Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan penjualan sebesar USD 319,6 juta hingga kuartal III 2024. Penjualan Perseroan tumbuh sebesar 8 persen dibandingkan periode sama pada 2023 sebesar USD 296,3 juta.
Investor Relation Energi Mega Persada, Herwin Wahyu Hidayat menuturkan penjualan meningkat membuat laba bersih perseroan turut naik 12 persen secara year on year menjadi USD 51,2 juta hingga kuartal III 2024.
Baca Juga
Herwin menuturkan, kenaikan kinerja keuangan perseroan secara upline dan bottom line disebabkan oleh dua hal yaitu naiknya produksi harian minyak dan kenaikan harga jual rata-rata minyak dan gas.
Advertisement
“Produksi rata rata gross minyak dari Januari hingga September 2024 sebesar 7.918 barel minyak per hari, meningkat 22 persen secara year on year. Harga rata-rata minyak naik 3 persen menjadi USD 83 per barel,” kata Herwin dalam Public Expose, Jumat (22/11/2024).
Herwin menambahkan, kenaikan harga rata-rata minyak ini dirasakan oleh semua pelaku akibat meningkatnya harga minyak dunia. Adapun untuk off taker produk migas Energi Mega Persada didominasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina dan PLN.
Dalam 5 tahun terakhir, perseroan juga gencar melakukan akuisisi aset minyak dan gas dan menambah kepemilikan pada aset-aset perusahaan yang sudah ada.
"Sepanjang 2024 kami mengakuisisi 90 persen kepemilikan di blok Siak dan 90 persen kepemilikan di blok Kampar. Kami juga mengakuisisi Floating Storage & Regasification Unit EDN 1. Kami mengakuisisi Floating Storage & Offloading Unit Gandini, dan mengakuisisi tambahan 51 persen kepemilikan di blok Sengkang,” jelas dia.
Meskipun begitu, Herwin mengungkapkan saat ini perseroan belum memiliki rencana investasi di kilang LNG atau LPG dan belum ada rencana rights issue hubungan dengan rencana akuisisi yang akan datang.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 22 November 2024, harga saham ENRG naik 0,77 persen menjadi Rp 262 per saham. Harga saham ENRG dibuka naik dua poin ke posisi Rp 262 per saham. Harga saham ENRG berada di level tertinggi Rp 270 dan level terendah Rp 260 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.398 kali dengan volume perdagangan 1.082.823 saham. Nilai transaksi Rp 28,8 miliar.
Kuasai Blok Sangkang, Energi Mega Persada Amankan Cadangan Gas 380 Miliar Kaki Kubik
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menyampaikan bahwa anak usahanya, PT EMP Energi Jaya (EEJ) telah menyelesaikan transaksi pembelian 51% kepemilikan di blok KKS Sengkang (Sengkang) di Sulawesi Selatanbja. Sebelumnya, EMP melalui anak usahanya, PT Energi Maju Abadi (EMA) sudah memiliki 49% partisipasi interes di Sengkang.
Setelah pelunasan transaksi pembelian tersebut, 100% dari kinerja produksi dan keuangan Sengkang dapat dikonsolidasikan oleh EMP melalui beberapa anak usahanya. Kontrak kerja sama blok gas Sengkang juga baru selesai diperpanjang sampai dengan Oktober 2042. Saat ini Sengkang memiliki cadangan gas terbukti dan terukur sebesar 380 miliar kakikubik dan sekitar 1,3 triliun kaki kubik prospects & leads gas.
“Rencana jangka pendek EMP adalah untuk meningkatkan produksi hariannya dari cadangan gas yang ada. Selain itu Perusahaan juga akan berfokus kepada rencana jangka menengahnya untuk memulai aktifitas pengeboran untuk menemukan cadangan dan sumber daya gas baru di area konsesi yang ada,” kata Direktur Utama dan CEO PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra S. Bakrie dalam keterangan resmi, Selasa (29/10/2024).
Saat ini Sengkang memiliki kontrak untuk memasok gas dengan kapasitas sampai dengan 50 juta kaki kubik gas per hari ke PT PLN (Persero). Dalam hal ini PT PLN bertindak sebagai pembeli utama. Ke depan, EMP akan terus berupaya untuk dapat mengembangkan bisnisnya baik secara organik, maupun melalui akuisisi.
Advertisement
Energi Mega Persada Tambah Kepemilikan Aset Gas Sengkang di Sulawesi Selatan
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menyampaikan bahwa anak usahanya, PT EMP Energi Jaya (EEJ) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli (PJB) dengan Energy World Corporation Ltd (EWC) dan Ventures Holdings Pty Ltd (VH).
PJB itu terkait dengan kepemilikan saham di Energy Equity Holdings Pty Ltd (EEH) dan Epic Sulawesi Gas Pty Ltd (ESG). EEH dan ESG memiliki 100% saham di Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd (EEES). EEES memiliki 51% partisipasi interes di KKS Sengkang.
Melalui anak usaha lainnya, PT Energi Maju Abadi (EMA) sudah memiliki 49% partisipasi interes di KKS Sengkang. Setelah penyelesaian transaksi jual beli tersebut yang diharapkan terjadi di tanggal 31 Oktober 2024, akuisisi atas EEH dan ESG oleh EEJ akan menyebabkan KKS Sengkang terkonsolidasi secara penuh ke dalam EMP.
”Dengan diselesaikannya transaksi pembelian ini, kami berharap untuk dapat melanjutkan aktivitas pemboran demi meningkatkan cadangan di KKS Sengkang dan memulai produksi gas dari lapangan Wasambo," kata PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra S. Bakrie dalam keterangan resmi, Senin (14/10/2024).
Saat ini, KKS Sengkang memiliki kontrak dengan PT PLN (Persero) dengan kapasitas produksi sekitar 50 juta kaki kubik gas per hari. Dalam hal ini PT PLN bertindak sebagai pembeli utama. Blok gas yang terletak di Sulawesi Selatan ini juga mengoperasikan sekitar 380 miliar kaki kubik gas cadangan gas terbukti dan terukur (cadangan 2P).
"Ke depan, EMP akan terus berupaya untuk dapat mengembangkan bisnisnya baik secara organik, maupun melalui akuisisi," pungkas Syailendra.
Laba Energi Mega Persada Tumbuh 26,19% pada Semester I 2024
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba pada semester I 2024.
Pada periode tersebut, perseroan membukukan penjualan USD 201,9 juta atau sekitar Rp 3,28 triliun (kurs Rp 16.254,00 per USD), naik 5,44 persen dibandingkan penjualansemester I 2023 yang tercatat sebesar USD 191,47 juta.
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan pada semester I 2024 naik menjadi USD 137,26 juta dibanding semester I tahun lalu yang tercatat sebesar USD 123,69 juta. Alhasil, perseroan membukukan laba kotor sebesar USD 64,64 juta pada semester I 2024, turun dibanding laba kotor semester I 2023 yang sebesar USD 67,78 juta.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban usaha sebesar USD 10,5 juta. Sehingga perseroan menyisakan laba usaha USD 54,14 juta. Meski begitu, perseroan berhasil menekan beban lain-lain dari USD 14,58 juta pada semester I 2023 menjadi USD 10,98 juta pada semester I 2024.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 33,53 juta atau sekitar Rp 545,07 miliar. Laba itu naik 26,19 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 26,57 juta.
EBITDA pada semester I 2024 juga naik 10 persen menjadi USD 114,66 juta dibanding USD 125,74 juta yang dicatatkan pada semester I 2023.
"Kenaikan dalam penjualan bersih, EBITDA, dan laba bersih pada periode semester I 2024, terlepas dari fluktuasi harga minyak dunia. Peningkatan kinerja tersebut didukung oleh kenaikan produksi minyak dari aset Siak dan Kampar (Riau, Sumatera), yang memberikan kontribusi sebesar 2.300 barel minyak per hari," ujar Direktur Utama & CEO PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra S. Bakrie, dikutip Jumat (2/8/2024).
Advertisement