Liputan6.com, Permintaan pasar yang semakin menipis dan biaya produksi yang terbilang tinggi, membuat beberapa raksasa elektronik tak lagi ingin memproduksi TV plasma. Setelah Panasonic, baru-baru ini Samsung mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan lagi memasarkan panel plasma.
Langkah besar itu akan dilakukan perusahaan asal Korea Selatan itu, efektif pada tanggal 30 November 2014. Menurut Samsung, keputusan ini terpaksa diambil karena permintaan TV plasma yang kian menurun.
Keputusan Samsung terbilang lamban, mengingat Panasonic sudah mengambil keputusan strategis ini sejak bulan Oktober 2013, yang mana telah menghentikan produksi TV plasma pada akhir bulan Maret 2014.
Sementara LG hingga kini masih menjadi produsen besar terakhir yang memproduksi TV plasma. Pun demikian, Vice President of Visual Display R&D LG, John Ryu, mengisyaratkan bahwa akhir TV plasma sebenarnya sudah terjadi sejak tahun lalu.
Dilaporkan Cnet, Ryu mengatakan bahwa TV plasma tidak akan memiliki masa depan yang cerah di tahun 2014 karena sulit untuk membuat teknologi plasma dengan versi 4K (3840×2160 piksel) berharga terjangkau.
Sebagai informasi, Fujitsu adalah produsen elektronik pertama yang memproduksi panel plasma berwarna pada tahun 1992 dan Philips menjual model pertama kepada konsumen pada tahun 1997 seharga US$ 15 ribu. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (3/7/2014).
Plasma menggunakan sel gas kecil yang ditempatkan di antara dua panel kaca. Setiap sel bertindak seperti tabung neon kecil, memancarkan cahaya ultraviolet yang kemudian memproduksi cahaya merah, hijau, dan biru pada layar.
Sebagai perbandingan, TV liquid crystal display (LCD) menggunakan cahaya dari belakang layar yang bersinar melalui sel-sel kristal cair berwarna. Sementara TV LED cara kerjanya mirip dengan teknologi LCD, namun lampu backlight yang menerangi sel memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dan hemat daya.
Dari segi bentuk, TV plasma lebih besar, sedangkan LCD dan LED jauh lebih ramping. Plasma juga tidak dapat bersaing dengan panel OLED (organic light-emitting diode), terutama yang memiliki resolusi 4K atau ultra high definition (UHD).
Baca juga:
Terlalu Banyak Nonton TV Berisiko Cepat Mati
Smartwatch dan Android TV Diperkenalkan di Konferensi Google
OS Bekas HP Berhasil Bantu LG Jual Smart TV
Setelah Panasonic, Samsung Juga Ikut `Bunuh` TV Plasma
Menurut Samsung, keputusan ini terpaksa diambil karena permintaan TV plasma yang kian menurun.
diperbarui 03 Jul 2014, 14:15 WIBDiterbitkan 03 Jul 2014, 14:15 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menjajal Konsep All You Can Eat Restoran Autentik Thailand di Jakarta, Bisa Panggang Daging Sesukanya
Benci Sekolah hingga Jualan HP, Ini Kisah Sukses Pendiri Zerodha Nikhil Kamath
Pasar Kripto Koreksi, Arus Keluar ETF Bitcoin Capai Rp 10.9 Triliun dalam Sehari
Rayakan Malam Tahun Baru di Ketinggian, Ini 5 Rekomendasi Gunung bagi Pendaki Pemula
Siapkan Masa Depan Pendidikan Anak dengan Instrumen Investasi Ini
23 Desember 1968: 83 Kru Kapal Intelijen AS Dibebaskan Usai Ditahan Korea Utara selama 11 Bulan
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Guncang Kabupaten Sukabumi Senin Dini Hari 23 Desember 2024
Gempa M 5,2 Getarkan Sukabumi pada Senin Dini Hari, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
Polisi: Istri yang Seret Suami Pakai Mobil di Jaktim Baru Merasa Menyesal Usai Ditahan
Kisah Abu Bakar Menolak saat Ditunjuk Nabi jadi Imam Sholat, saat Takbir Selalu Menangis, Kenapa?
Hasil Liga Inggris: Drama 9 Gol, Liverpool Makin Nyaman di Puncak Usai Bantai Tottenham Hotspur
Jazilul Sebut PKB Dukung PPN Menjadi 12 Persen: Kami Akan Kawal Stimulus Ekonominya