BMKG Juanda: Surabaya Bakal Cerah Berawan Hari Ini

BMKG Juanda prediksi Surabaya, Jawa Timur akan alami hujan lokal, dan malam hari cenderung cerah berawan.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mar 2020, 11:25 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2020, 11:25 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca di Surabaya, Jawa Timur bakal cerah berawan hingga malam hari pada Selasa (10/3/2020).

Mengutip laman BMKG Juanda, sebagian besar di wilayah Surabaya akan alami hujan lokal pada pukul 13.00 WIB. Kemudian pada sore hari akan cenderung cerah berawan.

Sedangkan pada Selasa malam pukul 19.00 WIB akan cenderung berawan dan pukul 22.00 WIB cenderung cerah berawa. Suhu akan berada di kisaran 25-32 derajat celsius dengan kecepatan angin 30 KM per jam. Kelembapan di kisaran 60-95 persen.

Sebagian besar di wilayah Surabaya akan alami hujan lokal pada siang ini. Suhu di kisaran 32 derajat celsius dan kelembapan udara 60 persen. Kecepatan angin dari arah barat di kisaran 30 KM per jam.

BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian di wilayah Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada siang hingga sore hari di Ponorogo, Pacitan,Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Pasuruan, Jember dan Banyuwangi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya