Liputan6.com, Surabaya- Pilkada Serentak 2020 di Ngawi berpotensi memunculkan calon tunggal. Pasangan calon tunggal yang dipastikan akan ikut adalah Ony Anwar-Dwi Rianto Jatmiko atau Antok (OK) yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP).
Tak hanya PDIP, pasangan OK juga didukung sejumlah partai besar seperti Partai Golkar, PKB, Demokrat, PAN, Nasdem, PKS, dan Gerindra. Bahkan OK juga mendapat restu dari kalangan pondok pesantren se-Kabupaten Ngawi, tokoh masyarakat, dan komunitas lainnya.
“Peluang munculnya calon tunggal di kabupaten Ngawi disebabkan karena para elite politik dan elite masyarakat setempat menghendaki fakta demikian,” ujar Syamsul Wathoni, tokoh masyarakat Ngawi, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (26/8/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia memaparkan, sejarah pilkada yang telah berlangsung selama empat kali sebelumnya menunjukkan bahwa pemilihan kepala daerah secara langsung sangatlah mahal. Orang atau partai politik harus merogoh kocek dalam untuk ikut berkompetisi. Pada tahap pilkada sebelumnya, masih banyak kandidat yang memiliki greget dan punya misi untuk memimpin Ngawi.
Sebaliknya, saat ini banyak orang berpikir taruhannya sebanding atau tidak jika menang ataupun kalah dengan modalitas yang dikerahkan saat ikut pilkada.
"Hal tersebut, membuat orang atau partai politik menghitung kemungkinan seberapa besar peluang untuk menang dari pada sekadar meramaikan kontestasi demokrasi," ucap mantan Ketua KPU Ngawi ini.
Kondisi ini menunjukkan partai politik lebih pragmatis ingin menang. Sehingga, mereka berbondong-bondong, secara borongan memberikan dukungan kepada partai atau calon yang sangat kuat.
Menurut Syamsul Wathoni, keberadaan calon tunggal atau lawan kotak kosong di Pilkada Ngawi 2020 tidak hanya memberikan dampak pada derajat demokrasi, namun juga akan berdampak pada tidak adanya oposisi yang berfungsi mengkritisi jalannya pemerintahan kedepan-nya jika pasangan calon tersedia yang menang.
Ia menilai salah satu tata kelola pemerintah yang baik haruslah ada proses pengawasan. Hal itu yang menjadi pekerjaan rumah di Pemerintahan Kabupaten Ngawi.
“Untuk itu, satu pasangan calon yang ada, harus bekerja keras meyakinkan masyarakat dan menunjukkan layak dipilih,” tuturnya.
Oleh karena itu, jika sampai kotak kotak kosong yang menang dalam Pilkada Ngawi 2020, maka jumlah kerugian yang diderita akan lebih besar lagi karena selain kehilangan kepercayaan pemilih juga harus mengikuti kontestasi lagi