Liputan6.com, Jakarta Sebagai seniman multibakat, Marcell Siahaan akan kembali ke panggung pertunjukan lewat musikal sinematik City of Love, yang akan digelar di Jakarta Internatonal Convention Center, mulai 14 hingga 16 Februari 2025.
Dalam City of Love yang digagas Warisan Budaya Indonesia atau WBI Foundation, Marcell Siahaan sebagai Badai, yang berprofesi sebagai petugas negara dalam hal ini, Wali Kota dengan karakter spesifik.
Advertisement
Di proyek ini pula, Marcell Siahaan bertemu kawan lama yakni, Tohpati, yang menjabat music director City of Love. Pelantun “Firasat” dan “Jangan Pernah Berubah” menyebut salah satu daya tarik City of Love adalah naskah.
Advertisement
“Bagaimana skrip dan semua situasi ini mampu mempertemukan para pemain lintas generasi. Pemahaman penulis naskah mengenai cerita, latar Indonesia saat masih bernama Hindia Belanda, dan risetnya enggak main-main,” kata Marcell Siahaan.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkai 6 fakta Marcell Siahaan tampil dalam musikal sinematik City of Love yang diproduksi Warisan Budaya Indonesia atau WBI Foundation. Siap-siap nonton, yuk!
1. Pertengahan 2024
Dalam sesi wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan6.com di Senayan, Jakarta, pekan ini, Marcell Siahaan menjelaskan, kali pertama ditawari membintangi musikal sinematik City of Love pada pertengahan 2024. Ia tak kaget karena telah mendengar proyek ini sejak lama.
“Kali pertama di pertengahan 2024, tawaran ini datang setelah tertunda karena kendala tertentu dari penyelenggara. Berita akan ada lagi lanjutan musikal sinematik ini sudah lama. Saya sudah tiga kali berkolaborasi dengan pihak penyelenggara City of Love,” kenang Marcell Siahaan.
Advertisement
2. Jadi Wali Kota
Terkait peran dalam City of Love, Marcell Siahaan enggan menguak detail. Bintang film Andai Ia Tahu hanya memberi sejumlah klu. Salah satunya, memerankan Badai, pemuda yang kini jadi petugas negara dengan menjabat Wali Kota.
“Saya Badai, pemuda yang sekarang jadi petugas negara. Dia jadi Wali Kota, keluarganya memang aristokrat atau pejabat. Dengan karakter yang kaku, enggak bisa terbuka, banyak protokol yang harus dipertimbangkan ketika bertindak,” akunya.
3. Ketika Hanung Membangun Jembatan
Marcell Siahaan menjelaskan, selama proses produksi Hanung Bramantyo membangun banyak jembatan yang menggabungkan film dengan yang dilakonkan para pemain di panggung. Dibantu Agus Noor, sutradara film Ipar Adalah Maut menerjemahkan beragam elemen sinema.
“Mereka genius mengimajinasikan adegan lalu dikomparasikan dengan film. Walaupun lelah karena ketika akting melahirkan golden momen, biasanya muncul ide lain: Kayaknya (lebih) enak dibeginikan. Itu butuh kesabaran karena kami ingin lebih bagus lagi dan lagi,” ia mengulas.
Advertisement
4. Kangen-Kangenan dengan Tohpati
Dalam musikal sinematik City of Love, Marcell Siahaan kangen-kangenan dengan kawan lama, Tohpati. Tohpati pernah menyumbang lagu “Semusim” yang jadi hit di album debut Marcell Siahaan bersama Warner Music Indonesia 22 tahun silam.
Kini, rumah keduanya berdekatan. Silaturahmi pun tetap hangat. “Mas Tohpati menurut saya paling tepat untuk proyek ini. Beliau sangat terbuka dengan diskusi, input, bukan musisi yang egois dan kaku,” Marcell Siahaan menyambung.
5. Tak Ada Cut dan Retake
Ada banyak tantangan yang dihadapi Marcell Siahaan selama persiapan musikal sinematik Ciy of Love. Pemilik album Hidup menyebut dalam pertunjukan musikal tak ada istilah “cut” dan “retake” layaknya syuting film atau sinetron.
“Yang berbeda tantangannya. Kalau akting di film, ada yang namanya cut dan retake. (Dalam pertunjukan musikal) ini benar-benar real time. Sekali melakukan kesalahan ya sudah, itu akan jadi lukamu seumur hidup,” cetus Marcell Siahaan.
Advertisement
6. Nyanyi, Gesture, Akting, dan Menari
Konsep musikal sinematik yang diusung City of Love menuntut para pemain memperhatikan keselarasan dalam bernyanyi, gerak tubuh, akting, dan menari. Ndilalah, Marcell Siahaan tak kebagian menari. Bukan berarti tugasnya menjadi lebih enteng daripada pemain lain.
“Pemain juga harus paham konteks. Di panggung, kami saling bersinggungan dan berkaitan. Saya enggak bisa fokus pada bagian diri sendiri tanpa meluangkan konsentrasi pada adegan-adegan lain. Semuanya menjadi satu sekuen yang tak terputus,” pungkas Marcell Siahaan.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)