Bisnis Stabil, Garuda Indonesia Raih Peringkat IdBBB dari Pefindo

Garuda Indonesia meraih peringkat IdBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas kemampuan kinerja Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang yang dikelolanya

oleh Septian Deny diperbarui 12 Jul 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 06:00 WIB
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

 

Liputan6.com, Jakarta Maskapai nasional Garuda Indonesia meraih peringkat IdBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas kemampuan kinerja Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang yang dikelolanya. Perolehan peringkat tersebut menunjukkan bahwa Garuda Indonesia memiliki outlook yang stabil serta kemampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya.

Adapun pemeringkatan Pefindo atas Garuda Indonesia tersebut diberikan berdasarkan data dan informasi Perusahaan serta Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 31 Maret 2024 serta Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2023.

Pemeringkatan tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-2/MBU/03/2023 tentang “Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan BUMN,” yang mengharuskan BUMN untuk mengukur kesehatannya secara berkala melalui pemeringkatan atau rating.

Di antara aspek yang menjadi dasar pemeringkatan tersebut adalah Ikhtisar Keuangan dan Corporate Action Perusahaan. Selain itu, penilaian juga didasarkan pada aspek Industry Overview, yang turut mencakup upaya Perusahaan dalam memitigasi potensi risiko akibat fluktuasi harga bahan bakar ataupun kejadian tak terduga seperti pandemi dan serangan teroris.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, perolehan rating tersebut menggambarkan upaya berkelanjutan Perusahaan dalam merealisasikan langkah-langkah penyehatan Perusahaan.

“Capaian ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia adalah emiten yang sehat, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki outlook bisnisnya dan melaksanakan kewajibannya, dalam hal ini memenuhi janjinya kepada seluruh kreditur,” ujarnya.

“Sehat-tidaknya Garuda Indonesia tidak hanya akan berdampak terhadap kelangsungan bisnis Perusahaan namun juga akan turut menentukan kredibilitas Garuda di mata publik, khususnya para kreditur yang telah mendukung proses restrukturisasi Perusahaan,” tambah Irfan.

Ia menjelaskan, berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023, peringkat IdBBB yang berhasil diraih Garuda Indonesia turut menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya itu masuk dalam kategori emiten yang sehat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berbagai Inisiatif Strategis

Pesawat Garuda Indonesia
Sejumlah jemaah calon haji sedang naik pesawat Garuda Indonesia untuk terbang melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Sementara itu, berbagai inisiatif strategis yang dilaksanakan Garuda Indonesia pada Kuartal 1 tahun ini berhasil membukukan pendapatan usaha secara group sebesar US$711,98 juta, atau tumbuh sebesar 18,07% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Capaian tersebut turut didukung pertumbuhan pendapatan di berbagai lini, termasuk lini Penerbangan Berjadwal yang tumbuh sebesar 18,19% menjadi sebesar US$599,01 juta, Penerbangan Tidak Berjadwalyang tumbuh sebesar 53,57% menjadi sebesar USD 19,67 juta, dan Pendapatan Lainnya yang juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,92% menjadi US$92,28 juta.

Adapun pada tahun 2023 lalu, fundamen kinerja Garuda Indonesia juga menunjukkan tren positif, selaras dengan komitmen Perusahaan dalam mengimplementasikan inisiatif-inisiatif yang menghasilkan sejumlah capaian krusial.

 


Laba Bersih

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$251,99 juta dan menyelesaikan pembayaran utang secara penuh kepada para ‘kreditur dengan nilai utang hingga Rp255 juta’ sesuai skema perjanjian perdamaian yang mendapatkan putusan homologasi, Garuda Indonesia juga berhasil mengoptimalkan strategi perbaikan ekuitas Perseroan yang memberikan dampak positif pada posisi ekuitas Perusahaan.

“Melalui berbagai inisiatif kinerja Perusahaan yang berkelanjutan, dengan landasan bisnis yang simple, profitable, dan full-service, serta outlook industri aviasi yang telah kembali ke situasi sebelum pandemi, kami meyakini bahwa upaya untuk membawa Perusahaan kembali sehat dapat berjalan on the track sesuai roadmap penyehatan kinerja yang terus kami perkuat,” tutup Irfan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya