Buah Solo Karier Dea Dalila Eks Hivi di Cinta 99 Persen

Liputan6.com, Jakarta - Nama Dea Dalila mungkin masih cukup asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun begitu, bila nama Dea eks Hivi disebut, tentu banyak yang familiar dengan sosoknya. Belum lama ini, debut single penyanyi itu menjadi salah satu lagu yang sering diputar di radio dan aplikasi musik.

Single bertajuk "Cinta 99%" itu menceritakan seseorang yang sedang merasa jatuh cinta, tapi belum 100 persen yakin dengan perasaannya. Dea Dalila yang menulis lirik sendiri di single perdananya ini menghasilkan sebuah lagu yang segar dan berbeda. Sederhana, tapi mudah dicerna dan termasuk enak untuk didengar.

Dea yang sempat dikenal sebagai satu-satunya vokalis wanita dari grup musik Hivi ini memutuskan untuk menjalani karier bermusiknya sebagai solois setelah keluar dari grup tersebut. Dari situ, ia pun berjodoh dengan Musica Studios hingga akhirnya terwujud single "Cinta 99%" ini.

Menjadi seorang solois ditempuh oleh Dea Dalila dengan setumpuk keyakinan. "Aku memiliki banyak orang-orang yang mendukung aku apa adanya. Dari situ aku mulai memberanikan diri untuk mulai berekspresi dengan musik aku sendiri," ujar Dea kepada Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, baru-baru ini.

"Cinta 99%" sendiri diciptakan Dea bersama Caturadi Septembrianto dan Arnold Sadrach. Sementara itu, aransemennya digarap oleh arranger musik kenamaan, Ari Renaldi alias Ari Aru. Dea pun menyanyikan suara khasnya dalam lagu yang ia sebut sebagai salah satu proses dari banyak hal dalam kehidupannya.

"Aku juga memasukkan lirik yang ditujukan kepada para penggemar yang menantikan karyaku. Itu ada di reffrain-nya, 'Maaf, kau terlalu lama menunggu...' Jadi lagu itu Dea juga mencoba berinteraksi dengan fans," katanya.

Dea Dalila sebelumnya sempat berkolaborasi dengan banyak musikus dari Musica Studios sebagai awal dari karier solonya. Melalui single "Cinta 99%" yang menjadi karya solo perdananya ini, ia berharap agar para penikmat musik Indonesia bisa lebih mengenal lebih dalam siapa Dea yang sebenarnya.