Wapres Harap Mahasiswa Unusa Menjadi Agen Perubahan

Wapres Ma'ruf Amin menuturkan, sebagai lembaga pendidikan berbasis organisasi massa Islam, Unusa harus terus memegang teguh dan menerapkan paradigma NU

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2020, 21:52 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 19:30 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin  saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin berharap seluruh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) agar dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat dan berkontribusi secara nyata bagi pembangunan bangsa dan negara.

Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan hal itu saat peringatan Dies Natalis ke-7, Selasa, (21/7/2020).

"Sebagai insan cendekiawan, yang mendapatkan kesempatan untuk menikmati pendidikan tinggi, saya berharap agar saudara-saudara sekalian dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat dan berkontribusi secara nyata bagi pembangunan bangsa dan negara," kata Wapres saat membuka Dies Natalis Unusa secara daring, seperti dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan, Dies Natalis bagi sebuah perguruan tinggi, bukan hanya sekadar selebrasi rutin tahunan, tetapi selayaknya dimaknai dengan upaya untuk melakukan refleksi terhadap apa yang sudah dicapai, apa yang belum tercapai, serta apa yang ingin dituju oleh sebuah perguruan tinggi sehingga ke depannya tumbuh menjadi berkualitas dan mandiri.

"Dies Natalis ke-7 ini, saya mengharapkan agar UNU dapat terus tumbuh menjadi perguruan tinggi yang besar, berkualitas, mandiri, semakin dewasa, dan mampu menjalankan peran sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat," tutur dia.

Lebih lanjut, menurut Wapres sebagai lembaga pendidikan berbasis organisasi massa Islam, Unusa harus terus memegang teguh dan menerapkan paradigma NU yaitu Almuhadhah alalqodinusholih wal akhdzu biljadidil asylah, yang artinya memelihara yang lama yang masih baik dan mengambil yang baru yang lebih baik.

Ma'ruf menuturkan, memelihara yang lama yang baik artinya menjaga warisan yang dimiliki, baik menyangkut akidah yaitu akidah ahlusunnah wal jamaah, cara berpikir ala NU (fikrah nahdliyah) yaitu cara berfikir moderat, dinamis, dan bermanhaj dan juga amaliyah nahdliyah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Mengejar Kemajuan IPTEK

Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)

Adapun mengambil yang baru yang lebih baik artinya melakukan transformasi terutama yang menyangkut Ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada saat ini menjadi penentu kemajuan dan daya saing.

"Kemajuan IPTEK di tengah arus globalisasi yang cepat saat ini adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari," ujar dia.

Karena kemajuan IPTEK, kata Ma'ruf, selain memberikan berbagai manfaat yang telah dirasakan, juga membawa dampak disruptif atau perubahan cepat yang mendasar yang telah dan akan mengubah cara beraktivitas, berbisnis, berproduksi, bertransaksi dan berinteraksi.

"Oleh karena itu, di samping kita harus mengejar kemajuan IPTEK, namun kita harus tetap menjaga agar nilai-nilai lama yang masih baik tidak terdisrupsi," tutur dia.

Pada kesempatan itu, Ma'ruf mengajak untuk berinovasi-inovasi sesuai dengan platform NU yang dinyatakan sebagai organisasi perubahan.

"Sejatinya NU adalah merupakan gerakan ulama untuk melakukan perbaikan dan perubahan bagi umat (harakatul ulama fii islahil ummah). oleh karena Itu, saya menambahkan satu paradigma lagi yaitu al Islah Ila ma huwal aslah tsummal aslah fal aslah. Artinya melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan, secara sustainable (berkelanjutan)," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya