BTPN Incar Dana Segar Rp 6,73 Triliun dari Rights Issue

PT Bank BTPN Tbk menawarkan sebanyak 2.589.131.077 atau 2,58 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham dalam rangka rights issue.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Mar 2024, 19:28 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2024, 06:00 WIB
IHSG Menguat
PT Bank BTPN Tbk (BTPN) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHETD) II dengan mengincar dana Rp 6,73 triliun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHETD) II dengan mengincar dana Rp 6,73 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (22/2/2024),PT Bank BTPN Tbk menawarkan sebanyak 2.589.131.077 atau 2,58 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham dalam rangka rights issue.

Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 24,32 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II dengan harga pelaksanaan Rp 2.600 per saham. Dengan demikian, Perseroan akan meraup dana Rp 6,73 triliun dari rights issue.

Setiap pemegang 10 miliar saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 29 Februari 2024 berhak atas 3.213.591.453 HMETD. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru pada harga pelaksanaan yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

Adapun pemegang saham utama Perseroan yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya dalam rights issue sebanyak 2.292.033.462 saham baru.

SMBC juga akan bertindak sebagai pembeli siaga. SMBC akan membeli seluruh sisa saham baru yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham lainnya. SMBC menyatakan memiliki dana yang cukup dan sanggup untuk melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya secara proporsional dan juga bertindak sebagai pembeli siaga.

 

Pemakaian Dana Rights Issue

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, BCA juga telah setuju melaksanakan HMETD miliknya untuk mempertahankan sedikit-dikitnya satu persen saham Perseroan yang tidak dicatatkan di BEI dan tetap dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia berdasarkan PP nomor 29/1999.

Pada rights issue ini, BCA berhak atas 26.689.650 saham. Pelaksanaan seluruh HMETD tersebut akan mempertahankan kepemilikan BCA sebesar 1,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.

"Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue ini akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi maksimal 24,32 persen,” tulis Perseroan.

Perseroan akan memakai dana rights issue itu antara lain sebesar 62,6 persen untuk ekspansi dan investasi usaha salah satunya pengambilalihan Perseroan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yakni PT Oto Multiartha dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Sumitomo Corporation dan SMBC.

Selain itu, 37,4 persen untuk ekspansi dan investasi usaha salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yakni PT Summit Oto Finance (SOF) dan PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari grup Sumitomo Corporation dan SMBC.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 21 Februari 2024, saham BTPN naik 0,39 persen ke posisi Rp 2.600 per saham. Saham BTPN dibuka stagnan di posisi Rp 2.590 per saham. Saham BTPN berada di level tertinggi Rp 2.610 dan terendah Rp2.590 per saham. Total frekuensi perdagangan 19 kali dengan volume perdagangan 68 saham. Nilai transaksi Rp 17,7 juta.

Jadwal Rights Issue

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) : 7 Desember 2023

Tanggal Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif : 19 Februari 2024

Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan HMETD (Cum-Right) :

Pasar Reguler dan Negosiasi: 27 Februari 2024

Pasar Tunai: 29 Februari 2024

Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD (Ex-Right):

Pasar Reguler dan Negosiasi: 28 Februari 2024

Pasar Tunai : 1 Maret 2024

Tanggal Pencatatan (Recording Date) Untuk Memperoleh HMETD : 29 Februari 2024 Tanggal Distribusi HMETD : 1 Maret 2024

Tanggal Pencatatan Efek di PT Bursa Efek Indonesia ("BEI") : 4 Maret 2024

Periode Perdagangan, Pembayaran dan Pelaksanaan HMETD : 4 – 13 Maret 2024

Periode penyerahan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD : 6 – 15 Maret 2024

Tanggal Akhir Pembayaran yang Berasal dari Pesanan Efek Tambahan : 15 Maret 2024 Tanggal penjatahan pemesanan pembelian Saham Tambahan : 18 Maret 2024

Tanggal Pembayaran Penuh oleh Pembeli Siaga : 20 Maret 2024

Tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Tambahan : 20 Maret 2024

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya