12,04 persen YoY menjadi Rp 109,3 triliun pada kuartal III 2023.
Sementara itu, kredit korporasi Bank Mandiri tetap menjadi penyumbang portofolio kredit terbesar perseroan, dengan realisasi mencapai Rp 449 triliun dan tumbuh 9,55 persen secara YoY. Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang semakin solid. Tercermin dari laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 27,4 persen YoY menjadi Rp 39,1 triliun hingga September 2023.
Menurut ia, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.
"Ke depan, tentunya Bank Mandiri akan terus berinovasi dan bertransformasi untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik. Lewat pemetaan bisnis yang tepat, kami yakin Bank Mandiri akan terus tumbuh dan berkembang menjadi bank yang unggul dan berdaya saing di tingkat regional maupun global,” imbuhnya.