Liputan6.com, Jakarta Sastrawan Ajip Rosidi telah menorehkan ratusan karya tulis sepanjang hidupnya. Memulai sejak tahun 1955 lewat cerpen "Tahu-tahun Kematian", Ajip Rosidi terus menelurkan karya apiknya buat negeri.
Bahkan sebelum meninggal dunia, hasratnya untuk terus berkarya sangatlah besar. Namun sayangnya hal itu dibatasi dengan kondisi kesehatan yang mulai menurun.
Imam Soleh murid Ajip Rosidi mengatakan, sebelum meninggal dunia gurunya ingin sekali membuat buku tentang Nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wasallam.
Advertisement
Baca Juga
"Beliau ingin menerbitkan soal tulisannya tentang Rasullah (Nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wasallam)," kata Imam saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (30/7/2020).
Puisi
Dalam buku tersebut, nantinya akan ada sajak tentang manusia yang menjadi panutan umat Islam. Tapi semua itu kini tinggal rencana, lantaran Ajip Rosidi kini telah berpulang ke pangkuan Allah Subhanahu Wataalla
"Tinggal bukunya dan puisinya soal Rasulullah itu yang belum tercapai," kata Imam.
Advertisement
Berkontribusi
Semasa hidup kata Imam Soleh, Ajip Rosidi banyak berkontribusi buat negara. Apalagi ia telah membuat banyak perpustakaan agar masyarakat indonesia mau membaca ubtuk menambah pengetahuannya.
"Beliau membangun perpustakaan dan percetakaan yang dibangun dengan ikhlas, dan selalu memberi anugrah rancage, yaitu penulis berbahasa daerah," kata Imam Soleh.
Pesantren
Tak hanya itu, Ajip Rosidi juga sangat peduli dengan pendidikan agama. Ia membuat pesantren yang tak jauh dari kediamannya.
"Beliau juga membuat peseantren di pabelan, deket perpustakaannya," kata Imam.
Â
Â
Advertisement