Seniman Jaranan Kota Kediri Atraksi Debus, Protes Pembubaran Pentas Seni

Kegiatan tersebut berlangsung di Lapangan Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, pada Minggu (3/10). Namun, dibubarkan aparat karena kurangnya koordinasi lintas sektor.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 10:19 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 10:19 WIB
20161006-Pawai-Selendang-Maliobor-Jogja-Boy3
Peserta pawai berkostum dan atribut Kuda Lumping ikut memeriahkan pawai selendang sutera di jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (6/10). Pawai diselenggarakan dalam rangka hari museum Indonesia yang akan digelar hingga 12 Oktober (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Kediri - Pertunjukan seni jaranan di Kota Kediri dibubarkan oleh pihak perangkat kecamatan, padahal pemerintah kota setempat telah memberi lampu hijau untuk menggelar pertunjukan. Untuk itu, sejumlah seniman jaranan melakukan aksi damai di depan Kantor Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur.

Pada aksi damai tersebut, para Ketua Koordinator Aliansi Seniman Kota Kediri Mohammad Hanif mengemukakan pihaknya menyesalkan dengan kejadian pembubaran ini dan meminta pemerintah kota turut sosialisasi agar kejadian ini tak terulang.

"Kami meminta agar kejadian itu tidak terulang lagi. Wali Kota Kediri telah memberikan izin untuk dilakukannya acara pentas seni," katanya di Kediri, Rabu, 6 September 2021, dilansir dari Antara.

Hanif mengatakan pembubaran simulasi pentas seni jaranan oleh aparat kepolisian karena ketidakhadiran Satpol PP dan Satgas COVID-19 Kota Kediri sejak awal. Karena itu, penonton yang datang bisa leluasa masuk ke arena pentas dan menimbulkan kerumunan.

Padahal, katanya, dalam atraksi simulasi pertunjukan seni budaya dengan pergelaran jaranan oleh Aliansi Kesenian Kediri itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Kegiatan tersebut berlangsung di Lapangan Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, pada Minggu (3/10). Namun, dibubarkan aparat karena kurangnya koordinasi lintas sektor. Massa datang cukup banyak menonton acara, sehingga pentas pun urung dilakukan.

Untuk itu, ia berharap agar simulasi yang akan dilakukan ke depannya diharapkan seluruh pihak ada koordinasi yang baik sehingga bisa mencegah kerumunan massa dan acara bisa berlangsung dengan tertib.

"Kami berharap kegiatan ke depan lebih tertata sesuai dengan konsep dan aturan yang disepakati bersama. Kami menginginkan simulasi kedua benar benar segera direalisasikan. Untuk waktu dan lokasinya masih menunggu hasil koordinasi Pemkot Kediri," kata Mohammad Hanif.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Atraksi Debus

Pentas kuda lumping dibubarkan Satgas Covid-19 Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)
Pentas kuda lumping dibubarkan Satgas Covid-19 Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Dalam aksi damai ini, sejumlah seniman melakukan atraksi di antaranya debus dengan memakan satu piring paku bangunan.

Massa ditemui oleh Muspika Pesantren, Kota Kediri, pihak kelurahan dan aparat keamanan dan dalam pertemuan tersebut muspika juga akan menyampaikan ke dinas terkait. Setelah itu, massa membubarkan diri.

Sebelumnya, seniman yang tergabung dalam Komunitas Pecut Samandiman Kediri telah audiensi dengan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, akhir September 2021. Dalam audiensi itu, disepakati bahwa Pemkot Kediri memberikan kesempatan untuk mengadakan pertunjukan.

Kebijakan itu juga disambut baik para seniman di tengah pelonggaran PPKM ini. Dalam setiap pengajuan pertunjukan, komunitas akan berkirim surat ke tiga pilar kelurahan, satgas COVID-19 kecamatan dan kepolisian. Bahkan, seniman juga siap acara dihentikan jika ada yang tidak patuh menggunakan masker.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya