Liputan6.com, Jakarta Kisah hidup Raden Ajeng Kartini telah beberapa kali diangkat dalam layar lebar. Salah satunya, adalah R.A. Kartini pada 1983 yang disutradarai oleh Sjumandjaja.
Tahun ini, versi terbaru film Kartini yang disutradrai oleh Hanung Bramantyo, akan rilis pada 20 April mendatang atas kerja sama Legacy Pictures bekerja sama dengan Screenplay Films. Hanung menyebut filmnya ini mencoba menawarkan perpektif dirinya terhadap tokoh Kartini.
Advertisement
Baca Juga
"Ini adalah sudut pandang saya sebagai filmmaker, sebagai seorang yang ngefans dengan Kartini. Saya merasa harus memotret Kartini dengan sudut pandang saya," ujar Hanung Bramantyo saat bertandang ke kantor Liputan6.com, Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Salah satu hal yang menurut Hanung jarang diketahui masyarakat, adalah masa kecil perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879 ini. "Saya mengangkat bagaimana Kartini sejak umur empat tahun sudah tak boleh tidur dengan ibu kandungnya karena ibunya bukan bangsawan," ujar Hanung Bramantyo.
Ia mengatakan bahwa ayah Kartini, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, harus memperistri seorang bangsawan demi menjadi Bupati Mayong. Sementara ibu Kartini yang juga merupakan istri pertama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat bukanlah seorang bangsawan. Akhirnya, sang ayah menikah dengan perempuan lain dan ibu Kartini tinggal terpisah dari suami dan anak-anaknya.
"Buat saya hal ini yang tak pernah diketahui oleh masyarakat. Banyak yang merasa Kartini ini hanya seorang perempuan galau, yang curhat di tulisan, membaca, dan menginspirasi orang. Padahal, alasan dia menulis karena dia melihat sendiri bagaimana ibunya mengalami diskriminasi yang sangat kuat," ujarnya menambahkan.
Tak hanya itu, ia juga menyayangkan bagaimana saat ini Kartini lebih banyak digambarkan sebagai perempuan bangsawan yang "kemayu". "Biasanya kan Kartini digambarkan pakai jarik, kalem. Padahal Kartini itu waktu kecilnya lincah banget, makanya dipanggil Trinil," kata Hanung menambahkan.
Film Kartini akan memotret kehidupan sang pejuang wanita ini sejak awal masa hidupnya. Film ini juga berkisah mengenai masa kecil Kartini, juga perjuangannya menuntut kesetaraan hak perempuan dan kaum miskin dalam pendidikan.
Film ini dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Acha Septriasa, dan Ayushita. Selain itu dalam film ini hadir pula Christine Hakim, Deddy Soetomo, Djenar Maesa Ayu, Nova Eliza, Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Denny Sumargo, dan lainnya.