Prediksi Pengamat Media Unair Terkait Potensi Tik Tok

Fenomena Tik Tok bukanlah hal baru, karena beberapa media sosial lainnya seperti Instagram, Snapchat, dan Facebook juga menghadirkan fitur yang sama.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Feb 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2020, 20:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pengamat media Universitas Airlangga Irfan Wahyudi. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pengamat media Universitas Airlangga Irfan Wahyudi angkat bicara mengenai fenomena merebaknya Tik Tok di berbagai kalangan tersebut. Ia menyebut, media sosial TikTok memang telah menjelma menjadi tren pada 2020.

"Penggunaan sosial media itu sangat dinamis mereka mencari platform sosial media yang sesuai dengan karakteristiknya, TikTok ini memberikan para user kesempatan untuk mebuat short clip (video pendek) dan dituntut untuk sekreatif mungkin,” ujar dia, Senin (24/2/2020). 

Irfan mengatakan, sebenarnya fenomena Tik Tok bukanlah hal baru, karena beberapa media sosial lainnya seperti Instagram, Snapchat, dan Facebook juga menghadirkan fitur yang sama. 

Tidak hanya di Indonesia, Tik Tok pun menjadi aplikasi yang begitu digemari di berbagai belahan dunia, dikutip dari The Guardian hampir setengah dari generasi milenial dan generasi Z –dengan usia 13-38 tahun di Amerika Serikat bekeinginan menjadi influencer salah satunya di sosial media TikTok.

"Pada awal peluncuran aplikasi Tik Tok ini sempat dituduh sebagai tindakan spionase Tiongkok di kalangan masyarakat Amerika Serikat, artinya dengan menggunakan aplikasi Tik Tok kita membagikan data pribadi pada Pemerintah Tiongkok. Lain halnya ketika dulu pasang Instagram atau Facebook  kita tidak membahas tentang hal itu, faktanya itu hanya propaganda Tik Tok dan kini tetap jadi aplikasi yang digemari,” tambah dosen Ilmu Komunikasi tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Ladang Bisnis Baru

Aplikasi Tik Tok
Lambang aplikasi Tik Tok. (Wikipedia/creative commons)

Banyak kalangan mulai melirik Tik Tok sebagai ladang bisnis baru utamanya para influencer yang kini dikenal dengan sebutan seleb TikTok, seperti pada platform media sosial lain para selebriti berkolaborasi untuk mempromosikan berbagai brand dalam video Tik Tok-nya. Begitu pula startup yang berbebondong-bondong mencuri perhatian dengan memasarkan produknya lewat Tik Tok.

Irfan berpendapat Tik Tok juga dapat digunakan untuk membentuk personal branding. Para influencer membangun persona  agar mendapatkan followers Tik Tok sebanyak mungkin, hal tersebut dimaksudkan untuk membuka peluang endorse yang lebih besar. 

"Melihat fenomena Tik Tok ini ke depan mungkin tidak akan bertahan lama jika hanya fitur itu saja yang ditawarkan. Namun melihat perkembangan pesat aplikasi Tik Tok dengan pertumbuhan jumlah penggunanya, bukan tidak mungkin aplikasi ini akan tumbuh menjadi sangat besar seperti Instagram dan Facebook," pungkas Ifan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya