Dana Kelolaan Reksa Dana Capai Rp 840,7 Triliun hingga Desember 2024

Kinerja Reksa Dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp 840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen secara year to date.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Des 2024, 20:26 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 20:21 WIB
Mengenal Reksadana
Ilustrasi Reksadana Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi membagikan catatan kinerja positif  pasar modal Indonesia sepanjang 2024.

Kinerja Reksa Dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp 840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen secara year to date.

Sedangkan untuk Pasar Modal Syariah, per 27 Desember 2024 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98 persen.

“Pada sisi Pasar Surat Utang juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan Indeks ICBI ditutup di level 392,36, mencatatkan kenaikan sebesar 4,74 persen ytd,” kata Inarno dalam sambutannya pada acara peresmian penutupan perdagangan BEI, Senin (30/12/2024).

Penghimpunan Dana Pasar Modal

Pada kesempatan yang sama, Inarno juga mengungkapkan dari aktivitas penghimpunan dana di Pasar Modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 Emiten baru, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp 251,04 triliun. 

“Angka ini telah melampaui target Rp 200 triliun, menjadi bukti nyata kepercayaan yang terus menguat terhadap pasar modal Indonesia,” jelasnya. 

 

Kinerja Bursa Karbon

Jenis-jenis Reksadana
Ilustrasi Investasi Reksadana Credit: pexels.com/pixabay

Pada kesempatan yang sama, Inarno membagikan kinerja Bursa Karbon Indonesia. Dari sisi transaksi perdagangan karbon, secara akumulasi sejak diluncurkannya pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908 ribu ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar. 

Hingga saat ini, sebanyak 100 perusahaan telah berpartisipasi sebagai pengguna jasa, dengan total unit karbon yang masih tersedia lebih dari 1,35 juta ton CO2 ekuivalen. 

“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya