Dirut BEI Optimistis Tren Investasi Tetap Positif pada Tahun Politik 2024

BEI menyebutkan, ada beberapa sektor yang berpotensi tumbuh positif pada masa pemilu yaitu sektor barang konsumen, layanan komunikasi, dan keuangan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 18 Nov 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2023, 09:00 WIB
Dirut BEI Optimistis Tren Investasi Tetap Positif pada Tahun Politik 2024
Berdasarkan data historis pasar modal Indonesia cenderung mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun-tahun politik. (Foto: BEI)

Liputan6.com, Balikpapan - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman optimistis tren investasi tetap positif memasuki tahun politik 2024. Iman menjelaskan berdasarkan data historis pasar modal Indonesia cenderung mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun-tahun politik.

Dalam periode 5 kali pemilu sejak pemilu 1999 hingga 2019 secara historis pergerakan IHSG dan kapitalisasi pasar mengalami penguatan. Selain itu, secara historis perkembangan transaksi investor asing selalu mencatatkan posisi net buying pada masa-masa pemilu.

"Perkembangan Rata rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun-tahun pemilu juga menunjukkan tren terus meningkat,” kata Iman dalam acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan, ditulis Sabtu (18/11/2023).

Iman turut menuturkan ada beberapa sektor yang berpotensi tumbuh positif pada masa-masa pemilu yaitu sektor barang konsumen, layanan komunikasi, dan keuangan. 

"Kenaikan tingkat konsumsi didorong oleh pengeluaran partai politik maupun calon kandidat terpilih akan meningkat menjelang tahun politik," ujar Iman. 

Terkait pemilu yang dipercepat pada Februari 2024, Iman mengatakan selagi suasananya masih kondusif, maka masih ada peluan tren positif. Iman melanjutkan, faktor politis tetap memiliki dampak pada tren investasi, tetapi bukan jadi faktor utama. 

Dia menuturkan, faktor utama masih berasal dari sisi makro ekonomi global di mana The Fed masih menaikkan suku bunga, begitupun dengan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Dalam menghadapi tahun politik, Iman menyebut BEI masih berfokus pada 3 hal yaitu perlindungan investor, pendalaman pasar, serta sinergi dan konektivitas regional.

 


BEI Optimistis Pasar Modal Bergairah Selama Tahun Politik

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kondisi pasar modal Indonesia bakal bergairah selama tahun politik. Ini mengingat secara historis kondisi pasar modal solid jelang pemilihan umum (pemilu). 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan, berdasarkan hasil analisis pemilu sebelumnya, pasar modal itu bergairah pada saat beberapa bulan sebelum pemilu dan selama tahun pemilu. Dengan demikian, BEI berharap gairah itu akan terus berlangsung.

"Dengan mengaca kepada pemilu-pemilu sebelumnya kita selalu bagus, pasar baik, kondisi stabil untuk perekonomian dan politik. Sehingga, pasar modal sendiri tetap bergairah kami harapkan di tahun ini dan tahun depan bergairah. Kami optimis perkembangan akan positif,” ujar dia saat ditemui di BEI, Selasa (24/10/2023). 

Di sisi lain, ia mengatakan, terdapat sejumlah sektor yang akan mendapat angin segar dari pemilu 2024, yakni sektor infrastruktur hingga konsumer. 

"Cuma pasti yang banyak berhubungan dengan pemilu mungkin dari sektor infrastruktur, konsumer,” kata dia. 

Sebelumnya diberitakan, pada musim pemilu ada dua macam sudut pandang yang sering ditunjukkan oleh investor. Sebagian investor berpendapat musim pemilu dikaitkan dengan meningkatnya risiko pasar karena ada kemungkinan risiko perubahan kebijakan atau kemungkinan resiko ketidakstabilan politik.

Namun, ada juga investor yang melihat musim pemilu sebagai “pesta demokrasi”yang akan membuat roda perekonomian berjalan lebih baik ditopang oleh peningkatan angka konsumsi domestik.

Syailendra Capital menyebut dua macam sudut pandang di setiap kasus memang lumrah terjadi karena terbaginya opini antara investor yang memiliki profil risiko konservatif dan agresif. 

 


2 Respons

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun, di setiap kondisi, sebaiknya investor melihat dari sisi positifnya, jangan hanya melihat faktor risikonya saja, sehingga dapat memanfaatkan momentum dan peluang yang ada. Secara historis, pergerakan IHSG di musim pemilu semakin stabil bila dilihat dari penurunan standar deviasinya.

Sementara itu, alasan umum dari dua macam respons menanggapi musim pemilu yakni cemas (anxiety) dan antusias (enthusiasm). Adapun alasan investor cemas, yakni ada risiko ketidakstabilan kondisi dalam proses pemilu, masyarakat terpecah opininya, ada kemungkinan perubahan kebijakan dan risiko jika hasil pemilu tidak dapat terima oleh pihak-pihak terkait.

Sedangkan alasan investor antusias, yakni menganggap pemilu adalah "pesta demokrasi", dana kampanye dalam pemilu akan sangat besar terserap di perekonomian, konsumsi diperkirakan meningkat pada tahun pemilu, dan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh peningkatan konsumsi.

 


Meneropong IHSG hingga Akhir 2023

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, kinerja pasar modal Indonesia diperkirakan tetap berada dalam arah yang positif hingga akhir tahun 2023.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.220 pada akhir 2023. Hal ini menjadi sinyal pasar modal Indonesia tetap menjanjikan bagi para investor.

Optimisme ini muncul di tengah musim kampanye politik jelang pemilu 2024. Pemerintah pun cenderung mengeluarkan kebijakan yang populis selama periode tahun politik. 

"Kebijakan populis ini berpotensi mendongkrak daya beli masyarakat dan menjadi sentimen positif bagi pasar," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (26/9/2023).

Bagi para investor, Fajar merekomendasikan saham dari sektor konsumer primer dan non-primer, properti, serta perbankan untuk dapat dipertimbangkan hingga akhir tahun ini. 

Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, secara valuasi pihaknya melihat level wajar IHSG berada  di posisi 7.600. 

"Adapun untuk sentimen terutama dari pemilu,  suku bunga the Fed yang di prediksi naik sekali lagi untuk tahun ini,” kata Roger. 

Dengan demikian, ia memprediksi semester II 2023 akan memiliki peluang yang lebih baik. Sebab, hari libur lebih sedikit dan terdapat peluang percepatan fiskal. Sedangkan, dari global dengan kemungkinan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga the Fed juga memberikan sentimen untuk market.

Roger pun melihat saham sektor telekomunikasi dan semen masih memiliki prospek yang cerah. Ia pun merekomendasikan saham TLKM, EXCL, MTEL, dan INTP untuk dapat dipertimbangkan oleh investor. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya