Liputan6.com, Jakarta Surah Al Fatihah punya banyak keistimewaan. Surah pertama dalam Al Quran ini disebut sebagai inti dari keseluruhan isi kitab suci umat Islam tersebut.
Surah Al Fatihah punya banyak kandungan ilmu di dalamnya. Imam Nawawi Al Bantani dalam kitabnya berjudul Marah Labid li Kasyfi Ma’na Qur’anin Majid menyebut setidaknya ada empat kandungan pokok ilmu dalam surah ini.
Advertisement
وهي مشتملة على أربعة أنواع من العلوم
Advertisement
“Ia mencakup empat jenis ilmu,” tulis Imam Nawawi Al Bantani dalam kitabnya.
Empat jenis ilmu yang terkandung dalam Al Fatihah itu adalah ilmu ushul atau ilmu prinsip agama, ilmu furu’ atau ilmu cabang agama, ilmu tahshilil kamalat atau ilmu akhlak dan ilmu sejarah.
Surah Al Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Surah yang wajib dibaca saat salat ini turun di Kota Madinah. Sebagian ulama tafsir menilai bacaan basmalah termasuk ayat dalam Al Fatihah. Berikut penjelasan empat ilmu yang terkadung dalam surah Al Fatihah.
Baca Juga
1. Prinsip Agama
Prinsip agama yang terkandung dalam Al Fatihah ini mencakup mencakup masalah ketuhanan, kenabian, dan kebangkitan hari kiamat. Secara umum ilmu ushul berkaitan dengan keyakinan atau keimanan.
Materi ketuhanan terdapat dalam kalimat “Alhamdulillāhi rabbil alamin. Arrahmanir rahim” atau “segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”
Materi kenabian termaktub dalam kalimat “alladzina an‘amta ‘alaihim” atau “mereka yang Kauberi anugerah”
Materi kebangkitan hari kiamat terdapat dalam kalimat “māliki yaumid dīn” atau “penguasa hari agama atau kebangkitan”
2. Cabang Agama
Ilmul furu’ merupakan ilmu cabang yang menjadi turunan dari ilmu ushul itu sendiri, ia juga sering disebut ilmu syariat. Ini mencakup ibadah, baik ibadah sosial melalui harta yang kita punya maupun ibadah individual.
Kandungan ilmul furu’ tertuang dalam kalimat “iyyaka na‘budu” atau “hanya kepada-Mu kami menyembah.”
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Akhlak dan Sejarah
3. Ilmu Akhlak
Ilmu ini berkaitan dengan mewujudkan kesempurnaan akhlak yang berisi nilai-nilai luhur.
Salah satunya adalah istikamah pada sebuah jalan yang diungkapkan melalui kalimat “iyyaka nasta‘in” atau “hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”.
Adapun yang terkait dengan norma-norma syariat terangkum dalam kata “as-shirathal mustaqim” atau “jalan yang lurus.”
4. Ilmu Sejarah
Kandungan ilmu sejarah dalam Al Fatihah ini terkait dengan cerita-cerita umat terdahulu. Seperti yang berbunyi “an‘amta ‘alaihim” atau “(orang-orang) mereka yang Kauberi anugerah.”
Selain berbicara mengenai orang-orang yang diberi anugerah, juga ada kisah orang-orang kafir yang celaka. Kisah ini tertulis dalam kalimat “ghairil maghdhubi ‘alaihim wa lad dhallin” atau “bukan mereka yang dimurka dan bukan juga mereka yang tersesat.
Advertisement