Emiten GPS Sumber Sinergi Catat Pendapatan Rp 13,54 Miliar pada Kuartal II 2024

Manajemen emiten GPS tracker PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) menuturkan, industri otomotif yang merosot berdampak terhadap kinerja perseroan. Hal itu berdampak terhadap kerugian.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Okt 2024, 14:01 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Emiten GPS tracker PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) melaporkan kinerja keuangan yang memerah pada kuartal II 2024. (Foto: Freepik/mindandi)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten GPS tracker PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) melaporkan kinerja keuangan yang memerah pada kuartal II 2024. Dengan total pendapatan Rp 13,54 miliar, terkontraksi -23,51 persen secara tahunan (YoY) pada Juni 2024.

CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk Alamsyah Cheung mengkonfirmasi penurunan kinerja perseroan di triwulan kedua tahun ini. Menurut dia, itu berkorelasi dengan kinerja industri otomotif yang juga anjlok pada waktu bersamaan. 

"Menurunnya itu secara global, secara nasional juga, karena bisa dibilang industri otomotif sebagai induk dari bisnis kami juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Itu kurang lebih sekitar 20 persen penurunan itu. Sehingga itu juga berdampak pada kinerja Q2 kami," ujar dia dalam sesi Publix Expose Insidentil IOTF, Kamis (31/10/2024).

Tren penurunan pendapatan tak hanya terjadi kuartal 2 saja, tapi juga di sepanjang semester I 2024. Sebagai catatan, pendapatan IOTF pada Januari-Juni 2024 berada di sekitar Rp 28,6 miliar, lebih kecil dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 34 miliar.

Secara total, penurunan pendapatan pada periode Januari-Juni 2024 yakni sebesar -15,81 persen (YoY) dibanding semester II 2023. 

Sehingga, itu berdampak terhadap laba bersih pada kuartal II 2024 merosot -159,62 persen (YoY), atau rugi Rp 138,8 juta. Dengan net profit margin -1,03 persen atau -179,23 persen secara tahunan (YoY) 

Kemudian, biaya operasional (operating expense) IOTF pun terpangkas -0,84 persen menjadi Rp 4,41 miliar di kuartal II 2024. Lalu, EBITDA sebesar Rp 618,54 juta atau minus 37,37 persen. 

Meskipun diterpa catatan merah, Alamsyah mengklaim itu tidak mengganggu stabilitas keuangan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. Menengok kinerja keuangan perseroan pada kuartal III 2024, ia optimistis mulai bangkit kembali. 

"Namun, di Q3 sudah mulai bounce back. Kami sudah mulai meningkat. Saat ini kami masih terus mempelajari peluang-peluang yang dapat menjadi pendukung bisnis perseroan di tengah faktor risiko yang ada," tutur dia.

 

Jadi Pendatang Baru di BEI

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 6 Oktober 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-68 di BEI pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Sumber Sinergi Makmur mencatatkan saham perdana dengan kode saham IOTF.

Sumber Sinergi Makmur mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,1 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham IOTF akan mencatatkan saham sejumlah 5,28 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 110 miliar. 

Sebagai pemanis, IOTF juga secara bersamaan akan menerbitkan 1,1 miliar Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 1:1. Artinya, tiap pemegang satu saham baru akan mendapatkan satu waran.

Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 130  dan bakal meraup dana sebanyak Rp 143 miliar.Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT KB Valbury Sekuritas dan PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

 

 

 

Dana Hasil Waran

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dalam rangka pembelian persediaan berupa perangkat GPS tracker GT06N sekitar 150.000 unit, ET200 sekitar 120.000 unit, OBD sekitar 80.000 unit, X3 sekitar 22.500 unit.

Selanjutnya WETRACKLITE sekitar 22.500 unit, dan model GPS Tracker lainnya serta perangkat pendukung (soket, kabel ties, Nitto, dan lain-lain), yang seluruhnya akan dibeli dari Shenzhen Jimi Iot Co., Ltd. (JIMI IOT) sebagai pemasok Perseroan dan selanjutnya akan dijual kembali oleh Perseroan dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan.

Sementara dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk modal kerja dalam rangka pembelian persediaan berupa perangkat GPS tracker GT06N, ET200, OBD, X3, WETRACKLITE, dan model GPS Tracker lainnya serta perangkat pendukung (soket, kabel ties, Nitto, dan lain-lain), yang seluruhnya akan dibeli dari pemasok Perseroan dan selanjutnya akan dijual kembali oleh Perseroan dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan.

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya