Perbaiki Keuangan, Bakrie & Brothers Minta Restu Kuasi Reorganisasi

Terdapat lima tujuan dari kuasi reorganisasi yang akan dilaksanakan oleh PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Ingin tahu rinciannya?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Mei 2024, 20:15 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 20:15 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana untuk melakukan kuasi reorganisasi. Aksi ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi keuangan perseroan di masa mendatang.

Sehubungan dengan rencana tersebut, Bakrie & Brothers akan meminta persetujuan kepada para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2024. Jika tak ada aral melintang, rangkaian aksi ini ini ditargetkan rampung pada Agustus 2024.

"Kuasi reorganisasi dilakukan untuk memperbaiki kondisi laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan agar dapat menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik dan performa Perseroan tanpa dibebani defisit masa lalu,” kata Direktur & Chief Financial Officer (CFO) PT Bakrie & Brothers Tbk, Roy Hendrajanto M. Sakti dalam keterangan resmi, Kamis (16/5/2024).

Roy merinci, terdapat lima tujuan dari kuasi reorganisasi yang akan dilaksanakan oleh Perseroan. Pertama, dengan aksi korporasi ini Perseroan dapat memulai awal yang baru (fresh start) dengan neraca keuangan yang menunjukkan saldo laba tanpa dibebani defisit masa lampau.

Kedua, memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) dengan menggunakan komponen ekuitas lain seperti agio saham, selisih transaksi dengan pihak non pengendali dan penurunan modal saham.

Saldo Defisit

Ketiga, dengan kondisi neraca keuangan yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit masa lampau, Perseroan diharapkan akan lebih mudah memperoleh pendanaan, jika diperlukan, dalam rangka pengembangan usaha.

Keempat, dengan tidak adanya saldo defisit, maka akan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT).

“Kelima, meningkatkan minat dan daya tarik investor untuk memiliki saham Perseroan, sehingga diharapkan juga akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan,” terang Roy.

 

Strategi Gejot Bisnis di Masa Depan

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan menggenjot sejumlah strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja di masa depan. BNBR optimis, di tahun 2024 ini Perseroan akan kian mampu menorehkan capaian positif melalui sejumlah proyek strategis yang selama ini terus bergulir.

“Kami bersyukur, kerja keras dan strategi bisnis yang selama ini dijalankan terus berdampak positif bagi Perseroan. Kami yakin dan optimis, melalui sejumlah strategi bisnis yang diadopsi akan menjaga kelancaran dan kelangsungan usaha serta berdampak lebih positif lagi bagi Perseroan di masa depan,” kata Roy.

Strategi bisnis yang dimaksud antara lain, pertama, Perseroan melanjutkan upaya penguatan fundamental bisnis dengan memperkuat operasional setiap unit usaha. Sehingga mampu mempertahankan daya saingnya di pasar. Perseroan juga membuka peluang untuk bermitra secara strategis dalam menjalankan usahanya.

“Hingga 3 tahun ke depan, Perseroan menargetkan CAGR sebesar 16,6% dengan porsi pendapatan terkonsolidasi sebesar 40,8% dari sektor pipa baja, 5,6% dari sektor fabrikasi baja, 4,1% dari sektor infrastruktur dan pendukung infrastruktur,” terang Roy.

Kedua, perseroan mengembangkan portofolio bisnis baru berbasis teknologi dan berfokus pada ESG yang berpotensi menjadi sumber pendapatan baru Perseroan di masa mendatang. Perseroan telah mengembangkan portofolio bisnis yang bergerak di bidang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), kendaraan listrik beserta komponen otomotif, dan teknologi cepat bangun (3D printing konstruksi dan rumah prefab).

“Selanjutnya, yang tak kalah penting juga, Perseroan secara aktif mengelola dan memitigasi risiko usaha dan investasi dengan cara menerapkan manajemen risiko internal yang menjadi bagian terintegrasi dalam proses bisnis,” kata Roy.

 

Prospek Fundamental PT Bakrie & Brothers Tbk

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Roy mengklaim perseroan secara konsisten menunjukkan tren performa keuangan yang membaik dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan sebesar 16,24% CAGR selama periode tahun 2021 hingga 2023 .

Peningkatan pendapatan Perseroan ini sebagian besar disebabkan perkembangan bisnis Perseroan melalui entitas anak PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) yang bergerak di bidang penjualan kendaraan listrik.

Kemudian PT Bakrie Metal Industries (BMI) dan entitas anak Perseroan yang bergerak di bidang fabrikasi baja bergelombang, fabrikasi pipa baja dan konstruksi baja. Serta PT Bakrie Indo-Infrastructure (BIIN) yang bergerak di bidang pembangunan dan jasa infrastruktur termasuk infrastuktur telekomunikasi.

"Tren performa positif ini juga bisa terlihat dari meningkatnya laba perseroan selama tiga tahun berturut-turut. Perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk masing-masing sebesar Rp 63,67 miliar pada 2021, Rp 266,13 miliar pada 2022 dan Rp 237,46 miliar pada 2023.

“Rata-rata tiga tahun atas laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp189,09 miliar,” jelas Roy.

Pada Desember 2023, perseroan telah melakukan penyelesaian restrukturisasi sebagian besar kewajiban Perseroan terhadap kreditur. Dengan restrukturisasi ini, kinerja Perseroan di tahun berikutnya menjadi lebih baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya