Liputan6.com, Jakarta - Penyelidikan insiden di depan asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya dibagi dalam dua kasus yang ditangani Tim Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya.
"Penyelidikannya dibagi dua kasus, yakni pertama dugaan perusakan bendera dan lainnya tentang ujaran kebencian atau rasisme," ujar Kapolda Jatim Luki Hermawan, seperti melansir Antara, Selasa (27/8/2019).
Dia menuturkan, Polrestasbes Surabaya menangani kasus dugaan perusakan bendera. Sedangkan Polda Jatim menangani dugaan ujaran rasis.
Advertisement
Baca Juga
Tim Polrestabes Surabaya masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang terdiri atas 42 mahasiswa Papua dan sisanya dari masyarakat serta organisasi masyarakat (ormas) sehingga totalnya ada sekitar 64 saksi.
"Kasus bendera ini kasus inti atau yang awal sebelum terjadi masalah lain," tutur dia.
Para mahasiswa telah diperiksa pada Sabtu, 17 Agustus 2019 dan diamankan di Mapolrestabes yang semuanya menyatakan tidak tahu tentang perusakan bendera di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Adapun dugaan ujaran rasial yang ditangani Polda Jatim pada Sabtu, 24 Agustus 2019, sembilan orang diperiksa yaitu dari unsur ormas, petugas kecamatan dan masyarakat setempat.
Pada Senin, ia menuturkan juga dilakukan kembali pemeriksaan terhadap tujuh saksi. "Kami lihat hasil pemeriksaan, kalau ada perkembangan lalu mengarah ke mana, nanti kami sampaikan,” ujar dia.
(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jatim Jadi Tuan Rumah Pertemuan Bahas Solusi Papua
Sebelummya, Kementerian Dalam Negeri memastikan Jawa Timur menjadi tuan rumah pertemuan dan silaturahim membahas penyelesaian tentang persoalan di Papua serta Papua Barat. Pertemuan itu ditargetkan berlangsung akhir bulan ini.
"Kami usahakan akhir Agustus 2019. Cuma, jadwalnya kami serahkan sepenuhnya ke Gubernur," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Otonomi Daerah Akmal Malik usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa 20 Agustus 2019, dilansir Antara.
Selain Gubernur Jatim sebagai tuan rumah, akan hadir pada pertemuan itu adalah Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menkopolhukam Wiranto, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Menurut dia, pertemuan tersebut menjadi langkah untuk memberikan jaminan bagi warga Papua yang menempuh pendidikan di Jawa Timur dan sebaliknya, warga Jatim yang ada di Papua dan Papua Barat.
Sementara itu, Gubernur Khofifah mengaku siap menjadi tuan rumah untuk menyelesaikan persoalan di Papua, sekaligus menggagas adanya sister province antara Jatim dan Papua serta Papua Barat.
"Biasanya sister city itu dengan luar negeri, tapi sekarang provinsi dengan provinsi. Jadi, akan ada provinsi kembar antara Papua Barat dan Jatim, lalu Papua dan Jatim. Jadi, bisa saja kerja sama di dunia pendidikan hingga life skill vocasional training," katanya.
Dia mengatakan pihaknya akan segera mengatur waktunya dan berkoordinasi intensif dengan Mendagri.
"Saya berharap tidak terlalu lama dan formatnya nanti ada kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan hingga sumber daya manusia," kata mantan menteri sosial tersebut.
Advertisement