Saham Melonjak, Microsoft Jadi Perusahaan Publik Paling Bernilai di Dunia

Saham Microsoft naik lebih dari 3 persen pada pekan ini. Kenaikan saham Microsoft membawa kapitalisasi pasar Perseroan menjadi USD 2,89 triliun atau sekitar Rp 44.896 triliun

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jan 2024, 08:11 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2024, 08:11 WIB
Saham Melonjak, Microsoft Jadi Perusahaan Publik Paling Bernilai di Dunia
Microsoft menjadi perusahaan publik paling bernilai pada perdagangan Jumat, 12 Januari 2023. Credit: Matthew Manuel/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft menjadi perusahaan publik paling bernilai pada perdagangan Jumat, 12 Januari 2023. Microsoft menggeser Apple setelah sempat menduduki puncak selama perdagangan intraday pada perdagangan Kamis pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/1/2024), saham Microsoft naik lebih dari 3 persen pada pekan ini. Kenaikan saham Microsoft membawa kapitalisasi pasar Perseroan menjadi USD 2,89 triliun atau sekitar Rp 44.896 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.535).

Analis Redburn Atlantic James Cordwell menurunkan peringkat Apple menjadi netral dari beli pada perdagangan Rabu pekan ini dengan alasan sedikit ruang untuk kenaikan selama beberapa tahun ke depan untuk pertumbuhan iPhone dan kinerja kuartalan pada Maret yang mengecewakan.

Selain itu, Apple mengatakan pada Kamis pekan ini, kalau mantan wakil presiden Al Gore akan pensiun dari dewan perusahaan bulan depan setelah menjabat direktur sejak 2003.

Di sisi lain, Microsoft mendapatkan mosi percaya pada Kamis pekan ini setelah mendiskusikan kemampuan kecerdasan buatannya kepada pengembang dalam sebuah acara di San Francisco.

Analis Piper Sandler menuturkan kepada kliennya dalam sebuah catatan kalau Microsoft terdorong momentum seputar produk kecerdasan buatan yang paling matang. Selain itu, lalu lintas situs web GitHub telah meningkat dari tahun ke tahun selama tiga bulan berturut-turut. Analis memiliki peringkat beli yang setara dengan saham Microsoft.

Apple telah menjadi perusahaan publik paling bernilai selama lebih dari setahun, setelah periode singkat ketika posisi itu dipegang Saudi Aramco dan Microsoft.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apple Hadapi Masalah

Apple Resmi Rilis iPhone 13
CEO Apple Tim Cook meluncurkan iPhone 13 baru selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). Apple resmi meluncurkan iPhone terbarunya dalam acara bertajuk "California Streaming" yang digelar secara virtual, Rabu (15/9/2021) dini hari WIB. (Brooks Kraft/Apple Inc./AFP)

Dikutip dari CNN, pada 2023, CEO Microsoft Satya Nadella investasi miliaran dolar AS pada kecerdasan buatan termasuk mengkomersialkan dan menambahkan alat kecerdasan buatan seperti ChatGPT ke dalam rangkaian produknya sebelum para pesaingnya.

Ia bahkan memperkuat hubungan Microsoft dengan pembuat ChatGPT OpenAI, pionir utama di bidang kecerdasan buatan, selama pergolakan dewan dan kepemimpinan di perusahaan kecil itu pada akhir tahun lalu.

Sedangkan Apple sedang hadapi rangkaian masalah. Penjualan iPhone melambat sebagian karena ada upaya China membatasi pembelian dan membantah telah menerapkan pembatasan apapun. Hal ini membantu produsen ponsel pintar China Huawei memperoleh pangsa pasar.


Kapitalisasi Pasar Microsoft Melonjak Rp 971,6 Triliun, Ini Penyebabnya

Kantor Microsoft
Kantor Microsoft. (Unsplash/Turag Photography)

Sebelumnya diberitakan, kapitalisasi pasar Microsoft naik USD 63 miliar atau setara Rp 971,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.422 per dolar AS) sejak penutupan pada Jumat, 17 November 2023. Saham perusahaan juga mencapai USD 378 atau setara Rp 5,8 juta per saham pada perdagangan Senin, 20 November 2023 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (21/11/2023), jika harga tersebut bertahan pada penutupan pasar, kapitalisasi pasar Microsoft, berdasarkan 7.429 miliar lembar saham yang beredar, akan berjumlah USD 2,82 triliun atau setara Rp 43.492 triliun.

Ini adalah peristiwa yang luar biasa bagi Microsoft dan CEO Satya Nadella, karena bisa saja menjadi Microsoft dan Satya Nadella paling dirugikan dalam kasus terbaru yaitu pemecatan CEO OpenAI, Sam Altman.

Menyusul pemecatan Sam Altman, masa depan OpenAI menjadi tanda tanya dan dampak akhirnya tidak jelas. Dengan mayoritas karyawan OpenAI yang siap untuk pindah dan mengikuti Altman ke Microsoft, startup yang membawa ChatGPT ke dunia tampak seperti cangkang kosong.

Microsoft telah menggelontorkan dana sebesar USD 13 miliar atau setara Rp 200,4 triliun untuk startup AI OpenAI dan menjadikan teknologi OpenAI sebagai landasan jajaran produknya, dan memasukkannya ke dalam segala hal mulai dari Office365 hingga GitHub.

Pernyataan dewan OpenAI pada Jumat, memecat Altman karena dia tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya, merupakan ancaman langsung terhadap strategi Nadella. Faktanya, dalam beberapa menit setelah pengumuman tersebut dipublikasikan pada Jumat, saham Microsoft terpukul hampir 2 persen.

 


Microsoft Gandeng Mantan CEO OpenAI Sam Altman

Windows 11
Windows 11. (Doc: Microsoft)

Namun reaksi Nadella di bawah tekanan, mengumumkan pada tengah malam pada hari Minggu ia telah mempekerjakan Altman dan mantan Presiden OpenAI Greg Brockman untuk memimpin laboratorium penelitian AI baru di dalam Microsoft, adalah langkah penting yang membuat dirinya tidak dirugikan.

Karena jika Microsoft kehilangan Altman, dia bisa saja beralih ke Amazon, Google, Apple, atau sejumlah perusahaan teknologi lainnya yang ingin menghadirkan wajah AI secara global.

Microsoft sekarang akan mempekerjakan dua pekerja paling berpengaruh di OpenAI dan mempertahankan saham besarnya di startup tersebut. 

OpenAI, pada bagiannya, menunjuk mantan bos Twitch Emmett Shear sebagai CEO sementara. Tidak jelas seperti apa tim peneliti baru Microsoft nantinya, namun perekrutan ini jelas merupakan sebuah langkah besar bagi Nadella.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya