Kantongi Pendapatan Setara Rp 16,62 Triliun, Merdeka Copper Tekan Rugi pada Semester I 2024

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatat kenaikan pendapatan sebesar 78,97 persen dan rugi menyusut pada semester I 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Okt 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 14:00 WIB
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) (Foto: laman PT Merdeka Copper Gold Tbk)
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengumumkan kinerja paruh pertama yang berakhir pada 30 Juni 2024. (Foto: laman PT Merdeka Copper Gold Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengumumkan kinerja paruh pertama yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan USD 1,09 miliar atau sekitar Rp 16,62 triliun (kurs Rp 15.197,00 per USD).

Pendapatan itu naik 78,97 persen dibanding periode sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan pendapatan USD 520,03 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi USD 1 miliar dari USD 473,9 juta.

Alhasil, perseroan membukukan laba kotor USD 88,7 juta, naik dari USD 46,14 juta pada semester I 2023. Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban usaha berupa beban umum dan administrasi sebesar USD 26,53 juta. Perseroan juga membukukan pendapatan keuangan sebesar USD 6,17 juta, beban keuangan bersih USD 53,41 juta, dan pendapatan lain-lain USD 11,16 juta.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar USD 20,54 juta atau sekitar Rp 312,1 miliar. Raihan itu berbalik dari posisi Juni tahun lalu, di mana perseroan membukukan rugi periode berjalan sebesar USD 54,91 juta.

Jika dilihat lebih rinci, perseroan masih membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 12,5 juta. Meski begitu, rugi ini juga jauh lebih kecil dibandingkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I tahun lalu yang mencapai USD 49,21 juta.

Melansir keterbukaan informasi Bursa, Selasa (1/10/2024), perseroan membukukan aset USD 4,93 miliar pada semester I 2024, turun dari USD 4,96 miliar pada Desember 2023. Liabilitas naik menjadi USD 2,12 miliar dari USD 2,2 miliar pada Desember 2023. Kemudian ekuitas sampai dengan Juni 2024 naik menjadi USD 2,81 miliar dari USD 2,76 miliar pada Desember 2023.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Merdeka Copper Gold Rugi Setara Rp 247,21 Miliar pada Kuartal I 2024

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan dari sisi pendapatan.

Namun, seiring beban yang ikut naik, rugi bersih yang dicatatkan pada kuartal I 2024 ikut bengkak menjadi USD 15,23 juta atau sekitar Rp 247,21 miliar (kurs Rp 16.233,40 per USD). Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (4/6/2024), perseroan membukukan pendapatan USd 541,05 juta atau sekitar Rp 8,78 triliun pada kuartal I 2024.

Pendapatan itu naik 152,57 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 214,21 juta. Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada kuartal I 2024 naik menjadi USD 207,76 juta dari USD 182,67 juta pada kuartal I 2023. Meski begitu, laba kotor perseroan masih naik menjadi USD 33,29 juta dibanding USD 31,54 juta pada kuartal I 2023.

Pada kuartal I tahun ini, perseroan membukukan beban usaha sebesar USD 12,76 juta, turun dibanding beban usaha pada kuartal I 2023 yang sebesar USD 13,55 juta. Pendapatan keuangan pada kuartal I 2024 naik menjadi USD 3,9 juta dari USD 3,59 juta pada periode yang sama tahun lalu.

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Bersamaan dengan itu, beban keuangan naik menjadi USD 26,74 juta dari USD 22,77 juta yang dicatatkan pada kuartal I 2023. Perseroan juga mencatatkan beban lain-lain sebesar SUD 5,84 juta, padahal pada periode yang sama tahun lalu perseroan masih membukukan pendapatan lain-lain sebesar USD 6,52 juta.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 15,23 juta. Rugi ini naik sekitar tiga kali lipat dibandingkan rugi pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 3,11 juta.

Aset perseroan sampai dengan kuartal I 2024 turun tipis menjadi USD 4,92 miliar dari USD 4,96 miliar pada akhir tahun lalu. Liabilitas hingga Maret 2024 turun menjadi USd 1,09 miliar dari USD 2,2 miliar pada Desember 2023. Sementara ekuitas naik menjadi USd 2,83 miliar pada akhir Maret 2024 dibanding USD 2,76 miliar yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.

 


Merdeka Copper Gold Lunasi Obligasi Rp 963,55 Miliar

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk melunasi pokok serta pembayaran bunga ke-12 dari obligasi berkelanjutan II Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2021 seri B.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (27/2/2024), PT Merdeka Copper Gold Tbk memiliki obligasi yang jatuh tempo pada 26 Maret 2024 terdiri dari pokok obligasi sebesar Rp 940,40 miliar dan bunga ke-12 senilai Rp 23,15 miliar.

“Jumlah pelunasan pokok dan pembayaran bunga ke-12 obligasi sebesar Rp 963,55 miliar serta telah dibayarkan pada 26 Maret 2024 kepada pemegang obligasi oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai agen pembayaran yang telah ditunjuk oleh Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, Adi Adriansyah Sjoekri.

Perseroan melunasi pokok dan membayar bunga ke-12 obligasi berasal dari dana yang diperoleh Perseroan dari hasil penerbitan obligasi berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap V tahun 2024 dan kas internal Perseroan.

“Tujuan dilaksanakannya transaksi tersebut adalah agar Perseroan dapat melakukan pelunasan pokok serta pembayaran bunga ke-12 dari obligasi yang telah jatuh tempo tersebut,” tulis dia.

Perseroan menyatakan dengan dilakukan pelunasan atas pokok dan pembayaran bunga ke-12 obligasi itu seluruh kewajiban Perseroan atas obligasi tersebut telah berakhir.

“Selanjutnya tidak ada dampak material lain atas pelunasan pokok dan bunga kedua belas obligasi terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan,” ujar Adi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya