Dokter Meninggal karena Corona COVID-19 di Surabaya, Sang Istri Sedang Jalani Perawatan

Istri almarhum dr Miftah Fawy Sarengat juga seorang dokter di rumah sakit swasta. Sang istri positif COVID-19 dan sedang menjalani perawatan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 06 Jul 2020, 18:03 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2020, 10:01 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Seorang dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, yaitu dr Miftah Fawzy Sarengat, tutup usia karena terinfeksi COVID-19 pada Rabu, 10 Juni 2020.

Istri almarhum dr Miftah Fawy Sarengat juga seorang dokter di rumah sakit swasta. Sang istri positif COVID-19 dan sedang menjalani perawatan.

"Saya tidak tahu mekanismenya, dia dapat infeksi dari mana, bisa saja saat praktik, bisa di RSUD dr Soetomo, bisa di tempat kerjanya, atau bisa juga berpapasan dengan Orang Tanpa Gejala. Yang jelas istrinya juga positif, mudah-mudahan diberi keselamatan,” ujar Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, yang juga menjabat sebagai ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, di Gedung Negara Grahadi, Rabu malam, 10 Juni 2020.

Joni sedih atas meninggalnya dokter Miftah Fawzy Sarengat akibat virus Corona COVID-19 serta penyakit penyerta obesitas. 

 

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
IDI mengumumkan kabar duka, salah satu anggotanya dr Miftah Fawzy Sarengat tutup usia. (Foto: Dok IDI)

Joni sempat terdiam sejenak beberapa detik, meneteskan air mata dan menghela napas panjang. Dokter Miftah merupakan salah satu murid terbaiknya dan bekerja dengan sepenuh hati. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sempat Diminta untuk Tidak Bertugas

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Penghormatan terhadap dr Miftah Fawzy Sarengat (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sejak awal sakit pada 27 Mei lalu, dokter Miftah Fawzy Sarengat masih menjalankan praktik dan sudah diminta untuk tidak bertugas di ruang isolasi karena memiliki obesitas, tetapi tetap mendedikasikan hidupnya untuk memberikan pelayanan.

"Dia murid saya. Saya nangis kalau ditanya itu. Pada 27 Mei kemarin itu dia sakit. Dia punya obesitas. Tapi dia tetap bertugas jaga dan praktik. Ada gejala, yakni panas dan batuk. Dirapid negatif dan diswab juga negatif," kata dia.

"Dia dirawat di salah satu RS Swasta. Kemudian, dirujuk ke RSU dr Soetomo sudah pakai ventilator. Kami juga sudah melakukan plasma convalescent untuk pengobatannya, namun kondisinya sudah berat, penyakit penyerta atau komorbid juga berat. Kami mohon maaf tidak bisa menolongnya,” ucap Joni sambil terbata-bata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya