Komisaris Independen Mulyadi Siregar Nilai Ketidakpastian Global Jadi Pemicu Anjloknya IHSG, Apresiasi Respons Pemerintah

Komisaris Independen Mulyadi Siregar menyatakan, langkah pemerintah dalam merespons situasi anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tepat.

oleh Tim News Diperbarui 12 Apr 2025, 09:53 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 19:42 WIB
Komisaris Independen Mulyadi Siregar.
Komisaris Independen Mulyadi Siregar. (Ist)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga lebih dari 5% beberapa waktu lalu menjadi sorotan pelaku pasar. Kejatuhan tersebut bahkan memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan atau trading halt.

Komisaris Independen sekaligus salah satu komisaris termuda di perusahaan sekuritas saham/pasar modal Mulyadi Siregar menyatakan, langkah pemerintah dalam merespons situasi tersebut sudah tepat.

Mulyadi sepakat bahwa faktor fundamental yang memicu anjloknya IHSG berasal dari ketidakpastian ekonomi global yang membuat para investor memilih bersikap wait and see.

"Situasi global yang tidak menentu membuat investor menahan diri. Mereka menunggu kejelasan sebelum masuk kembali ke pasar," ujar pria kelahiran Indramayu tahun 1986 tersebut, melalui keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).

Namun, lanjut dia, faktor dalam negeri juga turut berperan. Mulyadi menyebut adanya spekulasi terkait arah kebijakan pemerintah menjadi salah satu alasan tambahan mengapa IHSG tertekan cukup dalam.

Meski sempat melemah, Mulyadi tetap optimistis kondisi ini tidak akan terulang.

Ia menilai kebijakan pemerintah yang semakin transparan, terutama dalam proyek seperti Danantara, mampu memberikan ketenangan dan kepercayaan kepada pasar dan investor.

"Optimisme itu dibuktikan dengan rebound-nya IHSG pasca libur Lebaran. Transparansi adalah kunci. Ketika pemerintah terbuka dan jelas soal kebijakan, maka pasar akan lebih stabil," tutup Mulyadi.

 

Trump Tunda Tarif Impor, IHSG Dibuka Langsung Melesat

Donald Trump tampil di acara CPAC 2021.
Donald Trump tampil di acara CPAC 2021. Dok: AP Photo/John Raoux... Selengkapnya

Sebelumnya, IHSG dibuka menguat signifikan 302,62 poin atau 5,07 persen ke level 6.270,61. Indeks LQ45 bahkan naik lebih tinggi, yakni 6,69 persen ke posisi 714,15. Analis menyebut penguatan ini didorong oleh harapan pelonggaran tensi dagang AS.

"IHSG hari ini berpotensi rebound mengikuti penguatan bursa global, terutama setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif, meski masih mengecualikan China," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman dikutip dari Antara, Kamis 10 April 2025.

Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menunda implementasi tarif impor selama 90 hari memicu sentimen positif di pasar global.

Kebijakan tersebut memberikan angin segar bagi investor yang sebelumnya cemas terhadap ketegangan perdagangan dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

Reaksi Bursa Global

Bursa saham global pun langsung bereaksi. Di Amerika Serikat, indeks S&P 500 melonjak 9,5 persen, Dow Jones naik 7,69 persen, Nasdaq melonjak 12,16 persen, dan Russell 2000 menguat 8,66 persen pada perdagangan Rabu (9/4).

Sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan 14,15 persen, disusul sektor utilitas defensif sebesar 3,91 persen. Saham Nvidia melesat 18,7 persen dan Apple naik signifikan 15,3 persen.

Penguatan ini menular ke bursa Asia pada Kamis pagi (10/4). Indeks saham Nikkei Jepang naik 2.630,18 poin atau 4,46 persen ke 34.344,21.

Bursa Kuala Lumpur juga melonjak 4,46 persen, indeks Shanghai naik 1,49 persen, sementara Strait Times Singapura terkoreksi 6,01 persen.

 

Prediksi IHSG

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik terbatas tetapi ada peluang koreksi pada perdagangan Kamis 10 April 2025. IHSG akan menguji rentang 6.122-6.196.

IHSG merosot 0,47 persen ke posisi 5.967 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Rabu, 8 April 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya prediksi posisi IHSG saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (v).

"IHSG Meskipun menguat, nampaknya akan terbatas untuk menguji rentang 6.122-6.196, tetapi waspadai koreksi lanjutan di mana IHSG akan mengarah ke 5.633-5.770,” ujar dia dalam catatannya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 5.825,5.742 dan level resistance 6.142,6.265 pada Kamis pekan ini.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas prediksi IHSG berpotensi menguat dengan level support dan resistance 5.880-6.160.

Rekomendasi SahamUntuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Timah Tbk (TINS).

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya