Liputan6.com, Jakarta - Malam Nisfu Sya'ban merupakan salah satu malam yang dianggap penuh berkah dalam Islam. Umat Islam meyakini bahwa pada malam ini, Allah SWT memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya, kecuali bagi dua golongan manusia yang disebutkan dalam hadis-hadis Rasulullah SAW.
KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya menjelaskan bahwa ada dua model manusia yang tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT pada malam Nisfu Sya'ban. Hal ini menjadi pengingat penting bagi umat Islam agar selalu menjaga hati dan keimanan.
Advertisement
Dalam ceramahnya, Buya Yahya menyampaikan bahwa Allah SWT akan mengampuni seluruh dosa hamba-Nya pada malam Nisfu Sya'ban, kecuali bagi mereka yang menyekutukan-Nya dan mereka yang memiliki kebencian terhadap sesama.
Advertisement
Menyekutukan Allah SWT atau berbuat syirik merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni kecuali dengan taubat yang sungguh-sungguh sebelum ajal menjemput. Syirik dalam Islam berarti menempatkan sesuatu atau seseorang sebagai tandingan bagi Allah dalam hal ibadah dan penghambaan.
Syirik terbagi menjadi dua jenis, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar seperti menyembah selain Allah atau percaya bahwa ada kekuatan lain yang setara dengan-Nya. Sedangkan syirik kecil adalah perbuatan yang mengarah kepada kesyirikan, seperti riya atau pamer dalam ibadah.
Selain pelaku syirik, orang yang menyimpan permusuhan dan kebencian terhadap sesama muslim juga termasuk golongan yang tidak mendapat ampunan pada malam Nisfu Sya'ban. Mereka disebut sebagai musyahin.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Allah Benci Permusuhan yang Mengakar
Musyahin adalah orang yang hatinya dipenuhi kebencian terhadap sesama tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat. Permusuhan yang tidak segera diselesaikan akan membuat hati semakin keras dan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah SWT.
Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama sangat ditekankan. Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga silaturahmi dan menghindari kebencian.
Buya Yahya menjelaskan bahwa permusuhan yang dimaksud dalam hadis tentang malam Nisfu Sya'ban bukan sekadar perbedaan pendapat, tetapi kebencian yang mengakar di dalam hati hingga melahirkan dengki dan dendam.
Dengki adalah penyakit hati yang berbahaya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan manusia untuk berlindung dari kejahatan orang-orang yang dengki, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Falaq ayat 5:
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
"Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki."
Buya Yahya menegaskan bahwa seseorang yang memiliki sifat hasad atau dengki akan sulit mendapatkan ampunan, karena hatinya selalu dipenuhi dengan keburukan terhadap orang lain.
Advertisement
Perbaiki Diri dan Berdamai agar Diampuni
Orang yang termasuk dalam kategori musyahin hendaknya segera berusaha untuk berdamai dan memperbaiki hubungannya dengan sesama sebelum datangnya malam Nisfu Sya'ban. Hal ini agar ia tidak terhalang dari rahmat dan ampunan Allah SWT.
Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda:
يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
"Allah melihat makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya'ban, lalu mengampuni mereka semua kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan dengan saudaranya." (HR. Ibnu Majah)
Dari hadis ini, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk memperbaiki hubungan dengan sesama dan menjauhi permusuhan agar tidak termasuk dalam golongan yang tidak mendapat ampunan.
Malam Nisfu Sya'ban adalah waktu yang istimewa untuk memohon ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika seseorang melewatkan kesempatan ini hanya karena menyimpan kebencian dalam hatinya.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya memanfaatkan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak ibadah, seperti sholat malam, membaca Al-Qur'an, dan berzikir, agar semakin dekat dengan Allah SWT.
Di akhir ceramahnya, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu memperbaiki diri, meninggalkan segala bentuk syirik, serta menjauhi kebencian dan permusuhan. Dengan demikian, setiap muslim dapat meraih keberkahan dan ampunan pada malam Nisfu Sya'ban.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul