Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya PT EMP Energi Gandewa dan PT EMP Energi Riau telah merampungkan akuisisi atas 2 aset minyak yang berproduksi di Riau, Sumatera pada 25 Maret 2024.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/3/2024), PT EMP Energi Gandewa membeli 90 persen partisipasi interes dan operatorship di blok KKS Siak dari PT Pertamina Hulu Energi Siak. 10 persen partisipasi interest lainnya dimiliki oleh badan usaha milik daerah, PT Riau Petroleum Siak.
Baca Juga
Adapun Siak menjual produksi minyaknya ke PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui Terminal Dumai.
Advertisement
Selain itu, PT EMP Energi Riau akuisisi 90 persen partisipasi interes dan operatorship di blok KKS Kampar dari PT Pertamina Hulu Energi Kampar. Adapun 10 persen partisipasi interes lainnya dimiliki oleh badan usaha milik daerah PT Riau Petroleum Kampar. Kampar juga menjual produksi minyaknya ke KPI melalui terminat buatan.
"Akuisisi atas Siak dan Kampar sejalan dengan strategi pengembangan bisnis kami,” tulis Direktur Utama PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra S.Bakrie dalam keterbukaan informasi BEI.
Ia menambahkan, kedua aset yang baru diakuisisi ini lokasinya berdekatan dengan aset perseroan lainnya yang sudah berproduksi sehingga diharapkan dapat optimalkan sinergi di antara aset-aset tersebut.
“Siak dan Kampar sudah berproduksi secara komersial. Kami berharap akuisisi atas kedua aset ini dapat berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan perseroan pada 2024,” ujar dia.
Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024 pukul 15.36 WIB, saham ENRG stagnan di posisi Rp 220 per saham. Harga saham ENRG berada di level tertinggi Rp 224 dan terendah Rp 216 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.087 kali dengan volume perdagangan 211.285 saham. Nilai transaksi Rp 4,6 miliar.
Belanja Modal 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD 150 juta pada 2024. Ini mengingat, Energi Mega Persada masih berfokus terhadap kegiatan drilling.
Wakil Direktur Utama Energi Mega Persada Edoardus Ardianto menuturkan, pihaknya menganggarkan belanja modal di kisaran USD 150 juta. Sebab, Perseroan masih berfokus untuk kegiatan drilling.
"Kegiatan drilling tersebut akan difokuskan untuk bisa menambah cadangan, menambah cadangan reserve minyak dan gas Perseroan secara menyeluruh, dan juga untuk development drilling, untuk meningkatkan produksi dari EMP secara keseluruhan,” kata dia dalam paparan publik, Jumat (15/12/2023).
Sementara itu, belanja modal pada tahun ini diperkirakan menembus kisaran USD 124 juta. Ini mengingat banyak pekerjaan yang dilakukan pada 2023, seperti pengeboran sumur eksplorasi hingga kegiatan seismik.
Di samping itu, Energi Mega Persada juga berkomitmen untuk terus mengembangkan perusahaan secara organik maupun anorganik. Alhasil, Perseroan akan terus melihat peluang dan kesempatan untuk akuisisi dan merger dengan catatan aset-aset yang akan diakuisisi atau merger sesuai dengan target ataupun rencana Perseroan.
"Kami akan lakukan, tapi kembali lagi kita akan sesuaikan dengan rencana dan juga capability dari Perseroan,” imbuhnya.
Kenaikan Produksi Minyak hingga Kuartal III 2023
Selain itu, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan kenaikan produksi minyak menjadi 5,699 barel per hari pada sembilan bulan pertama 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.148 barel per hari.
Wakil Direktur Utama Energi Mega Persada Edoardus Ardianto menuturkan, produksi minyak naik dari kuartal III 2022 ke kuartal III 2023.
"Untuk produksi minyak, kalau dilihat kinerja year on year artinya dari sembilan bulan pertama di tahun lalu sampai dengan sembilan bulan pertama di tahun ini terjadi kenaikan produksi minyak dari 5.100 barel per hari menjadi 5.700 barel per hari,” kata Edoardus dalam paparan publik.
Advertisement
Produksi Gas
Alhasil, kinerja produksi minyak Perseroan dinilai cukup konsisten. Sedangkan, untuk produksi gas terjadi penurunan dari 204 juta kaki kubik gas per hari pada tahun lalu menjadi 166 juta kaki kubik gas per hari pada tahun ini.
"Ada penjelasan atas terjadinya penurunan tersebut, ini dikarenakan dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Itu ada penghentian sementara produksi gas dari aset Sengkang yang ada di Sulawesi Selatan karena adanya renegosiasi dari perpanjangan kontrak jual beli gas,” kata dia.
Meski demikian, saat ini hal tersebut sudah diselesaikan. Sehingga, produksi gas dari Sengkang sudah beroperasi kembali seperti sedia kala sejak akhir Maret.
"Artinya penghentian produksi gas dari Sengkang sekitar 3 bulan, itulah penyebab penurunan kinerja produksi gas year on year,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk total kinerja produksi perusahaan dari Januari sampai dengan September 2023 lebih dari 90 % dikontribusikan dari empat aset utama perusahaan, yaitu aset gas Bentu, aset gas Kangean, aset minyak Malacca dan aset gas Sengkang.
Kinerja Keuangan
Energi Mega Persada membukukan penjualan neto sebesar USD 296,39 juta per kuartal III 2023. Hasil ini turun 13,84 persen dibandingkan penjualan neto per kuartal III 2022 senilai USD 344 juta.
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan ENRG turun 4,02 persen menjadi USD 192,13 juta per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 200,19 juta.
Per kuartal III 2023, ENRG meraih laba usaha senilai USD 89,78 juta. Angka ini menyusut 31,94 persen dibandingkan laba operasional ENRG per kuartal III 2022 senilai USD 131,93 juta.
Alhasil, ENRG mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 45,69 juta per kuartal III 2023, atau turun 3,51 persen dibandingkan realisasi per kuartal III 2023 sebesar USD 44,14 juta.
Hingga kuartal III 2023, total aset ENRG tercatat sebanyak USD 1,22 miliar atau naik dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 1,19 miliar.
Liabilitas ENRG per kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 666,97 juta atau naik dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 679,40 juta. Ekuitas ENRG naik dari USD 514,92 juta pada akhir 2022 menjadi USD 559,85 juta per kuartal III 2023.
Advertisement