6 Fakta Miris di Balik Pemakaman Yana Zein

Liputan6.com, Jakarta - Jenazah Yana Zein sudah dimakamkan di TPM Bulak Lebar, Cinere, Depok, Jumat (2/6/2017) pukul 16.45 WIB. Artis yang meninggal dunia karena kanker payudara itu kini sudah beristirahat dengan tenang.

Namun, masyarakat masih menyoroti seputar drama dan perselisihan keluarga yang terjadi saat Yana Zein berpulang. Banyak yang merasa iba dengan kondisi Yana Zein pada akhir hidupnya. 

Namun, ada pula yang menjadikan kisruh meninggalnya bintang sinetron Cinta Di Langit Taj Mahal sebagai pelajaran hidup yang positif. Salah satunya, soal ketegaran Yana Zein dalam melawan penyakit kanker payudara yang akhirnya merenggut hidup dan kariernya di panggung seni peran.

Berikut ini, enam kehebohan seputar meninggalnya Yana Zein yang dirangkum oleh Liputan6.com.

Jenazah Yana Zein sempat tertahan di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, lantaran kekurangan dana untuk mengurusi segala administrasi.

Tak hanya itu, untuk membeli peti jenazah dan pengurusan pemakaman pun, keluarga tak punya uang. Hal itu diungkapkan oleh sahabat Yana, artis Firda Kussler, saat berada di rumah duka.

Salah satu artis yang berduka atas kepergian Yana Zein adalah Krisdayanti. Pelantun "Menghitung Hari" itu pun terlihat di rumah duka Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta, Kamis (1/6/2017) malam.

Di sana tampak Krisdayanti memasangkan bulu mata palsu pada Yana Zein yang sudah terbaring tenang dalam peti berwarna putih.

Awalnya, jenazah Yana Zei memang diperlakukan sesuai pemakaman umat Nasrani, didandani dan dikenakan baju seperti masih hidup. 

Ada masalah cukup serius jelang pemakaman Yana Zein. Semula Yana Zein hendak dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan, Jumat (2/6/2017) siang. Namun, ayahanda Yana Zein, Nurzaman Zein, tiba-tiba datang ke Rumah Duka RS Fatmawati dan menolak pemakaman Yana Zein secara Nasrani.

Pasalnya, Nurzaman yang sudah bercerai dengan ibunda YanaZein, yakin Yana Zein meninggal dalam keadaan Islam. Sehingga pria sepuh asal Sumatera itu berencana memakamkannya ‎secara Islam. 

Orangtua Yana Zein sempat bersitegang mengenai proses pemakaman anaknya. Ayahanda Yana Zein, Nurzaman, mengetahui artis 44 tahun itu beragama Islam. Sementara sang ibunda, Swetlana Zein, meyakini Yana Zein sudah memeluk agama Kristen.

Perbedaan pendapat mengenai keyakinan Yana Zein serta tata cara pemakaman membuat suasana duka menjadi ricuh.

Di tengah kericuhan itu, kerabat Yana Zein mengajak awak media melihat ke arah jenazah Yana Zein. Tampak air mata menetes di wajah pesinetron 44 tahun tersebut, seakan bersedih kedua orangtuanya bertengkar. "Coba lihat deh. Yana-nya menangis," kata seorang kerabat Yana Zein.

Keinginan ayahanda Yana Zein, Nurzaman Zein, untuk memakamkan putrinya secara Islam akhirnya terwujud. Usai terlibat adu mulut dengan ibu Yana Zein, Swetlana Zein, akhirnya disepakati bahwa pesinetron 44 tahun itu akan dimakamkan secara Islam.

Jenazah Yana Zein langsung dibawa ke Masjid Baitul Rahman, Cinere, Depok, Jawa Barat. Sempat terjadi pembicaraan serius antara Nurzaman dan pengurus masjid. Rupanya, terjadi kesalahan tempat penyalatan Yana Zein. Seharusnya pesinetron Cinta di Langit Taj Mahal itu disalatkan di Masjid Jami Persatuan Cinere, Depok.

Namun, akhirnya jenazah Yana Zein tetap disalatkan di Masjid Baitul Rahman. Hanya saja kemudian dibawa kembali ke Masjid ‎Jami Persatuan untuk disalatkan kedua kalinya.

Ketika diputuskan untuk menguburkannya secara Islam, Nurzaman Zein, ayahanda Yana Zein, pun mengangkat jenazah putrinya dari peti mati. Aktris 44 tahun itu langsung dimandikan dan dikafani. Sahabat Yana Zein, Ayu Azhari turut membantu Nurzaman memandikan Yana Zein.

Menurut Ayu, jenazah Yana Zein terlihat cukup bersih dan segar. Bahkan, Ayu Azhari melihat Yana Zein terlihat tersenyum. Pesinetron Bidadari itu menyebut Yana Zein seperti bayi yang baru dilahirkan kembali.

"Waktu melihat Yana Zein kondisinya cukup bersih, bagus, senyum, kelihatan segar, dan tidak kelihatan sakit. Apalagi pas dibasuh dengan air, itu bersih banget," tutur Ayu Azhari.