Imbauan Pemkot Surabaya untuk Cegah Penyebaran COVID-19

Salah satu kebijakan Pemerintah Kota Surabaya untuk meminimalkan dari kerumunan massa adalah meniadakan sementara kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) untuk mengantisipasi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2020, 23:31 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2020, 23:31 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik tetapi tetap waspada meski kasus virus corona baru (COVID-19) belum ditemukan di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Salah satu langkah dengan menghindari dan meminimalkan daerah kerumunan massa. "Hindari untuk sementara kerumunan massa," ujar Kepala Dinkes Kota Surabaya Febria Rachmanita saat menggelar jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Jumat (13/3/2020), seperti dikutip dari Antara.

Salah satu kebijakan Pemerintah Kota Surabaya untuk meminimalkan dari kerumunan massa adalah meniadakan sementara kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) yang digelar setiap Minggu pagi di beberapa titik Kota Surabaya guna mencegah penyebaran virus corona baru (COVID-19).

Selain itu, Febria menyebut, menjaga kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun adalah cara yang terpenting dalam mencegah penularan virus corona baru atau COVID-19. Ketika seseorang mengalami batuk diharapkan agar menutup menggunakan tisu atau sapu tangan.

"Hindari menutup dengan menggunakan tangan, tapi yang terpenting adalah tetap menjaga stamina tubuh, istirahat yang cukup dan menghindari stres," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Diimbau Warga Surabaya Tak Panik

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging (Pinere) RSUD dr Soetomo Surabaya, dr. Soedarsono menjelaskan penularan virus corona (COVID-19) bisa terjadi secara tidak langsung maupun langsung.

Contohnya, secara tidak langsung yakni ketika seseorang berbicara, maka secara tidak sengaja ia bisa mengeluarkan percikan air liur yang kemudian jatuh ke tempat sekitar.

"Dari air liur yang jatuh tersebut secara tidak sengaja kemudian bisa terpegang oleh orang di sekitar dan orang itu tanpa cuci tangan setelah menyentuhnya," kata dr. Soedarsono.

Sementara itu, penularan langsung bisa saja terjadi ketika seseorang berbicara dengan jarak dekat dan percikan air liurnya kemudian mengenai orang di sekitarnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau agar meminimalkan interaksi di tengah kerumunan massa. "Nah, kita tidak tahu apakah di kerumunan massa itu ada yang sedang sakit atau tidak," kata dia.

Kendati demikian, dr. Soedarsono juga berpesan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Surabaya agar tak panik dan cemas terhadap virus corona baru atau COVID-19. Meski Surabaya belum ditemukan kasus virus corona, masyarakat juga harus waspada, tapi tetap secara proporsional.

"Memang kenyataan yang selama ini di Surabaya negatif atau tidak ditemukan (virus corona)," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya