Liputan6.com, Jakarta - Setelah vakum sekitar enam tahun di dunia musik, Ren Tobing kembali meluncurkan single terbarunya di awal 2018 ini. Single yang siap memanjakan pencinta musik itu berjudul "Tengah Malam" yang berada di bawah bendera Nagaswara.
Single yang memiliki musik gubahan Andi Rianto dengan Monty Tiwa sebagai penulis liriknya ini, diambil dari kisah pribadi Ren Tobing. Tema lagunya sendiri berkisah tentang penantian cinta yang dulu ia rasakan, dan judulnya diibaratkan sebagai penantian di tengah malam.
Advertisement
Baca Juga
"Konsep musiknya lebih murni mengusung genre pop. Sedikit lebih rentro tahun 90-an atau awal tahun 2000-an untuk progresif chord-nya, sehingga lagu ini akan terasa menyentuh hati. Dan kalau sebelumnya beberapa kali saya ngeluarin single lebih ke arah beat, disko, dan segala macamnya, tapi di single "Tengah Malam" ini genrenya lebih ke arah murni pop agak mellow-mellow sedikit. Jadi nuansanya agak berbeda dengan saya yang dulu. Single ini juga lebih minimalis dalam bermusik," ujar Ren Tobing dalam obrolan santai di kawasan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Kesibukan penyanyi yang juga menjabat sebagai co-founder dan chief commercial officer Topotels Hotels and Resorts - Indonesia, Malaysia, dan Myanmar ini, membuat Ren agak sulit membagi waktu dalam membuat video musik single "Tengah Malam". Namun, ia beruntung saat berada di Singapura, syutingnya dilakukan pada malam hari sesuai dengan judul lagunya, "Tengah Malam".
Diambil Secara Mendadak
"Videoklipnya sudah selesai beberapa hari yang lalu dan lagi proses editing. Syutingnya di Singapura yang kebetulan juga ada kerjaan seputar akan dibukanya Topotels baru. Sehingga selesai kerja, malamnya baru lakukan syuting videoklipnya. Untungnya judulnya 'Tengah Malam', sehingga syutingnya juga malam," beber pelantun "Cinta Terlarang" yang menjadi OST film Arisan (2004) itu.
Videoklip lagunya sendiri diambil secara mendadak. Berbicara mengenai hal itu, pria penyuka olahraga basket dan golf ini menyatakan bahwa videoklipnya lagu "Tengah Malam" mencoba mengambil keramaian di Singapura dengan nuansa kemewahan dan gemerlap.
"Sebenarnya enggak harus di Singapura sih, mungkin karena pas kebetulan lagi tugas di sana ya sekalian sajalah. Dan itu pun enggak mengganggu pekerjaan karena syutingnya malam," ungkapnya.
Advertisement
Lebih Rendah
Meski pengambilan gambarnya di Singapura, Ren Tobing mengaku bahwa dana yang dikeluarkan terbilang masih lebih rendah dibanding saat pembuatan videoklip single sebelumnya.
"Kalau dulu mungkin karena sewa kamera yang menggunakan pita dan lainnya itu lebih mahal. Tapi kali ini hanya dengan kamera biasa tapi hasilnya luar biasa. Untuk drone-nya pun pakai yang kecil tapi canggih. Lebih enaknya lagi juga syuting di sana kita mendapatkan kebebasan, tidak dikenakan biaya apa pun, ya seperti di lokasi Art Museum dan lainnya. Yang terpenting tidak menggunakan flash atau lampu," terangnya.
Ren Tobing pun berharap videoklipnya nanti akan menarik perhatian publik. Pasalnya, video tersebut dikerjakan oleh tim ahli dalam menggarap videoklip. Selain itu, bekerja sama dengan Nagaswara yang meluncurkan single "Tengah Malam", telah menjadi impian Ren Tobing yang bisa terwujud. Ia pun berharap agar ke depannya label tersebut bisa membuatkan album untuknya.
Sampai Negara Tetangga
Selain itu, single dan albumnya yang sudah memiliki 10 lagu, baru dapat dinikmati setelah selesai digarap. Namun, ia berharap agar lagu-lagunya bisa disukai oleh para penikmat musik Indonesia. Ren juga berharap bisa sampai negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
"Saya sekarang berhasil membawa perusahaan Topotels menjadi perusahaan regional dan aktif di mancanegara. Semoga single dan album ini pun demikian adanya, walaupun tentu step-nya ya domestik dulu tapi sambil mimpi berharap go international," tandas Ren Tobing tersenyum.
Advertisement