Sederet Alasan Mike Pence Ogah Dukung Donald Trump Kembali Jadi Presiden

Saat itu, Trump diduga menyebut Pence layak digantung karena tidak berupaya menghalangi pengesahan hasil pilpres AS 2020 yang dimenangi lawannya, Joe Biden.

oleh Erik diperbarui 18 Mar 2024, 00:06 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2024, 00:04 WIB
Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump-Mike Pence. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump-Mike Pence. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Liputan6.com, Surabaya - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikta Mike Pence tidak mendukung Donald Trump maju kembali sebagai presiden AS. Mike Pence merupakan wakil presiden Donal Trump dari 2016 hingga 2020.

"Seharusnya tidak mengejutkan bahwa saya tidak akan mendukung Donald Trump tahun ini," ucap Mike Pence, dilansir dari Antara, Minggu (17/3/2024).

Mike Pence membeberkan alasan mengapa dirinya tidak mau mendukung Donald Trump untuk kembali maju sebagai presiden, salah satunya karena peristiwa penyerbuan Gedung Kapitol di Washington DC oleh pendukung Trump pada 6 Januari 2021 saat kalah pilpres melawan Joe Biden.

Saat itu, Trump diduga menyebut Pence layak digantung karena tidak berupaya menghalangi pengesahan hasil pilpres AS 2020 yang dimenangi lawannya, Joe Biden.

Politisi Partai Republik yang sempat mencalonkan diri untuk pemilihan presiden 2024 itu juga menyoroti perbedaan kebijakannya dengan Trump, yang digadang-gadang kembali menjadi capres Partai Republik meski dengan masalah hukum dan kontroversi yang menimpanya.

Sembari membanggakan pencapaiannya saat menjabat sebagai wakil presiden untuk Trump dari 2016 hingga 2020, Pence mengatakan bahwa Trump saat ini mulai melenceng dari agenda konservatif yang mereka junjung saat memimpin AS.

"Saya mesti menekankan bahwa selama kampanye pencalonan presiden, saya menyoroti kesenjangan signifikan antara saya dan Trump dalam berbagai hal yang lebih jauh dari sekadar perbedaan (pandangan) terkait kewajiban konstitusional yang saya tunaikan pada 6 Januari itu," kata Pence.

Ia juga menyebut Trump mulai berpaling dari komitmennya menangani utang negara dan hak aborsi, serta telah berubah sikap dalam menghadapi China dan aplikasi TikTok.

"Selama menyaksikan perkembangan pencalonannya, saya melihat Trump mulai meninggalkan komitmennya menangani utang negara. Saya juga melihatnya mulai menghindar dari komitmennya terhadap kesucian nyawa manusia," ucap Mike Pence menambahkan.

 

Juga Tidak Dukung Joe Biden

Walaupun pejabat-pejabat yang ditunjuk Trump berdampak pada perubahan hukum aborsi di AS, Pence menyebut Partai Demokrat kini menggaet semakin banyak dukungan setelah menyatakan membela hak reproduksi.

"Donald Trump mengejar dan menegaskan agenda yang bertentangan dengan agenda konservatif yang dibangun selama empat tahun kepemimpinan kami yang lalu," ucap Pence.

"Karena itulah, hati nurani saya tidak bisa mendukung Trump dalam kampanyenya kali ini," tegasnya.

Walaupun sebagian besar rival Trump di Partai Republik sudah menyatakan mendukung Trump, Nikki Haley, bakal capres Partai Republik yang baru-baru ini membatalkan pencalonannya, masih belum menyatakan dukungannya kepada Trump.

Sementara itu, penentang Trump dari Partai Republik dan mantan anggota DPR AS, Adam Kinzinger, serta mantan juru bicara Barack Obama, Tommy Vietor, memuji keputusan Pence.

Meski demikian, Pence dengan jelas menyatakan tetap setia dengan Partai Republik dan tidak akan mendukung Joe Biden.

Infografis Dampak Global Konflik AS Vs Iran
Infografis Dampak Global Konflik AS Vs Iran. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya