Penjelasan Gugus Kuratif COVID-19 Jatim soal Status Driver Ojol yang Meninggal

RSUD dr Soetomo menerima pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Pasien tersebut mengalami kecelakaan akibat penjambretan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Jun 2020, 16:57 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 23:02 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, yang juga menjabat sebagai ketua gugus kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi menjelaskan tentang masalah meninggalnya driver ojek online (Ojol)  DAW yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu pekan lalu.

Joni menyampaikan, pihaknya menerima pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Pasien tersebut mengalami kecelakaan akibat penjambretan dan ditangani di rumah sakit (RS) swasta di Surabaya. 

"Di RS swasta, dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat, yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusnya dilakukan," ujar dia dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa malam (9/6/2020). 

Joni melanjutkan, pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit swasta tersebut yaitu melakukan rapid test terhadap pasien. Hasilnya nonreaktif atau negatif rapid test. Kemudian DAW dilakukan CT-scan. Di sini diketahui ada bercak putih pada bagian paru-paru pasien. "Nah, di CT-scan ada yang disebut dengan ground glass," ucapnya.

Selanjutnya, semua hasil pemeriksaan rumah sakit swasta dilaporkan kepada RSUD dr. Soetomo sekaligus merujuk pasien tersebut. Kemudian, pihak RSUD melakukan skoring terhadap pasien, ternyata dia mempunyai gejala klinis seperti COVID-19, salah satunya suhu badan panas.

"Akhirnya pasien ini meninggal sebelum dilakukan tindakan operasi, karena rencananya akan dioperasi," ujar Joni.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Joni menegaskan, sebetulnya pihak keluarga sudah tahu kalau pasien tersebut ada COVID-19 saat di rumah sakit swasta. Kemudian di RSUD dr Soetomo juga sudah dijelaskan, ini COVID-19 tapi tes swab dengan PCR-nya belum keluar.

Kemudian pemulasaraan pasien tersebut sudah mengikuti kaidah pasien yang terinfeksi COVID-19. Selanjutnya ada massa dari ojol yang datang ke RSUD, bilang rapid negatif dan tidak percaya kalau pasien tersebut diduga terpapar COVID-19.

"Jadi mohon kawan-kawan rapid negatif bisa menderita COVID-19. Justru yang rapid negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi. Hasil swabnya diketahui setelah beliau wafat, hasilnya positif," ucap Joni. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya