BEI Pelototi Saham MFIN dan RONY, Ini Sebabnya

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham MFIN dan RONY di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Sep 2024, 12:28 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2024, 12:28 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham MFIN dan RONY di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham MFIN dan RONY tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (28/9/2024).

Pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Melansir data RTI, saham PT Mandala Multifinance Tbk ditutup naik 19,05 persen ke posisi 5.500 pada Jumat (27/9). Dalam sepekan, MFIN naik 76,95 persen dan naik 88,36 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

Sementara saham RONY naik 9,42 persen ke posisi 302 pada Jumat. Dalam sepekan, RONY naik 51,76 persen, namun masih terkoreksi 1,31 persen ytd.

Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham MFIN dan RONY, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investor Lo Kheng Hong Kini Genggam 5,15% Saham ABMM

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia yakni Lo Kheng Hong kembali menambah kepemilikan saham di PT ABM Investama Tbk (ABMM).

Mengutip pengumuman pemegang saham di atas 5 persen oleh KSEI, Selasa (6/8/2024), Lo Kheng Hong memiliki 141.171.100 saham ABBM atau setara 5,13 persen pada 1 Agustus 2024. Kepemilikan saham ABMM tersebut bertambah pada 2 Agustus 2024, Lo Kheng Hong mengenggam 141.675.500 saham ABBM atau setara 5,15 persen. Dengan demikian, ada tambahan saham ABMM sekitar 504.500. Namun, tidak disebutkan harga pembelian saham ABMM itu.

Mengutip data RTI per 31 Juli 2024, pemegang saham ABBM antara lain PT Tiara Marga Trakindo sebesar 53,55 persen, Valle Verde Pte Ltd sebesar 25,51 persen, Lo Kheng Hong sebesar 5,12 persen. Selanjutnya Rachmat Mulyana Hamami memiliki saham ABBM sebesar 0,22 persen, Achmad Ananda Djajanegara sebesar 0,04 persen, Mivida Hamami sebesar 0,004 persen. Kemudian masyarakat-non warkat-scripless sebesar 15,52 persen.

Pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024, pukul 15.09 WIB, harga saham ABMM naik 1,37 persen ke posisi Rp 3.700 per saham. Harga saham ABMM dibuka stagnan di posisi Rp 3.650 per saham.

Harga saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.730 dan level terendah Rp 3.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.210 kali dengan volume perdagangan 34.507 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,6 miliar. Secara year to date (ytd), harga saham ABMM menguat 8,82 persen.


Kinerja 2023

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun pada 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/4/2024), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan USD 1,49 miliar pada 2023. Pendapatan Perseroan naik 3,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,44 miliar.

Beban pokok pendapatan bertambah 19,19 persen menjadi USD 1,1 miliar pada 2023. Pada 2022, beban pokok pendapatan tercatat USD 923,62 juta. Perseroan pun mencatat laba bruto turun 24,88 persen dari USD 521,90 juta pada 2022 menjadi USD 392,04 juta pada 2023.

Beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi USD 110,37 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 105,06 juta. Pendapatan lainnya naik menjadi USD 47,75 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 15,28 juta. Perseroan membukukan laba usaha USD 305,62 juta pada 2023. Laba usaha tersebut turun 22,76 persen dari 2022 sebesar USD 395,73 juta.

PT ABM Investama Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,07 persen menjadi USD 289 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 269,90 juta. Akan tetapi, total laba Perseroan turun 7,68 persen menjadi USD 315,62 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 341,90 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi USD 0,10497 pada 2023 dari 2022 sebesar USD 0,09804.

Ekuitas Perseroan naik 22,89 persen menjadi USD 758,92 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 617,52 juta. Liabilitas naik 2,39 persen menjadi USD 1,39 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 1,36 miliar. Aset Perseroan naik 8,9 persen menjadi USD 1,15 miliar pada 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas turun menjadi USD 188,57 juta pada 2023.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya