Liputan6.com, Surabaya - Pengamat media Universitas Airlangga Irfan Wahyudi angkat bicara mengenai fenomena merebaknya Tik Tok di berbagai kalangan tersebut. Ia menyebut, media sosial TikTok memang telah menjelma menjadi tren pada 2020.
"Penggunaan sosial media itu sangat dinamis mereka mencari platform sosial media yang sesuai dengan karakteristiknya, TikTok ini memberikan para user kesempatan untuk mebuat short clip (video pendek) dan dituntut untuk sekreatif mungkin,” ujar dia, Senin (24/2/2020).
Irfan mengatakan, sebenarnya fenomena Tik Tok bukanlah hal baru, karena beberapa media sosial lainnya seperti Instagram, Snapchat, dan Facebook juga menghadirkan fitur yang sama.
Advertisement
Baca Juga
Tidak hanya di Indonesia, Tik Tok pun menjadi aplikasi yang begitu digemari di berbagai belahan dunia, dikutip dari The Guardian hampir setengah dari generasi milenial dan generasi Z –dengan usia 13-38 tahun di Amerika Serikat bekeinginan menjadi influencer salah satunya di sosial media TikTok.
"Pada awal peluncuran aplikasi Tik Tok ini sempat dituduh sebagai tindakan spionase Tiongkok di kalangan masyarakat Amerika Serikat, artinya dengan menggunakan aplikasi Tik Tok kita membagikan data pribadi pada Pemerintah Tiongkok. Lain halnya ketika dulu pasang Instagram atau Facebook kita tidak membahas tentang hal itu, faktanya itu hanya propaganda Tik Tok dan kini tetap jadi aplikasi yang digemari,” tambah dosen Ilmu Komunikasi tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ladang Bisnis Baru
Banyak kalangan mulai melirik Tik Tok sebagai ladang bisnis baru utamanya para influencer yang kini dikenal dengan sebutan seleb TikTok, seperti pada platform media sosial lain para selebriti berkolaborasi untuk mempromosikan berbagai brand dalam video Tik Tok-nya. Begitu pula startup yang berbebondong-bondong mencuri perhatian dengan memasarkan produknya lewat Tik Tok.
Irfan berpendapat Tik Tok juga dapat digunakan untuk membentuk personal branding. Para influencer membangun persona agar mendapatkan followers Tik Tok sebanyak mungkin, hal tersebut dimaksudkan untuk membuka peluang endorse yang lebih besar.
"Melihat fenomena Tik Tok ini ke depan mungkin tidak akan bertahan lama jika hanya fitur itu saja yang ditawarkan. Namun melihat perkembangan pesat aplikasi Tik Tok dengan pertumbuhan jumlah penggunanya, bukan tidak mungkin aplikasi ini akan tumbuh menjadi sangat besar seperti Instagram dan Facebook," pungkas Ifan.
Advertisement