Saham Nvidia Tergelincir, Apa Penyebabnya?

Perusahaan pembuat chip Nvidia memasuki wilayah koreksi, setelah sahamnya sempat turun 10% dari penutupan tertinggi sepanjang masa

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Apr 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2024, 14:30 WIB
Markas Nvidia  di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP
Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pembuat chip Nvidia memasuki wilayah koreksi, setelah sahamnya sempat turun 10% dari penutupan tertinggi sepanjang masa. Saham telah pulih pada penutupan Rabu ketika hanya turun sekitar 8% dari level tertingginya.

 

Dilansir dari CNBC, Jumat (12/4/2024), perusahaan, yang membuat unit pemrosesan grafis atau GPU  telah menjadi penerima manfaat utama dari booming kecerdasan buatan, yang meningkatkan permintaan akan chip-nya.

GPU Nvidia biasanya digunakan untuk aplikasi AI yang intensif komputasi, seperti chatbot AI ChatGPT OpenAI. Chip servernya juga merupakan komponen penting dari pusat data.

Kienrja Keuangan Terpuruk

Kinerja keuangan perusahaan sedang terpuruk dalam setahun terakhir. Perusahaan ini melaporkan lonjakan laba non-GAAP per saham terdilusi sebesar 486% pada kuartal Desember, dengan alasan permintaan chip yang besar, berkat popularitas model AI generatif.

Namun, sahamnya berada di bawah tekanan selama dua minggu terakhir. Pada Selasa, harga saham naik 10% dari penutupan tertinggi terakhir sepanjang masa masing-masing USD 950 atau setara Rp 15,2 juta (asumsi kurs Rp 15.844 per dolar AS), yang dicapai pada 25 Maret. 

Saham ditutup pada harga USD 853,54 atau setara Rp 13,6 juta pada Selasa, turun 2% untuk sesi tersebut. Namun pada Kamis, saham berhasil naik kembali 1,97 persen dan diperdagangkan di kisaran USD 870,39 atau setara Rp 13,9 juta.

 

Penyebab Penurunan

Ilustrasi Nvidia (Foto: Mizter_X94/Pixabay)
Ilustrasi Nvidia (Foto: Mizter_X94/Pixabay)

Alasan pasti penurunan ini masih belum jelas. Investor bisa saja mengambil keuntungan dari saham tersebut, setelah keuntungan besar lebih dari 200% untuk saham tersebut dalam 12 bulan terakhir. 

Kemudian pada Selasa, pembuat chip saingannya Intel meluncurkan chip AI baru yang disebut Gaudi 3, yang ditujukan untuk mendukung model bahasa besar teknologi landasan di balik alat AI generatif seperti ChatGPT OpenAI.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya