Film Dokumenter Petrus Karya Sineas Tri Sasongko Hutomo, Ulas Tragedi Penembak Misterius Era Orba

Sineas Tri Sasongko Hutomo menggarap film dokumenter Petrus, membahas fenomena Penembak Misterius di era Orde Baru. Film ini tidak tayang di bioskop.

oleh Wayan Diananto diperbarui 03 Des 2024, 22:51 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 22:30 WIB
Film Petrus
Sineas Tri Sasongko Hutomo menggarap film dokumenter Petrus, membahas fenomena Penembak Misterius di era Orde Baru. Film ini tidak tayang di bioskop. (Foto: Dok. KlikFilm)

Liputan6.com, Jakarta Sineas Tri Sasongko Hutomo menggarap film Petrus, membahas fenomena penembak misterius di era Orde Baru. Petrus tidak tayang di bioskop melainkan platform streaming KlikFilm mulai 8 Desember 2024.

Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Senin (2/12/2024), Tri Sasongko Hutomo mengatakan, penembak misterius adalah tema kelam. Petrus menjadi trauma masa lalu yang tak boleh terulang lagi karena layak disebut tragedi kemanusiaan.

Misi film dokumenter ini yakni membukukan peristiwa besar nan kelam yang hampir terlupakan. Generasi Z bisa jadi kurang familier dengan istilah Petrus, Gali, dan sosok Slamet Gaplek yang jadi buah bibir di dekade 1990-an.

Film Petrus juga mempertanyakan rasa aman. “Apakah keamanan itu yang diinginkan harus dengan sewenang-wenang kayak gitu makanya saya bikin judul pendeknya adalah sebuah tindakan tanpa pikir panjang,” kata Tri Sasongko Hutomo.

 

Berupa Pengakuan

Suasana konferensi pers film Petrus di Jakarta Selatan, 2 Desember 2024. (Foto: Wayan Diananto)
Suasana konferensi pers film Petrus di Jakarta Selatan, 2 Desember 2024. (Foto: Wayan Diananto)

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Petrus dibuat berdasar kesaksian tokoh-tokoh yang mengalami langsung dilancarkannya Operasi Pemberantasan Keamanan (OPK) kali pertama. Lalu, OPK menyebar di Yogyakarta dan sejumlah kota lain dari tahun 1981 sampai 1983.

“Karena berupa pengakuan maka bentuk film ini penuturan kesaksian Pak Yudho yang bercerita step by step di mana awal terjadi kemudian meledaknya peristiwa Petrus dan titik tragedinya,” ujar Tri Sasongko Hutomo.

Suami Saya Waktu Itu Kabur

Suasana konferensi pers film Petrus di Jakarta Selatan, 2 Desember 2024. (Foto: Wayan Diananto)
Suasana konferensi pers film Petrus di Jakarta Selatan, 2 Desember 2024. (Foto: Wayan Diananto)

Yudho sahabat Wahyu yang jadi korban OPK. Dalam konferensi pers, hadir pula Tinah, istri Slamet Gaplek, salah satu korban Petrus. Ia berbagi cerita betapa stigma Slamet Gaplek sebagai (maaf) tukang peras alias gali atau preman melekat padanya menahun.

Stigma ini menyulitkan hidupnya sebagai janda dua anak. “Suami saya waktu itu kabur ke Surabaya, tinggal di rumah saudara. Tapi ada yang membocorkan keberadaannya. Akhirnya suami saya ditembak di dekat kota Yogyakarta,” kenangnya.

Bersumber dari Kejadian Besar

Produser film Petrus, Edy Prass menjelaskan bahwa film ini hadir untuk mendorong refleksi kritis terhadap sejarah kelam yang jarang dibicarakan. Ia lantas menguak gagasan awal hingga akhirnya film Petrus terealisasi.

“Awalnya saya ingin mengangkat film bertema kekerasan, seperti preman atau gangster. Lalu saya terpikir kenapa tidak membuat film bersumber dari kejadian besar. Akhirnya diputuskan membuat Petrus,” ucap Edy Prass.

infografis perfilman indonesia
Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya