Arumi Bachsin Pastikan 2,3 Juta Anak di Jatim Imunisasi Campak Rubella

Arumi menjelaskan, untuk mencapai target 100 persen anak di imunisasi pada akhir Agustus 2022, maka 75.884 anak perlu mendapatkan imunisasi per harinya selama Agustus.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Jul 2022, 15:06 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2022, 15:06 WIB
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jatim Arumi Bachsin (Dian Kurniawan/Liputan6.com).
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jatim Arumi Bachsin (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jatim Arumi Bachsin mengaku, pihaknya bersama UNICEF dan sejumlah organisasi keagamaan perempuan memastikan 2.352.401 anak di Jawa Timur mendapatkan imunisasi campak rubella.

"Kami memastikan 2.352.401 anak di Jawa Timur mendapatkan imunisasi campak rubella dan imunisasi penting lainnya selama Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap II dimulai A gustus 2022 mendatang," ujarnya di Surabaya, Kamis (28/7/2022).

Istri Wagub Jatim Emil Dardak ini mengungkapkan, imunisasi selama ini telah terbukti memberikan banyak manfaat kepada anak-anak. Sebagai perempuan dan tentu saja sebagai seorang ibu, maka perlu memastikan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara sehat.

"Saya mengajak ibu-ibu PKK untuk terus berperan aktif kampanye imunisasi ini. Saya juga mengajak semua organisasi perempuan yang hadir untuk ikut mensukseskan kampanye Bulan Imunisasi Anak Nasional yang akan kita lakukan di Agustus," ucapnya.

Arumi menjelaskan, untuk mencapai target 100 persen anak di imunisasi pada akhir Agustus 2022, maka 75.884 anak perlu mendapatkan imunisasi per harinya selama Agustus.

"Untuk itu dukungan penting dan kolaborasi dari berbagai pihak sangat diperlukan," ujarnya.

Arumi mengatakan, selama pelaksanaan BIAN di Jawa Timur, satu dosis imunisasi campak-rubela diberikan kepada kelompok sasaran, yaitu anak berusia 09-59 bulan sesuai dengan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing- masing wilayah.

"Satu atau lebih jenis imunisasi lain untuk melindungi anak dari penyakit seperti polio dan difteri, juga dapat diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak balita," ucapnya.

Kepala Perwakilan UNICEF wilayah Jawa Arie Rukmantara menambahkan, BIAN merupakan momen penting untuk menutup kesenjangan imunitas yang terjadi selama masa Pandemi.

“Selama masa pandemi, cakupan imunisasi dasar lengkap turun drastis, diperkirakan ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021," ungkap Arie.

Penanganan Bersama

Imunisasi Anak dengan Protokol Kesehatan
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Ia juga menyampaikan bahwa situasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di seluruh dunia.

Berdasarkan data yang di publikasikan oleh UNICEF dan WHO, sepanjang tahun 2021, 25 juta balita di seluruh dunia melewati atau tidak mendapatkan satu atau lebih dosis vaksin DTP yang berguna untuk melawan penyakit Difteri, Tetanus dan Pertusis.

“Situasi ini perlu di tangani bersama-sama dengan rangkaian tindakan kolektif dan kolaboratif untuk mengejar ketertinggalan imunisasi global terburuk selama tiga dekade," ujar Arie.

Untuk itu UNICEF bekerja sama dengan PKK dan Organisasi Perempuan di Jawa Timur sebagai mitra strategis untuk mensukseskan pelaksanaan BIAN, termasuk upaya untuk meningkatkan pasokan vaksin, memperkuat sistem rantai dingin dan melibatkan masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang manfaat imunisasi.

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya