Whisnu Kecewa RS Covid-19 Mal Cito Surabaya Belum Penuhi Persyaratan Operasi

Whisnu mengatakan, pembatas yang dimaksud adalah pembatas antara mall dengan area rumah sakit yang terdapat di lantai dua sisi Timur mall.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Feb 2021, 20:04 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 20:04 WIB
Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana meninjau rencana RS darurat Covid-19 di Mal Cito. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana meninjau rencana RS darurat Covid-19 di Mal Cito. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengaku, pihaknya kecewa dengan manajemen Rumah Sakit (RS) Siloam yang tidak mempersiapkan RS darurat Covid-19 di area Mal City of Tomorrow (Cito) Surabaya.

"Saya sampaikan tadi saya kecewa karena harus pembatas tegas (dinding). Nah tadi masih partisi. Makanya sekarang masih belum layak," kata Whisnu usai meninjau RS darurat Covid-19 Mal Cito, Rabu (10/2/2021).

Whisnu mengatakan, pembatas yang dimaksud adalah pembatas antara mall dengan area rumah sakit yang terdapat di lantai dua sisi Timur mall. Tampak, pembatas masih menggunakan partisi yang sangat mudah pecah apabila tertimpa barang berat.

Sedangkan untuk persyaratan lainnya seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), akes keluar masuk yang terpisah dari akses mall dan apartemen, kemudian saluran udara khusus, serta ketersediaan ruang bertekanan negatif masih menunggu hasil asesmen dari tim teknis.

"Namun yang paling penting buat saya adalah persetujuan dari warga sekitar karena bagi saya keselamatan utama adalah yang tertinggi. Selama warga tidak setuju tidak akan kita buka," tegas Whisnu.

Saksikan video pilihan dibawah ini:


Butuh Ruang Isolasi

Whisnu mengaku, memang awalnya Pemkot Surabaya sangat membutuhkan tambahan bed isolasi di ruang ICU. Sebab, dalam dua minggu selama PPKM beberapa waktu lalu bed occupancy rate (BOR) ICU di Surabaya mencapai 100 persen.

Namun, di akhir PPKM jilid II lalu BOR ICU sudah turun menjadi 74 persen, sedangkan BOR isolasi biasa 64 persen. "Urgensi memang saat ini sudah tidak," ujarnya.

Karena itu, hingga sekarang ia masih menunggu kesepakatan dari RS Siloam bersama warga sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Apabila warga menolak Pemkot Surabaya tidak akan memberi izin pada RS Siloam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya